Potterhead Harus Mengetahui Sisipan Pesan Hidup JK. Rowling Dalam Kisah Harry Potter

Photo: Routers

Oleh: Preity Zinta

IMPIANNEWS.COM

Artikel - Joan Rowling atau yang biasa dikenal sebagai J.K. Rowling merupakan seorang penulis, filantropis, produser film, dan penulis scenario  asal Inggris yang lahir pada tanggal 31 Juli 1965 di Gloucestershire. Jk. Rowling paling dikenal dengan karyanya yang bertema fantasi . Dia tercatat sebagai penulis terkaya di dunia, sejak karya pertamanya yang publish dan meledakkan dunia fantasi anak-anak maupun orang dewasa. 

Hampir semua orang di dunia ini mengenalnya. Kehebatanya dalam menulis memang sudah tidak diragukan lagi sebab Ia sering mendapatkan penghargaan terbaik dan luar biasa untuk karya-karyanya. Harry Potter merupakan  karya terbaik pertamanya yang dipublikasikan pada tahun 1997 di UK, dengan judul “Harry Potter dan batu bertuah”.  

Harry Potter dan Batu bertuah merupakan novel  fantasi pertama yang dibuat oleh Jk. Rowling. Novel ini pertama kali diterbitkan di Inggris pada 26 Juni 1997 oleh Bloomsbury dengan judul Harry Potter and the Philosopher's Stone, dan diterbitkan di Amerika Serikat setahun kemudian oleh Scholastic Corporation dengan judul Harry Potter and the Sorcerer's Stone. 

Mungkin kita selama ini bertanya-tanya, apa maksud sang penulis yakni Jk. Rowling, menulis cerita ini. Entah hanya untuk menghibur pembaca atau memang ada hal lain yang tersirat. 

Faktanya, jika kita ingin membuat sebuah cerita, biasanya hal yang pernah kita alami adalah objek perasaan yang akan menggambarkan kisah karakter dalam cerita kita tersebut. 

Seperti yang kita tahu, Harry Potter merupakan salah satu karakter yang paling tekenal dalam sejarah sastra modern. Korelasi antara kisah Jk.Rowling dan Harry Potter dapat dikatakan  sangat berkaitan ketat satu sama lain. Pasalnya, kisah yang dituangnya dalam buku pertamanya tersebut, mengantarkan pesan, bahwa di dalam hidup ini kita harus bisa mengatasi rasa takut kita dengan cara menghadapinya.

Hal ini sesuai dengan pengalaman hidup yang dialaminya. Banyak hal yang tidak berjalan sesuai kehendaknya. Beberapa hal buruk terjadi padanya yang membuatnya harus menjadi wanita yang kuat. Contohnya, ia pernah dibuli ketika ia remaja, hidup dalam ketidakcukupan, menerima perlakuan tidak baik dari suaminya, dan beberapa hal tidak menyenangkan lainnya.   

Berdasarkan hal tersebut berikut beberapa quotes yang menunjukkan betapa menyeramkannya kehidupan yang harus dilalui dan bagaimana kita menghadapinya:

1. "Being a teenager can be completely horrible." Rowling mengatakan ini dalam konteks dirinya sebagai korban oembulian disekolah.

2. "Sabar ketika dibully itu pahit rasanya. Tapi kadang yang pahit itu justru yang bisa menyembuhkan luka." - Merry Riana.

3. "Jika kamu kehilangan seseorang, tapi menemukan dirimu yang sebenarnya, kamu menang." - Paulo Coelho.

4. Karena hidup seperti cokelat. Perpaduan antara pahit dan manis itulah yang menjadikan serasi dan berkesan." - Yoana Dianika.

5. "Hidup itu seperti mengendarai sebuah sepeda. Untuk menjaga keseimbangan, kamu harus terus bergerak." - Albert Einstein.

Tempat dimana kita merasakan kesenangan dan kepahitan itulah yang disebut dunia. Kehidupan memang tidak pernah lepas dari yang namanya cobaan. Sering kali kita harus berhadapan dan bahkan menjalankan hal yang tidak kita inginkan di dalam hidup. Hal ini sama seperti yang dialami oleh seorang penulis wanita terkenal dengan nama penanya yaitu J.K Rowling. 

J.K Rowling adalah Joanne Kathleen, lahir pada tanggal 31 Juli 1965 di Cottage hospital, Yate. Ia sering dipanggil dengan sebutan Jo. J.K Rowling mengambil J.K sebagai nama pena-nya yang menggabungkan nama neneknya, Kathleen, sebagai nama tengahnya. Ayahnya bernama Peter merupakan seorang insinyur pesawat di pabrik Rolls Royce di Bristol dan ibunya, Anne, adalah seorang teknisi sains di departemen Kimia di Wyedean Comprehensive, tempat Jo sendiri bersekolah. Ibunya Joanne didiagnosis menderita multiple sclerosis ketika Jo masih remaja dan meninggal pada tahun 1990, sebelum buku Harry Potter diterbitkan. Jo juga memiliki seorang adik perempuan bernama Dianne.

Sejak Jo kecil, ia tumbuh dikelilingi oleh buku-buku dan ia sangat senang menciptakan dunianya sendiri. Dia mengatakan bahwa dirinya merupakan seorang kutu buku. Jo bercita-cita ingin menjadi seorang penulis muda. Buku pertama yang ia tulis saat kecil yaitu kisah tentang kelinci dan tujuh batu berlian terkutuk. 

