Tampar dan Ingatkan Presiden Prancis, Menteri Agama Fachrul Razi Tuntut Penghina Nabi Dihukum


Menteri Agama, Fachrul Razi. /Dok. Kemenag/

IMPIANNEWS.COM (Indonesia).

Menteri Agama (Menag) RI Fachrul Razi mengutuk keras pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dinilai telah melukai perasaan umat karena telah menghina simbol agama Islam.

Ia menilai kebebasan berpendapat tidak boleh melampaui batas sehingga mencederai kehormatan, kesucian, dan kesakralan nilai dan simbol agama apapun.

"Menghina simbol agama adalah tindakan kriminal. Pelakunya, harus bertanggung jawab atas perbuatannya, dan ditindak sesuai ketentuan hukum," kata Fachrul dalam keterangan resminya, Kamis 29 Oktober 2020.

Fachrul lantas mendukung sikap Kementerian Luar Negeri RI yang memanggil Duta Besar Perancis. Ia juga mendukung Kemlu menyampaikan kecaman terhadap pernyataan Macron yang dinilai telah menghina Islam.

"Setiap umat beragama harus menghormati simbol-simbol agama yang dianggap suci oleh pemeluk agama lain, termasuk terkait pemahaman visualisasi Nabi Muhammad," ujar Fachrul.

Kendati demikian, Fachrul mengimbau umat Islam di Indonesia tidak terpancing melakukan tindakan anarkis untuk merespon pernyataan Macron.

Ia mengingatkan ajaran Islam tidak membenarkan tindakan main hakim sendiri. Terlebih dengan melakukan pembunuhan.

Menurutnya Islam adalah agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

"Tunjukkan sikap tegas dengan tetap menjunjung tinggi watak umat beragama yang menolak tindak kekerasan," kata dia.

Diketahui, Macron sempat mengeluarkan pernyataan tak melarang Charlie Hebdo untuk menerbitkan kartun Nabi Muhammad.

Sebelumnya, Macron juga mengeluarkan pernyataan kontroversial lainnya pada Jumat 23 Oktober 2020 lalu. Ia mengatakan bahwa Islam adalah "agama yang mengalami krisis di seluruh dunia".

Pernyataan Macron dilontarkan sebagai respons atas pemenggalan guru yang membahas karikatur Nabi di Charlie Hebdo, Samuel Paty (47), di Eragny, oleh pendatang dari Chechnya, Abdoullakh Abouyezidovitch (18).

"Sekulerisme adalah pengikat persatuan Prancis. Jangan biarkan kita masuk ke dalam perangkap yang disiapkan oleh kelompok ekstremis, yang bertujuan melakukan stigmatisasi terhadap seluruh Muslim," ujar Macron.

Pernyataan kontroversial Macron itu direspons keras oleh berbagai kalangan. Bahkan, terdapat seruan boikot terhadap produk-produk Prancis dari sejumlah asosiasi dagang Timur Tengah hingga aksi demonstrasi.***


Post a Comment

0 Comments