Raih Adiwiyata Nasional, SDN 11 Payakumbuh Fokuskan Adiwiyata Mandiri

IMPIANNEWS.COM (Payakumbuh). 

Tahun 2017 merupakan tahun emas bagi Kota Payakumbuh yang ditandai dengan berbagai prestasi nasional yang diraih kota batiah ini.

Dibidang Pendidikan, KOta Payakumbuh dianugerahi Kota Pengelola Pendidikan Terbaik Di Sumatera Barat. Dan juga belum lama ini MTsN 2 Payakumbuh meraih Juara Terbaik Lomba Sekolah Sehat (LSS) Tingkat Nasional.

Tak sampai disitu saja, prestasi ini kembali disusul Juara Adiwiyata Nasional yang diraih SDN 11 Payakumbuh dibawah pimpinan Hj. Syufriati, M. Pd yang kerap disapa Opet.

Berbagai tahapan prestasi dan penilaian yang dilakukan tim yang tergabung dalam Tim Independen Penilaian Adiwiyata tahun 2017. Secara berjenjang, SDN 11 Payakumbuh raih juara adiwiyata yang dimulai dari tingkat kota, provinsi dan nasional.

SDN 11 Payakumbuh terletak di pinggir jalan raya negara Payakumbuh-Pekanbarau, tepatnya di Jalan Prof. HAMKA Padang Kadudukan Kelurahan Tigo Koto Diate Kec. Payakumbuh Utara, Kota Payakumbuh.

Pada tanggal 21 Desember 2017 lalu, Kepala SDN 11 Payakumbuh, Syufriati diundang Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya dan Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy untuk menerima penghargaan Adiwiyata nasional tahun 2017 di Jakarta.

Panggilan ini berdasar pada surat bernomor UN.37/P2SDM/LATMAS/SDM.2/12/2017 tertanggal 13 Desember 2017. Menerima penghargaan ini, Syufriati hadir di Jakarta bersama 27 kepala sekolah.madrasah lainnya di Sumbar.

Saat kita jumpai di ruang kerjanya, Rabu (10/01/2018) Syufriati menyebutkan, prestasi ini adalah prestasi kita bersama.

"Tampa kebersamaan, prestasi ini tidak akan bisa kita raih. terima kasih jajaran Pemko Payakumbuh, Kankemenag, Masyarakat, walimurid dan pemerhati pendidikan dan lingkungan. Kedepan kita akan fokus dengan Adiwiyata Mandiri, denganmemohon pembinaan dari OPD terkait. Disamping itu kita juga sangat fokus dengan kelancaran PBM, terkait kebersihan kita akan jadikan tradisi. Mohon doa dan dukungan," terang Syufriati.

Terlihat penghargaan Adiwiyata Nasional yang diraih SDN 11 Payakumbuh bernomor SK.692/MENLHK/P2SDM/.2/12/2017 tertanggal 8 Desember 2017 yang ditandatangani 2 menteri terkait Adiwiyata.

Untuk lebih jelasnya terkait Adiwiyata Mandiri, Kami mencoba tanyakan pada Kepala Kantor Lingkungan Hidup, Jhon Kennedi, pada Rabu sore.

"Adiwiyata Mandiri itu bermakna bagaimana semua unsur telah memiliki kesadaran menjaga lingkungan secara utuh, menjadikan PHBS sebagai tradisi. Dalam Adiwiyata mandiri, setidaknya ada 10 sekolah binaan dari SDN 11 Payakumbuh. Sehingga wawasan lingkungan bersih tidak hanya di 10 sekolah ini, tapi murid atau peserta didik mampu menerapkan dan membina hingga ke RT, kendatipun itu adalah orangtuanya. Berani menegur jika ada oknum yang membeuang sampah sembaranagan. Memberikan contoh memmungut sampah dan membuangnya ke tempat sampah. Jika semua sekolah sudah sadar dan menerapkan Adiwiyata, insyaallah Payakumbuh ini juga akan bersih dan sehat. Kita harapkan semua sekolah juga termotivasi," terang Jhon Kennedi.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Agustion juga menyampaikan harapan yang senada.

"Selamat atas prestasi SDN 11 Payakumbuh, kepala sekolah sudah melaporkan perstasi ini kepada kami. Harapan kami, semua sekolah di Payakumbuh berwawasan lingkungan. Semua sekolah tertular dan termotivasi untuk hal itu. Prestasi itu adalah sebuah simbol, sedangkan intinya bagaimana kita terapkan PHBS secara optimal.  Bukan berpacu saat ada lomba, tapi berkelanjutan, kendatipun terjadi mutasi dan rotasi. Semua hal baik dilanjutkan dan ditingkatkan kaderisasi. Prestasi ini tak luput dari kerjasama yang baik semua unsur terkait," jelas Agustion.

Saat ini, SDN 11 Payakumbuh yang rindang ini memiliki peserta didik sebanyak 292 orang yang diajar 21 tenaga pengajar. Selain itu juga ada operator dan tenaga administrasi. Selain memiliki sekolah berwawasan lingkungan, SDN 11 Payakumbuh juga miliki sarana ibadah, kantin sehat, bebas asap rokok, taman bunga, taman apotik hidup, taman dapur hidup, toga, pengolahan sampah menjadi kompos dengan binaan KLH, bahkan komposnya juga sudah menjadi finansial. Satu karung kompos tersebut dihargai Rp. 10.000. Selain itu sampah berupa kaleng juga dimanfaatkan sebagai pot bunga.(ul).