Semangat Pantang Menyerah Bersama Jack London

OlehRahmah Defitri dan Ferdinal
(Civitas Academica Unand)

IMPIANNEWS.COM

Jack London merupakan salah satu penulis Amerika yang banyak mengangkat karakter utama nya dari hewan. Hewan liar maupun hewan jinak kerap kali diangkat menjadi sebuah cerita yang mengagumkan.  Kalau cerita “Si Kancil” di Indonesia, mengajarkan kita tentang kecerdikan, salah satu karya terbaik Jack London yaitu “The Call of the Wild” mengajarkan kita untuk pantang menyerah dan  berjuang untuk hidup. Walaupun diperankan oleh binatang, banyak pesan moral dan nilai- nilai yang bisa kita maknai dalam kehidupan kita.

Penulis ialah seorang yang menciptakan atau menuangkan isi pikirannya di dalam tulisannya.  Banyak hal-hal yang melatarbelakangi seseorang untuk menulis suatu karya. Faktor internal maupun eksternal kehidupan penulis  sangatlah berpengaruh dengan gaya penulisan maupun isi dari karya tersebut. Bacaan yang berkisah mengenai binatang tidak asing lagi bagi kita.

Jack London lahir dengan nama Jhon Griffith London. Ia lahir pada 14 January 1876 di San Fransisco, California dan meninggal pada 22 November 1916 di Glen Ellen, Carolina. Jack merupakan anak dari hubungan tidak sah dari seorang professor astrologi yang bernama Wiliam Henry Chaney dan Flora Wellman. Nama London sendiri ia dapatkan  dari nama belakang belakang ayah tiri nya yaitu London ketika iya masi bayi. Jack  merupakan salah satu penulis novel kenamaan Amerika yang terkenal dengan novel nya “White Fang” dan “The Call of The Wild”. Kritikus Maxwell Geismar menyebut The Call of the Wild " merupakan sebuah puisi prosa yang indah"; dan tambahan dari editor Franklin Walker mengatakan bahwa  "bukunya berada di rak yang sama dengan Walden dan Huckleberry Finn";.

Lulus dari School Grammer pada usia empat belas tahun, ia menyambung hidupnya dengan berkerja di Pabrik. Ia merasa  tidak menemukan kebahagiaan pada saat menuntut ilmu dan itu menjadi alasannya untuk lebih memilih tidak melanjutkan sekolahnya.Tumbuh dan besar di lingkungan yang sangat keras. Jack kecil turut membantu orangtua nya untuk mencari tambahan uang. Walaupun begitu dia mempunyai kecintaan yang besar dalam membaca dan menulis. Setelah bekerja kasar seperti penambang batu bara dan bekerja di kapal, ia selalu menyempatkan diri hadir di perpustakaan untuk membaca novel dan buku buku pelajaran. Akan tetapi beberapa tahun kemudian ia berhasil melanjutkan sekolahnya dan bahkan masuk Universitas California di Berkeley. Pada saat menjadi mahasiswa,  ia hanya menempuh semester pertama saja . Ia lebih memilih menjadi seorang penulis yang porposional walau mendapat banyak penolakan di mana-mana.

Jack hidup bak gelandangan.  Ia pergi ke sana kemari untuk mencari pengalaman. Kehidupannya yang keras  ini lah yang menjadi buah-buah pikirannya tentang paham-paham sosialis dan menjadikan nya menjadi seorang aktivis . Pada Tahun 1897 hingga 1898, orang - orang Amerika banyak sekali berbondong-bondong ke Alaska dan Klondike dengan satu tujuan yang amat besar yaitu berburu emas. Akan tetapi keberuntungan tak tampak pada Jack,  Perjalanan tersebut hanya mempengaruhi kesehatannya dan malah dia tak mendapatkan apa yang telah ia harapkan. Akan tetapi, Perjalanan tersebut merupakan langkah besar  diri nya dikarenakan lingkungan yang ekstrim dan tekanan yang berat pada saat itu membuahkan ide-ide yang mana menjadi landasannya untuk menulis buku-buku nya. Pada saat pulang ke California maka ia sesegera mungkin mengembangkan ide-ide tersebut ke dalam tulisan.

Dalam menulis ia terinspirasi dari perjalanan hidupnya sendiri. Hal tersebut bisa kita lihat bagaimana kebanyakan  dari karyanya bertemakan seperti social, binatang, dan alam.  Selain itu ia juga kerap kali di temukan membahas tentang kebrutalan.Gaya menulis yang ia pakai dinamakan “Naturalisitic Style” yang mana berarti segala tindakan atau peristiwa yang diperbuat manusia dilatarbelakangi oleh kebutuhan internal manusia dan factor eksternal seperti alam, lingkungan dan tempat tinggal. Ambrose Bierce kritikus sastra berkata tentang “The Sea-Wolf” adalah suatu karya   yang hebat—dan itu adalah salah satu yang terbesar—adalah ciptaan yang luar biasa itu, ... dalam satu kehidupan." Namun, dia mencatat, "Elemen cinta, dengan penekanan yang tidak masuk akal, mustahil, sangat buruk."

Di dalam novel  “Call of The Wild”, Jack mengisahkan seekor binatang yang mana menjadi tokoh utama dalam cerita. Ia merupakan seorang yang terinspirasi  dari tokoh terkenal yakni Darwin dan Nietzche yang mana menjadi alasan ia memilih tokoh hewan pada ceritanya. Walaupun di perankan oleh hewan, banyak yang bisa pelajari dari cerita tersebut seperti pantang menyerah. Hingga akhir hayat nya ia tetap menulis di rumah nya di Gleen Ellen, California yang mana sekarang menjadi Jack London State Historic Park. London's Macmillan penerbit George Platt Brett, Sr., berkata “Dia meyakini bahwa karya fiksi Jack mempresentasikan karya yang terbaik yang telah di buat di Amerika.”

Demikian lah kisah dari Jack London sang penulis kenamaan Amerika. Dari pengalaman hidup beliau kita bisa meniru kegigihan, pantang menyerah dan semangat nya dalam menulis bagaimana pun keadaannya. Di balik keras nya hidup, banyak ide-ide maupun inspirasi yang menjadi bahan ia untuk menulis kisah – kisah mengagumkan yang dapat kita baca sekarang ini.

Post a Comment

0 Comments