Lutfi Siapkan 15 Ribu Tablet, Langsung Uji Coba ke Pasien Positif Covid-19 di Kalbar


IMPIANNEWS.COM (Pontianak).

Fahrul Lutfi, penemu Formav-D, mengatakan sudah memproduksi setidaknya 15 ribu obat yang ia yakini bisa menyembuh pasien virus corona atau orang yang terkonfirmasi Covid-19. Kini, Lutfi semakin siap Formav D, diuji coba untuk menyembuhkan setidak seribu pasien yang berstatus positif Covid-19 di Kalbar.

Dia meminta agar pemerintah secepat mungkin dapat segera memberikan obat ini kepada pasien sebab, saat ini sudah tidak ada waktu lagi bagi pemerintah untuk menunda dan menunggu hal yang tidak substansial di masa-masa kritis seperti ini.

“Kita tidak bisa menunggu lagi karena sudah banyak kerusakan yang terjadi. Apapun bantuan yang diberikan pemerintah untuk masyarakat tidak akan cukup, paling lama kita akan bertahan satu atau dua bulan karena jumlah pengangguran semakin banyak dan ini tidak akan cukup disediakan pemerintah,” tegasnya.

“Jadi satu-satunya jalan yang bisa menyelamatkan bangsa kita dari bencana yang besar ini adalah obat ini. Kalau kita berhasil membunuh virus ini tentu masyarakat tidak akan takut lagi untuk bekerja seperti biasa dan pemerinah akan berkurang bebannya,” ujarnya lagi.

Dirinya mengatakan sangat memahami bahwa urusan untuk melegalkan formula yang diproduksi secara alami ini harus mengikuti prosedur administrasi sesuai aturan dan undang-undang yang berlaku. Apalagi latar belakang dirinya sendiri merupakan dari farmasi.

Namun dengan keadaan yang sudah genting seperti ini , kata dia Indonesia terutama di Kalbar sudah tidak memiliki banyak waktu. 

Hal ini dapat berkaca dari wilayah Jawa. Saat ini jalanan sudah dikosongkan, hotel-hotel tidak ada lagi pengunjung,

 bahkan restaurant sudah banyak yang memilih tutup. Dari itu, tidak menutup kemungkinan Kalbar juga bisa terjadi hal yang sama.

“Untuk memproses ini memang harus melalui uji khasiat setelah itu baru didaftarkan ke BPOM. Tapi itu sangat memakan waktu yang cukup lama bisa lebih dari 1 tahun dan apakah negara kita masih ada jika terhadi kerusahan di mana-mana ini lah yang saya takutkan,” ujarnya.

Lutfi sangat yakin keberadaan obat temuannya 10 tahun yang lalu ini, dapat menjadi senjata untuk membunuh virus corona. Hal itu tergambar dari sembuhnya delapan orang yang dinyatakan negatif terpapar corona.

“Sudah ada bukti, kenapa masih ada yang meragukan. Kalau begitu, pemerintah segera saja memberikan ruang dan waktu, agar obat ini bisa diujikan dengan waktu sesingkat-singkatnya atau langsung saja fasilitasi untuk menyembuhkan pasien virus corona,” papar Lutfi.

Dedi Buktikan Formav D
Dedi Maryadi (39), warga Kota Pontianak mengatakan, awalnya pada pagi Rabu (8/4), dirinya saat hendak berangkat kerja merasa tidak enak badan. 

Karena menganggap biasa lantas dirinya memaksakan untuk tetap bekerja.

Namun, secara tiba-tiba ia merasa ngantuk, lesu, dan tidak ada tenaga. Pikiran bawaannya ngantuk terus. Kemudian badan menggigil dan berkeringat padahal pada saat itu cuaca panas.

"Pada saat pulang kerumah sudah langsung tidur. Nafsu makan juga sudah tidak ada ketika sampai di rumah," ucapnya.

Dirinya menyebutkan sang istri menyarankan menelpon pak Lutfi untuk berkonsultasi. Pada saat itu ia tertidur pulas, kemudian istri datang dan memberikan obat dari pak Lutfi dua kapsul langsung diminum.

Setelah itu dirinya tidak makan lagi dan langsung tidur. Saat tidur baju sangat basah seperti disiram air. Kemudian bangun pada saat menjelang Maghrib. 

Selanjutnya makan bubur dan lanjut tidur lagi sambil sebelumnya kembali meminum obat tersebut.

"Tengah malam tersadarkan dengan keringat basah di tubuh. Kemudian terasa lapar pada saat bangun tersebut. Mata langsung terang dan tidak bisa tidur kembali," katanya.

Selanjutnya, ia makan apapun yang ada di rumah seperti roti dan bubur yang sebelumnya dengan habis. Kemudian keesokan paginya, badan sudah berada normal kembali untuk beraktivitas. Badan sudah tidak berkeringat lagi dan kembali normal.

Lalu dirinya kembali mengkonsumsi obat tersebut dan hingga saat ini badan normal. Pada saat merasa tidak enak badan tersebut, dirinya tidak merasa sesak nafas, batuk juga tidak ada. Hanya berasa radang tenggorokan.

"Sampai sekarang masih di konsumsi obat tersebut dan saya merasa semakin sehat," jelasnya.
Dedi juga tidak melakukan pemeriksaan ke dokter, karena ia percaya obat tersebut dari awal dulu DBD. 

Kalau ke dokter takutnya diisolasi. Sebelumnya ia juga tidak memiliki riwayat sakit akan tetapi untuk anak memiliki riwayat DBD.

Bahkan anak trombositnya sempat 36. Ia tidak pernah ke dokter dan rumah sakit hanya membuktikannya lewat tes darah saja. 

Dikatakannya anak keduanya, sempar diambil sampel darah 90 B, dan paling kecil 36 udah hampir nol. Kemudian disarankan pak Lutfi untuk mengonsumsi obat tersebut.

 Setelah meminum obat tersebut dua kali trombositnya bertambah dan normal kembali. Kencing juga hitam semua setelah meminum obat tersebut.

"Saat sakit tidak memiliki riwayat keluar kota dan sehari-hari bekerja di pelayaran dengan ramai aktivitas manusia," pungkasnya. (din/sms)

Post a Comment

0 Comments