STKIP PGRI Padang dan Baznas Padang Enggan Berpisah

Catatan : Awaluddin Kahar, S.IKom

BENARLAH  kata orang  bijak. Bila silaturahim atau hubungan kerjasama telah terajut dengan baik, kemudian pada waktunya harus berpisah karena regulasi (aturan), perpisahan tersebut sungguh  terasa berat.

Perasaan itulah yang dialami keluarga besar Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Kependidikan (STKIP) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Padang dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Padang, Jumat, 9 Desember 2017 di Kampus STKIP PGRI Padang.

Acara perpisahan tersebut ditandai dengan penyerahan beasiswa dari Baznas Kota Padang sebanyak Rp.75 juta kepada 75 mahasiswa (i) STKIP PGRI. Masing masing mahasiswa (i) mendapat Rp. 1 juta.

Seterusnya penandatanganan kerjasama antara STKIP PGRI Padang dengan pengurus Baznas Sumatra Barat. Disaksikan pengurus Baznas Padang.

Dengan beralihnya pengelolaan zakat STKIP PGRI Padang ke Baznas Provinsi Sumatra Barat, otomatis kedepan mahasiswa (i) STKIP PGRI menerima beasiswa lagi dari Baznas Provinsi.

Ketua II Bidang Kemahasiswaan STKIP PGRI Padang, Ustadz Jarudin, P.hD, dan dua pimpinan Baznas Kota Padang, H.Syafriadi Autid, S.Pd (Wakil Ketua Bidang Pengumpulan) serta Ustadz Nursalim (Wakil Ketua Bidang Pendistribisiaan dan Pendayagunaan), terlihat sangat berat berpisa.

Perasaan yang sama juga dirasakan para dosen dan mahasiswa (i) STKIP PGRI serta staf Baznas Padang yang hadir.

"Selama ini kami merasakan senang dan simpatik atas kerjasama dengan Baznas Padang. Sejak kerjasama dilakukan sudah ratusan mahasiswa (i) STKIP PGRI Padang terbantu. Mereka menerima beasiswa dari Baznas Padang," timpal Jarudin pada hari itu langsung memimpin pertemuan.

Jarudin masih ingat betul awal awal sosialisasi kerjasama pengumpulan dan pendistribusiaan zakat dengan Baznas. 

Kabid Pengumpulan Baznas Padang, Agus Salim dan Riki Hendra yang mendatangi pengurus STKIP PGRI Padang menawarkan kerjasama itu.

Semula tidak gampang. Terjadi diskusi. Apa lagi ada diantara dosen STKIP PGRI waktu itu menilai kenapa zakat mesti distor melalui Baznas Padang. Kenapa tidak langsung saja diserahkan kepada mahasiswa (i) STKIP PGRI.

Namun searah jarum berputar. Kemudian perkembangan sosialisasi kerjasama terus dilakukan kedua belah pihak secara kontinyu. Akhirnya, perjuangan pahit itu berbuh manis. Nah, tanpa terasa hampir lima tahun kerjasama telah terjalin. Senang dan Bahagia.

Kerjasama dengan Baznas Padang, diakui Jarudin sangat bersahabat. "STKIP PGRI kasih satu untuk Baznas, akan tetapi Baznas Padang kasih ke STKIP PGRI lima," ujar Jarudin disambut tepuk tangan hadirin.

Oleh karenanya, harapan Jarudin kepada Baznas Provinsi Sumatra Barat kiranya  kerjasama yang terjalin dengan Baznas Padang selama ini,  dapat dilanjutkan bahkan ditingkatkan bersama  Baznas Provinsi Sumatra Barat.

Disisi lain, Wakil Ketua Baznas Padang, H. Syafriadi Autid menjelaskan, berhentinya kerjasama Baznas Padang dengan STKIP PGRI didasari regulasi zakat yang ditur pemerintah dan Baznas Pusat.

Sejak Januari 2017, aturan dari pusat menetapkan pembayaran zakat perguruaan tinggi (PT) dan sekolah menengah atas (SMA) serta sekolah menengah kejuruan (SMK) dikelola ke Baznas Provinsi.

Dengan demikian terhitung Jumat, 9 Januari 2017, Baznas Provinsi Sumatra Barat yang bertanggungjawab lagi menyediakan beasiswa kepada para mahasiswa (i) STKIP PGRI Padang.

Pada waktu yang bersamaan, zakat pimpinan yayasan dan dosen STKIP PGRI juga diserahkan ke Baznas Provinsi Sumatra Barat.

TERIMA KASIH
Wakil Ketua II Bidang Pendistribusiaan Baznas Padang, Ustadz Nursalim menuturkan, kerjasama Baznas Kota Padang dengan STKIP PGRI telah menjadi contoh yang baik bagi perguruan tinggi lain di Padang.

Selama kerjasama tentu sebagai manusia biasa ada kelemahan dan kekurangan kita. "Kami dari Baznas Kota Padang mengucapkan terima kasih atas dukungannya. Kami juga memohon dimaafkan bila ada kesalahan dan sikap yang tidak berkenan,"  akhiri Ustadz Nursalim.***