Cerita Hidup Penuh Misteri, Waspada "Alat Tipu Bernilai" Menghampiri

IMPIANNEWS.COM

Diary - Demi waktu, detik yang selalu berputar tanpa sedikit pun terhenti, kehidupan terus berjalan tanpa disadari hidup yang dijalani. Inilah yang dirasakan sosok berinisial JY. Semua dilakukan demi memiliki "Alat Tipu Bernilai" yang berwujud secerik kertas ternilai.

Malang, sungguh malang nasib sosok orang ini. Dimulai dari lika-liku hidup yang besar dari lingkungan ploretariat, membuat dia hanya menyelesaikan bangku Sekolah Teknik Menengah selama dua bulan. Sehingga, pola pikir yang ada hanya cara memiliki "Alat Tipu Bernilai", tanpa pikir akan masa depan.

Nol tanpa kegiatan, tawaran pun datang mengais rezeki dijalanan. Beradu mental dan nasib dijalanan membuat dia berada di sel jeruji tahanan. Namun, semua itu tak pernah patahkan semangat dalam hadapi kehidupan yang penuh rintangan.

Seiring waktu terus berjalan, dia mulai mencoba mencari rezeki halal dengan bekerja sebagai kuli bangunan. Sampai tiba saatnya sang pencipta alam, berikan kebahagian dengan mempertemukan dia bersama satu orang pengusaha yang kuat iman.

Pertemuan ini membuat dia menjalani hari-hari nya bekerja dengan pengusaha serta selalu mendapatkan arahan dan bimbingan yang selalu positif. Waktu yang dilalui selalu tentram dan damai tanpa fokus memikirkan "Alat Tipu Bernilai".

Namun, tak disangka pertemuan yang tak diharapkan datang. Bertemu dengan karyawan yang minuman mineral nya adalah sebotol "Bir", membuat  perubahan dia ke arah lebih baik terhenti sejak pertemuan terjadi.

Rasa berdosa pada yang maha kuasa, serta bersalah kepada pengusaha tersebut, membuat dia mengambil keputusan mengakhiri semua dengan berhenti dari pekerjaan. Pengakuan diri dilontarkan telah mengambil "Alat Tipu Bernilai" dari pekerjaan, dan siap menanggung resiko. 

Alhamdulillah, berkat pengakuan diri yang dilontarkan pengusaha itu memberikan maaf serta menghargai arti kejujuran.

Sungguh benar, rasa sayang Allah terhadap hamba Nya masih dirasakan JY. Tak selang butuh waktu lama setelah berhenti dari pekerjaan, Allah berikan jalan untuk melanjutkan masa sekolah. Alhamdulillah, dia dapat mencapai jenjang pendidikan Sarjana, walaupun tidak menamatkan bangku sekolah.

Kebahagian di masa kuliah, dengan "Alat Tipu Bernilai" yang dititipkan Allah lebih dari cukup melalui perantara orang tua nya, membuatnya kembali lupa kehidupan yang dijalani. Sehingga, terjerumus lagi kedalam hal maksiat atas kehadiran seorang perempuan.

Singkat cerita, dia kembali mencoba hidup untuk lebih baik dengan menamatkan masa kuliah selama empat tahun. Selalu mencoba kesana-sini melamar kerja dengan modal skill, ijazah, dan IQ pas-pasan berharap dapat pekerjaan, Namun miris kaum borjuis hanya berikan kata maaf.

Putus asa, perasaan dosa yang menghantui, waktu yang terus berjalan, memutuskan dia untuk mencoba mengadu nasib di tanah seberang. Perjuangan baru dilakukan dengan berjualan di pinggir jalan.

Tak dapat disangka perjuangan pun terhenti disaat datang kaum borjuis berdarah asing memiliki "Alat Tipu Bernilai" yang berlimpah, membeli gedung mewah didepan dagangan.

Rasa kesal, tergusur karena tak miliki "Alat Tipu Bernilai", dia beralih mencoba memimpin dalam dunia Kontruksi. Namun, perjuangan itu tetap terhenti karena "Alat Tipu Bernilai" lebih berharga dari komitmen arti pertemanan. Ditipu demi "Alat Tipu Bernilai" selalu teringat dalam memori nya.

Mungkin inilah dinamakan karma, "apa yang dituai itu yang dipetik", dia kembali lagi teringat kelakuan pekerjaan saat bertemu karyawan minuman mineralnya adalah sebotol bir.

Hidup yang terus dijalani, berharap kembali ke tanah kelahiran dengan sercecah harapan hidup lebih baik untuk segera mewujudkan satu keinginan, sirna saat datang goncangan kenyataan hidup yang sesungguhnya.

Harapan ingin orang yang disayangi bisa pergi umroh dari hasil keringat sendiri, pupus sudah saat beliau berdua terlebih dahulu dipanggil menghadap sang pencipta dalam jarak waktu kurang satu tahun.

Rasa putus asa, mental muda yang berkobar dalam jiwa mulai dirasakan berujung sirna olehnya dalam menjalani hidup di tanah kelahiran. Mengurung diri, mencoba buka usaha dengan satu gerobak kecil, gagal kembali sehingga mengalami depresi.

Namun, perjuangan belum akan terhenti kawan. "Never Give Up", sampai Allah berkata "Waktu nya pulang". Karena, tidak semua yang diharapkan bisa terwujud. Namun, terkadang apa yang diharapkan tidak pantas diterima, karena ada hal lebih, yang bisa didapatkan dari apa yang diharapkan.

Sometimes life doesn't give you what you want, not because you don't deserve it, but because you deserve so much more.

Teruslah berjuang anak muda, bahagiakan selalu selagi orang tua kalian masih ada. Waspada, Ditipu "Alat Tipu Bernilai". (Mponk)

Post a Comment

0 Comments