Kakanwil, Hendri : Duka Masyarakat Payobasung adalah Duka Muslim di Sumbar

Kakanwil serahkan bantuan kepada pengurus Mesjid Baiturrahman
IMPIANNEWS.COM (Payakumbuh).

Musibah ambruknya Mesjid Baiturrahman Sawah Kubang Kelurahan Payobasung Kec. Payakumbuh Timur pada Sabtu (27/01/2018) menjadi duka bersama umat muslim di Sumatera Barat, termasuk di perantauan. Berbagai bentuk bantuan pun berdatangan, baik secara moril maupun materil.

Duka yang dirasakan masyarakat ini juga mendapat perhatian dan kepedulian dari Kakanwil Kemenag Sumbar yang langsung meninjau lokasi kejadian sekaligus menyerahkan bantuan awal, pada Ahad (04/02/2018). Tampak di areal mesjid hanya tertinggal bangunan WC mesjid dan bangunan MDA yang sekaligus sebagai pusat majlis ta'lim.

Kakanwil Hendri yang hadir bersama Ketua DWP, Bahirni Hendri didampingi Kepala kankemenag Kota Payakumbuh, Asra Faber yang juga hadir bersama Ketua DW Unit Agama, Hafni Yendri Asra Faber. Seluruh pejabat di jajaran kankemenag juga tampak hadir di lokasi ambruknya mesjid yang saat ini sudah datar dengan tanah.

Rombongan kakanwil disambut penuh kekeluargaan dan pengharapan oleh pengurus mesjid bersama tokoh masyarakat kelurahan Payobasung.

Manunjuak an muko nan sabak (turut bersedih-red), dalam ungkapan prihatinnya, Kakanwil Hendri sampaikan maaf baru bisa hadir di lokasi hari ini.

" Kami sangat minta maaf karena terlambat atau tidak dapat hadir, saat musibah datang. Pada saat bersamaan, kami akan berangkat menuju Kementerian Agama RI di Jakarta untuk mengikuti Rakernas. Sekali lagi kami mohon maaf, Pak pengurus. Dengan komunikasi yang baik, kami sudah mendapatkan laporan dari kepala kankemenag di daerah, baik dalam lisan dan tulisan. Duka ini juga sudah kami lapokan kepada Menteri Agama dan Dirjen Bimas Islam. Sekali lagi kami mohon maaf atas keterlambatan ini," Kakanwil awali.

"Kedatangan Bapak meninjau langsung kondisi mesjid kami sudah merupakan sitawa sidingin (penawar-red) bagi masyarakat kenagarian Payobasung," balas Ketua Pengurus Mesjid Baiturrahman, Riswandi yang didampingi tokoh masyarakat setempat.

Sambil menceritakan sejarah mesjid dan kronologis kejadian yang memilukan hati kepada Kakanwil, Riswandi menyebutkan, mesjid kita ini adalah mesjid kenagarian Pak yang telah kami bangun pada tahun 1922 lalu.

" Mesjid bersejarah ini lahir dikala Payobasung akan menjadi sebuah kenagarian. Sebagai syarat menjadi sebuah kenagarian, masyarakat setempat harus babalai, bamasajik jo bapandam (punya balai adat, mesjid dan pandam perkuburan). Untuk itulah mesjid nagari ini dibangun dan dilanjutkan dengan pembangunan balai adat. Pandam perkuburan ini dibangun bersama pada tahun 1932. Disini dulu juga ada perguruan islam dengan guru Buya M. Yahya yang akrab disapa Buya Solok pada tahun 1942. Kami menyebut mesjid ini sebagai mesjid baru dan mesjid usang (Syarikatul Ihsan) di jalan sebelah barat kami sebut mesjid usang, " Riswandi terangkan sejarah mesjid dan dilanjutkan kronologis kejadian.

Riswandi juga menerangkan bahwa mesjid ini selain sebagai mesjid kenagarian, mesjid ini juga sebagai pusat berkumpulnya masyarakat dalam segala hal.

" Saat ini kami secara pribadi masih sangat trauma dengan ambruknya mesjid. Rencana masyarakat kedepan adalah membangun kembali mesjid ini. Kami dari panitia juga sedang kebut perlengkapan administrasi sebagaimana arahan Walikota Payakumbuh dan Kepala Kankemenag. Gambar saat ini juga sedang digarap. Panitia bersama masyarakat juga sedang merancang perluasan areal mesjid, agar memiliki lokasi parkir yang memadai. Untuk pelaksanaan, shalat Jum'at kita manfaatkan pekarangan mesjid dengan memanfaatkan 3 buah tenda besar. Saat ini tukang sedang bekerja membuat ruangan darurat," terang Riswandi lagi.

Keterangan pengurus mesjid juga didukung kepala kankemenag kota Payakumbuh, Asra Faber yang didampingi Kasi Bimas Islam dan Kepala KUA.

" Pak Kakanwil, Selain mesjid bersejarah, Mesjid ini termasuk mesjid terramai jemaahnya yang giat dengan kegiatan keagamaan. Pusat pelaksanaan Magrib mengaji dan kampung al qur'annya Kota Payakumbuh," jelas Asra Faber.

Dalam penyerahan bantuan awal, kembali kakanwil menerangkan rencana dan bentuk bantuan yang akan menyusul setalah ini dari pemerintah, khususnya jajaran kementerian agama.

" Sebagaimana arahan menteria agama, kita percepat kembali pembangunan dan kita siapkan administrasi serta rekomendasi. Mari kita bangun kembali mesjid kita dengan semangat kebersamaan. Siapkanlah palnnig mesjid, dengan bersama yang berat jadi ringan. Kita sudah siapkan surat edaran himbauan penggalangan dana dari jajaran kankemenag se Sumbar. Himbauan ini akan kita sebarkan ke kankemenag 19 kota/kab, 167 KUA dan madrasah yang ada di jajaran kita. Secepatnya kita saling bahu membahu bangun mesjid kita lagi. Mari kita rancang, bahwa mesjid adalah masa depan dan mesjid adalah pusat membangun ekonomi umat. Rancang juga wakaf mart di lantai dasar sebagai penunjang perekonomian masyarakat Payobasung, khususnya," tukuk Kakanwil Hendri sambil serahkan bantuan.

Usai menerima bantuan dana awal dari kakanwil Kemenag Sumbar, Ketua pengurus mesjid bersama tokoh masyarakat mempersilahkan kakanwil meninjau semua lokasi mesjid. Kakanwil juga menyempatkan diri meninaju ruanga MDTA Mesjid Baiturrahman yang saat ini disulap menjadi ruangan pusat pelaksanaan kegiatan keagamaan. 

Salah seorang tokoh masyarakat yang ikut tampak hadir kegiatan pagi ini, dialah Yusrikarya (74) yang menangis saat meninjau mesjid yang sudah rata dengan tanah.

" Pada tahun 1951, itulah mulai pertama kali saya ikut shalat Jum'at di sini, bersama almarhum ayah yang juga ikut membangun mesjid ini. Ayah pernah bercerita, untuk membangun mesjid ini, masyarakat gelar goro. Batu dan pasir dijujung dengan bakul dari Taram kesini. Mesjid ini pusat saya mengaji dulu, saat itu masih pakai pusuang (obor-red). Setelah tamat sekolah, kamipun merantau ke Jakarta dan Riau. mendengar musibah ini, kami di rantau sontak kaget dan lakukan penggalangan dana secepatnya," tukuk Yusrikarya sapu airmatanya. ul.