Saat umur Jo 4 tahun, Ia dan keluarganya pindah kesebuah desa yang tak jauh dari rumah lamanya. Desa itu bernama Winterbourne. Disana, Jo bertemu dan sering bermain dengan seorang anak bernama Potter. Jo dan anak tersebut bermain bersama dan Jo selalu menciptakan dunia angan-angannya sendiri mengenai sihir dan mantra-mantra khayalan yang ia sering sebutkan ketika bermain. Jo saat itu merupakan seorang gadis kecil yang berbadan gemuk dan menggunakan kaca mata. Jo dapat dibilang sebagai anak yang sulit berteman dengan orang lain. Dia dikenal oleh teman-temanya sebagai penyendiri.

Masa kecil, remaja, dan dewasa Jo terbilang seperti ups and downs. Saat ia berada di sekolah dasar, ia dianggap sebagai seorang murid yang kurang pandai. Hal itu membuatnya frustasi, karena jelas ia menyadari bahwa dirinya termasuk anak yang cerdas. Dikarenakan dunianya yang terlalu fantasi menyebabkan sebagian teman-teman dan gurunya menggangap hal yang ia karyakan hanyalah sebuah permainan dan tidak terlalu menghargainya. Bahkan teman-temannya ada yang membulinya ketika ia remaja. J.K Rowling mengakui bahwa masa remajanya bukanlah masa yang menyenangkan dengan kata lain kurang bahagia.Dimulai saat ia berumur 15 tahun dimana ia harus pindah ketempat lain. Saat itu hubungan Jo dengan ayahnya pun memburuk. Ibunya juga mengalami sakit parah akibat Multiple Sclerosis. Kondisi ibunya semakin lama semakin memburuk walaupun pengobatan secara medis telah dilakukan dan tentunya membutuhkan biaya yang besar. Hal inilah yang membuat keadaan keluarga J.K. Rowling semakin sulit. Menurut J.K. Rowling ini adalah cobaan terbesar dalam hidupnya. Hingga pada akhirnya, Ibunya, meninggal pada tanggal 30 Desember 1990 pada usia 45 tahun karena penyakit yang dideritanya. Kepergian ibunya membuat dirinya mengalami depresi.

Tak sampai disitu. Setelah 9 bulan selang kematian ibunya, Jo pergi merantau menjadi guru bahasa Inggris dan ia menemukan pujaan hatinya. Hal yang dianggapnya akan berakhir bahagia justru malah sebaliknya. Pernikahan Jo tak sesuai dengan apa yang ia harapkan. Terlebih lagi saat suaminya menganggur dan Jo harus bekerja sendiri. Masalah keluarganya semakin kacau setelah suaminya sempat melakukan perbuatan kasar terhadapnya dan mengusirnya dari rumah. Hingga pada tahun 1993 pasangan Arantes-Rowling resmi bercerai setelah kelahiran anak mereka. Jo sempat didiagnosis menderita depresi klinis dan berniat untuk bunuh diri. Namun anaknya dan beberapa hal baik yang ia ingat membuatnya bertahan. 

Jo hidup hampir rmelarat bersama putrinya. Ia meminta biaya bantuan hidup ke pemerintah dan hidup dengan tunjangan tersebut. Betapa sulitnya keadaan ekonomi dan mentalnya saat itu, namun ia tetap harus bertahan demi putrinya. Karya dengan judul Harry Potter and the Philosopher's Stone ditolak banyak penerbit dan terlebih lagi ia tidak memiliki fasilitas sehingga ia harus mengetik ulang tulisan yang sama sebanyak 15 kali. Namun ia tidak berputus asa. Semangat dan keberanian menjalani hidup, menghadapi rintangan hidup, dan melawan hal-hal negative yang berusaha memakan dirinya membuat ia berhasil mencapai titiknya. Saat itu hidupnya mulai kembali normal dan kebahagiaan sangat terpancar dalam dirinya. 

Rasa takut, kekhawatiran dan keputusasaan hidup yang dialaminya menjadi hal yang paling berharga dalam hidup. Sebab, penyakitnya membantunya menciptakan karakter yang dikenal sebagai Dementor, makhluk gelap yang selalu berusaha ingin melenyapkan Harry, penyedot kebahagiaan manusia, sosok yang membuat orang putus asa tidak berdaya hidup, dan sosok kejam Voldemort yang mengincar Harry untuk dilenyapkan karena kekuatan tak biasa yang ada pada diri Harry sehingga membuat Voldemort merasa tersaingi. Namun pada akhirnya Harry berhasil melawan Voldemort.

Kaitan antara Jo dan karakter yang ia ciptakan yaitu Harry Potter sangat berpegang erat. Dalam bukunya menjelaskan bahwa Harry merupakan seseorang yang sulit dekat dengan orang lain sama seperti J.K Rowling. Harry dan Jo sama-sama memiliki kesamaan, yakni mereka kesulitan menyesuaikan diri dengan kehidupan sekolah. Selain tinggal bersama orang-orang yang membencinya, Harry juga sempat kesulitan menemukan jati dirinya. Para potterhead pasti menyadari bahwa Harry Potter selalu mengatasi ketakutan dengan berani. Dalam dunia sihir, banyak penyihir yang takut dengan Voldemort. Tapi Harry tidak takut padanya. Dari hal tersebut, kita menyadari pesan tersirat yang dapat dipelajari dari karya Jo tersebut yaitu bahwa kita dapat mengatasi rasa takut terhadap suatu masalah dengan cara menghadapinya.

Post a Comment

0 Comments