Strategi Pemasaran Pedagang Kelontong di Masa Pandemi

Oleh: Pramudhini Sukma Indra
- Mahasiswa Universitas Andalas

IMPIANNEWS.COM

Bukittingi - Pada masa pandemi saat ini, banyak para pengangguran karena pemecatan dari tempat mereka bekerja untuk mengurangi jumlahnya uang keluar akibat gaji karyawan. Setiap orang yang menjadi pengangguran tentunya harus berpikir kritis akan dikemanakan uang sisa yang masih dimilikinya, beberapa orang akan mencoba membuka usaha kecil-kecilan dan beberapa ada yang mencoba membuka kedai kelontong dengan modal seadanya sehingga menyebabkan adanya persaingan antara pedagang di suatu daerah.

Bagi pedagang kelontong lama tentu akan merasa terancam dengan adanya beberapa orang yang membuka kedai kelontong baru dan dengan penjualan dan harga yang jauh lebih menarik dari mereka. Beberapa pedagang lama yang mengetahui ancaman tersebut tidak turut ikut menurunkan harga barang sehingga lebih murah namun, pedagang lama akan melakukan strategi untuk memasarkan barang dagangan mereka kepada pelanggan sehingga mendapat untung yang besar.

Salah satu strategi yang mulai banyak digunakan adalah pemasaran dengan online, dimana pedagang kelontong akan memasangkan iklan dagangannya di aplikasi belanja online atau menyebarkan di media sosial disertai hastag menarik tentang barang mereka sehingga banyak yang akan membelinya. Strategi ini pada awalnya dicoba oleh salah seorang pedagang di sekitar rumah saya karena semakin banyaknya pedagang baru sehingga pelanggan semakin jarang untuk membeli di tempat mereka.

Bapak yang biasa dipanggil Pak Ujang oleh orang sekitar, dia mengatakan bahwa dia diberi petunjuk oleh anaknya bagaimana caranya berjualan online, dan saat ia mencoba pertama kali keuntungan yang didapatnya lebih untuk menutupi modal awal dalam pembelian produk. Jadi setelahnya ia melakukan penjualan dengan tetap membuka dan menjual barang di tokonya serta menjualnya juga di media sosial, walaupun di beberapa kesempatan terkadang konsumen mengajukan keluhan akan barang bapak itu tetap melakukan strategi ini.

Ketika saya bertanya kepadanya bagaimana jika ada kendala dalam melakukan strategi ini seperti pengiriman yang terlambat atau pemalsuan karena banyaknya pembeli yang terkadang memalsukan barang yang telah dikirim dengan yang palsu, bapak itu menjawab “walaupun terkadang ada kendala dalam masalah pengiriman dan pemesanan tetapi pada akhirnya saya tidak lagi mengalami kerugian, dan dengan langkah ini saya dapat mempertahankan toko dan memperluas jangkauan penjualan saya seperti membunuh dua burung dengan satu batu.”

Ia juga menambahkan, “semua barang yang dikirim terjamin bentuk dan rasanya jika konsumen mengajukan keluhan akan produk yang diterima, keluhan dapat diperlihatkan dalam bentuk video saat proses pembukaan paket, dan jika ternyata produk memang salah atau sudah tidak dapat di gunakan maka dia akan menggantinya dengan yang baru. Tetapi sebaliknya jika konsumen hanya mengajukan keluhan tanpa memperlihatkan video, beliau dapat menuntut atas pencemaran nama baik”

Apakah hanya sebatas menjual melalui online saja yang akan saya bahas? Tentu tidak. Untuk memberikan informasi sedikit lebih lengkap mengenai artikel ini saya juga bertanya kepada penjual kelontong lainnya di dekat rumah saya, setelah saya bertanya kepada ibuk pemilik kelontong yang biasa dipanggil Buk Minar oleh orang di sekitar. Setelah saya  kepadanya, ternyata dia tidak menggunakan sistem menjual online karena tidak mengerti akan teknologi sedangkan anak satu-satunya tidak bersamanya karena tuntutan pekerjaan sehingga beliau tidak dapat menggunakan teknologi secara meluas.

Oleh sebab dikarenakan kondisinya, ibuk itu memberitahu saya metodenya adalah langsung menemui pembeli, metode ini dilakukan dengan suaminya menjadi pedagang keliling menjual beberapa barang dagangan mereka dengan dia yang juga menjual di toko kelontong milik mereka seperti biasanya. Metode ini sedikit lebih rumit dibandingkan dengan metode yang pertama, dikarenakan metode ini menuntut penjual untuk mempunyai pelanggan didaerah tempat dia berjualan. Jika tidak, maka pemasukan yang masuk akan sangat sedikit karena pembeli biasanya akan melakukan pembelian yang lebih banyak kepada pedagang pelanggan mereka agar lebih terpercaya dan mendapatkan beberapa potongan harga pada barang yang dibeli.

Walaupun metode ini terkesan lebih rumit, namun sisi positif dari metode ini adalah barang yang dibeli oleh pembeli tidak akan ada keluhan ataupun pengembalian barang. Karena dengan metode ini pembeli langsung dapat memilih barang yang ingin dibeli, serta pembeli dapat melihat kualitas barang tersebut secara langsung tanpa adanya unsur kecurangan.

Dengan metode ini kita dapat mengambil sisi positifnya berupa kita dapat melakukan hubungan timbal balik dengan pembeli, contohnya; salah satu pelanggan suami ibuk itu adalah seorang dokter dan karena sudah menjadi pelanggan selama 2 tahun berturut-turut si dokter sering memberikan tips kesehatan beserta beberapa arahan makanan sehat untuk ibuk dan suaminya sehingga mereka berdua dapat lebih menjaga diri di tengah pandemi.

Untuk saat ini saya hanya dapat memberikan dua metode penjualan, karena di daerah tempat saya tinggal hanya ada beberapa orang saja yang berjualan dengan toko kelontong. Jika pembaca ingin melakukan salah satu dari metode saya akan sangat tersanjung, dan jika pembaca ingin menambah metode atau strategi lainnya saya akan menerima masukan dengan senang hati. Untuk tambahan kata dari saya; pada saat pandemi dimana banyak orang yang akan melakukan usaha yang sama dengan kita, sekiranya kita memiliki metode yang berbeda dengan orang tersebut agar usaha tetap lancar selalu. Karena sejatinya strategi pemasaran adalah mencari peluang ditengah-tengah situasi yang terjadi.

Post a Comment

0 Comments