Militer Terlibat Pemantaian Rohongya di Miamar hadipi Hukuman


IMPIANNEWS.COM (Miamar). 

Otoritas Myanmar menyatakan akan melakuakn investigasi terkait pembunuhan etnis Rohingya di Rakhine oleh anggota polisi dan militer negara tersebut.

Sebelumnya, dalam laporan investigasi Reuters berjudul "Bagaimana Tentara Myanmar Membakar, Menjarah dan Membunuh di Sebuah Desa Terpencil", dua jurnalis Reuters Wa Lone dan Kyaw Soe Oo menggambarkan serangan warga Buddha dan tentara Myanmar yang menewaskan 10 pria Rohingya di negara bagian Rakhine, Myanmar.

Kemudian, dikutip dari kantor berita yang sama, juru bicara pemerintah Myanmar, Zaw Htay, menyatakan akan ada hukuman bagi para oknum militer terkait pembunuhan warga Rohingya yang ditangkap. Namun, sang jubir membantah itu terkait dengan laporan investigasi Reuters.

Zaw menyatakan penegakan hukum akan dilakuakn terhadap tujuh tentara dan tiga polisi, serta enam warga desa terkait pembunuhan warga Rohingya.

"Penangkapan [para oknum] bukan karena berita Reuters. Investigasi sudah dilakukan bahkan sebelum berita Reuters [terbit]," klaim Zaw dikutip, Minggu (11/2).

Pada 10 Januari lalu, militer Myanmar menyatakan 10 pria etnis Rohingya yang disebut bagian dari 200 teroris telah menyerang pasukan keamanan.

Namun, catatan militer itu disebut berbeda dengan laporan investigasi Reuters yang dibuat berdasarkan kesaksian warga dari kelompok Buddha Rakhine dan etnis muslim Rohingya.

Para saksi dari warga desa kelompok Buddha mengaku tak ada serangan dari sekolompok tersebut pada pasukan keamanan di Inn Din. Sementara itu, para saksi dari etnis Rohingya mengatakan tentara menangkap 10 orang dari ratusan pria, perempua, dan anak-anak di dekat pantai.

Saat dikonfirmasi soal perbedaan investigasi otoritas Myanmar dan investigasi Reuters itu, Zaw Htay mengatakan, "Kami tidak menyangkal tuduhan pelanggaran hak asasi manusia. Dan kami tidak memberikan penyangkalan."

Ia lalu menambahkan andai ada bukti utama yang kuat dan kredibel soal pelanggara, maka akan diperhatikan pemerintahnya.



Sumber : CNN Indonesi