Putra Harau Menuju Bukik Limau

IMPIANNEWS.COM.

Limapuluh Kota, --- Akhir-akhir ini nama kandidat Bupati Limapuluh Kota Rizki Kurniawan Nakasri (RKN) semakin dikenal masyarakat Luak Limopuluah. Baliho pemuda asal Gurun, Kecamatan Harau itu semakin banyak berdiri di berbagai nagari. Silaturahmi dengan masyarakat semakin gencar dilakukan. Surau, lapau, bahkan dangau tak luput dari kunjungan pengusaha muda itu.

Tak hanya di dunia nyata, di dunia maya tulisan-tulisan mantan Presiden Mahasiswa UNAND itu semakin banyak bertebaran. Tulisannya lebih banyak membahas bidang ekonomi yang perlu mendapatkan sentuhan terobosan ataupun inovasi dari kepala daerah demi kesejahteraan masyarakat Limapuluh Kota.

Lebih kurang 2 bulan melakukan "serangan" baik darat maupun udara, nama RKN semakin hangat dibicarakan. Untuk mengukur sejauh mana popularitas ataupun elektabilitasnya, tentu perlu dilakukan survey secara ilmiah oleh lembaga profesional. Untuk saat ini, popularitasnya boleh jadi masih kalah dibandingkan petahana, baik Bupati Irfendi Arbi maupun Wabup Ferizal Ridwan.

Namun pilkada masih lama. Lebih kurang setahun lagi. Masih banyak waktu dan kesempatan bagi RKN untuk terus menyosialisasikan diri kepada masyarakat. Melihat semangat RKN bergerak saat ini, popularitasnya memiliki tren untuk terus naik. Apalagi kalau ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja petahana bisa dikapitalisasi dengan baik.

Dari segi personalitas, RKN kelihatan "takah" sebagai bupati. Pengalamannya berorganisasi sejak mahasiswa sampai sukses menjalankan perusahaan tentu menempa kapasitas kepemimpinannya. Secara fisik, penampilannya juga menarik. Sedikit banyak akan mempengaruhi pilihan kaum perempuan atau emak-emak. Belum lagi secara usia, RKN bisa menjadi magnet elektoral bagi kalangan milenial.

Kemudian dilihat dari segi isi tas (finansial). Pilkada langsung tak dipungkiri membutuhkan modal yang tidak sedikit. Untuk maju, modal ratusan juta rupiah bisa dikatakan tak cukup. Milyaran fulus harus rela "disedekahkan" sang kandidat untuk biaya mahar partai, baliho, spanduk, konsumsi, transportasi, timses, dan seterusnya. Melihat kesuksesannya dalam berbisnis, RKN sepertinya juga siap secara finansial.

Persoalan bagi RKN adalah "tiket" partai. Minimal total 7 kursi di DPRD, baru koalisi parpol bisa mengusung calon. Sayangnya, RKN bukan pengurus ataupun kader parpol tertentu. Kebanyakan parpol lebih mengutamakan pengurus ataupun kadernya untuk maju. Di sini lobi dan jejaring RKN bakal diuji. Meski opsi maju lewat jalur perseorangan masih terbuka.

Perjalanan RKN untuk berkantor di Bukik Limau masih berliku. Namun spiritnya untuk muncul di bursa Pilkada Limapuluh Kota patut diapresiasi. Dalam usianya baru 32 tahun, dia berani unjuk gigi dan menampakkan keseriusannya. Tak sekedar jual "tampang" dengan kepala kosong, RKN melaju dengan menawarkan ide dan gagasannya untuk Limapuluh Kota yang lebih baik.(ul)

Post a Comment

0 Comments