SENYUM SUMRINGAH PENERIMA BANTUAN, SITAWA SIDINGIN PANDEMI COVID-19

IMPIANNEWS.COM 
Catatan Nalfira Pamenan, --- Ada beberapa hal yang begitu menyentuh hati saya ketika mengerjakan tugas Work From Home, yang biasanya saya akhiri pada pukul 23:05. 

Tugas yang harus saya kerjakan setiap malam, disamping harus datang ke kantor pada siang hari untuk mengkoordinir dan melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang memang harus dilaksanakan di kantor.

Hal pertama dan begitu menyentuh bagi saya adalah ketika memandang barisan foto kegiatan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Payakumbuh  adalah wajah sumringah para penerima bantuan dari kelompok yang relatif tidak berpunya (miskin) yang disalurkan oleh berbagai pihak.

Ada banyak pihak yang sangat peduli dan proaktif menyalurkan bantuan. Bantuan yang berasal dari individu, kelompok masyarakat, pengusaha, ASN, dan siapa saja yang tergerak hatinya yang disalurkan bekerja dengan aparat kelurahan. Foto-foto penyerahan bantuan yang terlihat sangat membahagiakan saudara-saudara kita yang menerimanya. Bantuan tersebut tentunya mendahului bantuan yang dijanjikan oleh Pemerintah baik pusat maupun daerah yang mulai dicairkan. 

Begitu banyak dokumentasi kegiatan yang masuk setiap harinya, tetapi tidak ada yang lebih menyentuh dari ekspresi kebahagiaan saudara-saudara kita penerima bantuan tersebut. Berpakaian sederhana, tinggal di rumah sederhana. Penerima yang didominasi perempuan paruh baya dan bahkan sudah menua, terlihat letih namun tegar menghadapi wabah pandemic yang sama sekali tidak mereka mengerti.

Benar adanya setiap bantuan sangat berharga berapapun nilainya. Tetapi mereka yang berjuang di barisan terdepan untuk menyalurkan bantuak juga patut dihargai. 

Tidak hanya wajah penerima bantuan yang sumringah, wajah rekan-rekan ASN yang bertugas di kelurahanpun terlihat sangat  bahagia. Tidak terpengaruh lelah dan letih puasa, mereka berjibaku bersama pengurus RTRW mencari saudara-saudara yang layak dibantu. Kemudian, mereka mendatangi dan  membagikannya. 

Mereka telah berjuang dan berusaha keras agar tidak terdapat saudara-saudara kita ini tidak terjangkau bantuan, walaupun itu sekedarnya. Mereka telah melayani msyarakatnya, tak mungkin menyuruh mereka untuk Work From Home. Jika ada yang alpa, maka semestinya kita turun tangan membantu. Sekecil apapun bantuan yang kita berikan jauh lebih berharga.(rel/014)

Post a Comment

0 Comments