Di Rumah Sederhana, Eti Buka Loundry untuk Hidupi Keluarga

Berita ini sudah seizin yang bersangkutan 
IMPIANNEWS.COM 
Payakumbuh, --- Sejak 5 tahun lalu, Nurhayati akrab disapa Eti (52) menggeluti usaha jasa cuci dan gosok (sterika) kain milik warga. 

Tinggal di sebuah rumah sederhana, janda anak tiga tersebut buka usaha loundry yang dia beri nama Loundry Keluarga. Untuk kelurahan Ompang Tanah Sirah Kec. Payakumbuh Utara, sangat jarang warga yang tidak kenal dengan Eti. 

Eti dan keluarga tinggal di munggu lidah tanah, Porak Bonou RT02/RW02 Balai kelurahan Ompang Tanah Sirah Kec. Payakumbuh Utara. 

Saat diwawancarai di tempat usahanya, Kamis (28/05/2020) tampak Eti sedang sibuk menggosok, sedang disampingnya sebuah mesin cuci juga tampak hidup bukti proses mencuci sedang berlangsung bersamaan. 

"Dulu saya menyewa rumah dinas SDN 10 Payakumbuh. Kala itu saya bekerja sebagai buruh gosokan panggilan ke rumah warga. Paginya saya jadi buruh tani, siangnya saya jadi buruh membuat karapuak padeh (kuliner khas kelurahan Ompang Tanah Sirah). Dan malamnya saya jadi buruh gosokan di rumah warga. Dengan itu saya yang berstatus single parent (janda) membiayai keluarga. Alhamdulillah, anak paling besar sudah tamat SMA dan adiknya baru saja tamat kuliah di UNP, sedang yang kecil masih SD. Semua dibiayai dengan upah buruh, bahkan saya bekerja hingga pukul 03 dinihari,"terangnya. 

Susahnya hidup sebagai buruh itu, menurut Eti hanya bisa dirinya lakukan selama kondisi masih sehat dan kuat, ditengah usianya yang selalu bertambah. Kala dirinya menggosok pakaian di rumah warga, dirinya terpaksa meninggalkan anaknya bertiga di rumah. 

Termotivasi dari kebiasaan menggosok di rumah warga dan tinggal di rumah kontrakan, Eti yang terdata penerima PKH itu pun beranikan diri untuk berubah. 

"Sebagai janda, saya harus sibukkan diri agar terhindar dari fitnah. Saya ingin berubah, tidak mungkin selama seperti ini. Saya beranikan diri untuk meminjam dana dari Koperasi Amanah Balai Betung. Saya belikan mesin cuci. Saya pun beranikan diri untuk membeli tanah seperumahan, dari pinjaman itu. Dengan keberadaan mesin cuci, usaha menggosok panggilan pun saya laksanakan di rumah kontrakan, dibantu anak. Kala itu, 1 kantong saya ambil upah hanya Rp40.000, siap gosok dan dikispray. Banyak pengalaman pahit dalam hidup yang tak bisa saya ungkap, "ulasnya. 

Kini, Eti dan anaknya bersama mantu tinggal bersama di rumah semi permanen hasil bantuan PNPM. Di rumah itulah mereka menjalani Laundry Keluarga. Banyak sudah langganan yang memanfaatkan jasa cucian dan gosok Eti. 

"Langganan sudah mulai ramai, selain warga Ompang Tanah Sirah, pelanggan juga hadir dari warga di Perumahan Ngalau dan Asrama TNI Batalyon 131/WB. Padat juga sih. Alhamdulillah, hingga kini belum ada yang komplen dengan jasa yang Kita berikan. Mereka juga iba melihat kondisi Kami. Itulah salah satu yang membuat mereka bertahan,"ujarnya. 

"Untuk warga yang butuh jasa Kami, silahkan hubungi anak Kami, Riza di HP 085264849521. Sayangnya, Kami terkendala menjemput dan antar. Maklum tidak ada kenderaan. Biasanya, langganan yang antar dan jemput langsung ke sini. Harga jasa tidak mahal kok. Kalau gosok, Rp3000/kg. Sedangkan untuk cuci dan gosok Rp5000/kg. Kita sudah pakai pakeging dan farfum laundry. Namun, saya menikmati usaha keluarga ini. Kami berkumpul dan bersama mengerjakan ini, termasuk mantu. Kita berkumpul di rumah,"pungkasnya. 

Syarfionarita, yang sudah 2 tahun ini berlangganan dengan Eti mengungkapkan rasa puasnya dengan hasil kerja laundry keluarga milik Eti. 

"Dulu Eti datang ke rumah untuk mencuci dan menggosok. Sekarang saya yang antar dan jemput ke rumahnya. Kami puas dengan hasil kerjanya. Disamping pakaian kami, pakaian anak dan mantu juga kita percayakan dengan loundry keluarga. Semoga kepercayaan ini bisa meringankan beban keluarga Eti,"ungkap Syarfionarita. 

Terpisah, Camat Payakumbuh Utara, Desfita Warni saat dihubungi Impiannews.com. 

Dikatakan Camat perempuan di Payakumbuh ini, Kita memang fokus untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan pemberdayaan berbasis keluarga dan masyarakat.

"Kisah ibu ini layak diteladani. Ini sejalan dengan maksud kita menggagas  program inovasi BINTANG LIMA di setiap kelurahan,"Desfita Warni, bangga. 

"Kami sangat bangga terhadap warga kami, terutama PKH jika mereka mampu memanfaatkan peluang-peluang ekonomi di lingkungan sekitarnya. Tidak hanya menunggu program pemerintah, tetapi mereka berupaya optimal mengubah nasibnya sendiri. Semoga kedepan semakin banyak keluarga PKH kita yang kesejahteraannya semakin meningkat. Tidak hanya untuk diri dan keluarga saja tetapi juga mampu membawa kesejahteraan utk orang lain, berupa pembukaan lapangan pekerjaan baru,"pungkasnya.(014)

Post a Comment

0 Comments