Karena Jari Jauh dari Dahi

Oleh :
           Rival Achmad Labbaika Al Hasni

INILAH cermin negeriku, cermin retak wajah bangsaku.

Inilah cermin negeriku, cermin retak budaya bangsaku.

Pandainya para cendikia berdalih, hingga tak satupun aib pemimpin tersembunyi.

Sejatinya ilmu membuka hati, agar bicara dengan nurani

Sejak teknologi menyapa, kami bertutur santun tak lagi jadi jati diri.

Teknologi semudah menjentikkan jari dan jari jauh di bawah dahi.

Lalu siapa yang pantas memimpin negeri, jika yang tersaji bukan lagi ya5ng terbaik untuk terpilih?

Hari ini tak hanya untuk hari ini, hari ini karena ada esok dan nanti.

Negeri ini akan tetap berdiri meskipun kita telah mati, jika semua seperti hari ini, maka apa jadinya 1000 tahun lagi?

Silahkan angkat jari siapa yang tak tercela hari ini, silahkan tunjuk jari siapa lagi yang tertinggal dan terlihat suci?

Jika ada yang mampu akan ku maklumi karena jari jauh dari dahi.

Lalu apakah aku lebih baik karena sudah menulis ini?

Tidak..

Anggaplah aku seekor babi, jika ada baik dariku, Ambil dan berlalulah kau pergi.

Itu dapat ku maklumi karena jari jauh dari dahi.

Oleh:
*Rival Achmad Labbaika Al Hasni*
#Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP)
Aliansi Jurnalistik Online (AJO) Indonesia