Robert dan Mawar MerahYang Tak Pernah Layu

Fair fa’ your honest, sonsie face. Wikimedia Commons

IMPIANNEWS.COM

Oleh : Asyifa Ratu Az-zahra (2110731021)

Robert Burns adalah seorang penyair yang terlahir pada tanggal 25 Januari 1759 di Skotlandia. Jauh sebelum ia memulai sepak terjangnya di dunia sastra, Robert hanyalah seorang anak dari pria tua yang menghabiskan masa hidupnya untuk memaksa sang anak bekerja layaknya orang dewasa. Di sela-sela pekerjaan Burns yang menggunung, ia selalu menyempatkan dirinya untuk menulis sebait dua bait puisi yang cenderung menggunakan dialek Ayshire Skotlandia. 

Meskipun besar di daerah yang tidak bisa disebut sebagai perkotaan, namun Burns tumbuh dan besar dengan bimbingan seorang guru yang pernah mengenyam pendidikan perguruan tinggi. Selama masa sekolah juga, Burns banyak membaca karya-karya penting dalam dunia sastra seperti karya dari Shakespeare. Tak lama setelah ayahnya meninggal dunia, Burns memperoleh kebebasannya dan mulai pergi ke luar kota dan hidup sebagai seorang masyarakat kelas menengah.

Karya pertamanya merupakan sebuah buku kumpulan puisi yang berjudul, “Poem, chiefly in the Scottish dialect.” Yang memuat beberapa karya puisi, surat-surat yang ditujukan untuk teman-temannya serta beberapa lirik lagu. Di dalam volume  ini juga terdapat beberapa karya puisi yang tidak memiliki poin tertentu namun tetap memiliki nilai estetika sastra. Karya ini menjadi sangat terkenal dan memulai sepak terjang Burns sebagai penyair dan penulis lirik lagu di jaman itu.

Salah satu karyanya yang terkenal adalah A Rose, A Red Rose. Puisi ini sendiri menggambarkan tentang besarnya perasaan cinta seseorang terhadap sang kekasih dengan kalimat yang puitis dan hiperbola. Terlihat dalam bait “Till a ‘the seas gang dry my dear, and the rocks melt wi’ the sun, I will love thee still, my dear, While the sand o’ life shall run.” Burns mencoba menjelaskan bahwa rasa cintanya pada sang kekasih akan terus ada bahkan apabila air laut mengering, batu kembali menjadi cair karena matahari dan hingga pasir di dunia ini habis. Hal ini sebetulnya berbanding terbalik dengan kehidupan Burns yang nyatanya pernah mengalami perceraian dan menikah kembali.

Karya Burns yang ini pun kemudian mendapat banyak apresiasi dan diterjemahkan dari bahasa Scotlandia menjadi bahasa Inggris modern dan diterbitkan menjadi suatu karya cetak dengan judul A Rose, A Red Rose. Buku ini juga berisikan karya puisi dari Burns yang lain seperti Ae Fond Kiss dan Epistle to a Young Friend. Banyak pembaca yang meninggalkan komentar positif, salah satunya adalah komentar dari Doris Raines pada 14 Februari 2020, dikutip dari laman goodreads, yang mengatakan  bahwa buku ini merupakan karya yang sangat pas dibaca saat valentine karena isinya yang sangat romantis.

Robert Burns sejatinya berusaha menyampaikan kepada sang kekasih bahwa cinta mereka akan selalu ada. Namun dengan kemampuan Burns yang menulis karyanya menggunakan kalimat penekanan yang berulang, pemilihan kata dan kalimat yang menyentuh dan menarik, serta penggunaan majas yang tepat membuat karyanya menjadi sangat menarik para pembaca dengan keterkaitan emosi yang berusaha disampaikan. Hal ini juga yang menyebabkan karya Burns terutama A Rose, A Red Rose menjadi sebuah karya yang sangat terkenal dan menjadi acuan banyak orang untuk menyampaikan emosi romansa pada pasangannya.

Post a Comment

0 Comments