Joni Putra Sikumbang Tokoh Masyarakat Sumatera Barat yang juga Dewan Pengawas LAN Sumbar
Peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Indonesia telah memasuki fase darurat. Ancaman ini tidak hanya menghantam tatanan hukum dan keamanan, tapi juga secara perlahan melumpuhkan sendi-sendi kehidupan masyarakat. Yang paling mengkhawatirkan, generasi muda menjadi kelompok paling rentan dan paling banyak menjadi korban.
Di tengah gempuran kemajuan teknologi dan keterbukaan informasi, narkoba menyusup melalui berbagai celah. Anak muda yang seharusnya menjadi aset bangsa justru banyak yang terjebak dalam jerat candu yang menghancurkan masa depan mereka. Joni Sikumbang, tokoh masyarakat Sumatera Barat, menyuarakan keprihatinannya terhadap kondisi ini. Ia menegaskan bahwa perang melawan narkoba harus menjadi gerakan bersama seluruh elemen bangsa.
“Narkoba bukan lagi sekadar masalah kriminal, ini sudah menjadi ancaman terhadap keberlangsungan generasi kita. Jika tidak ditangani secara serius, maka kita akan menghadapi krisis sumber daya manusia di masa depan,” ujar Joni.
Secara ekonomi, narkoba menyumbang kerugian besar. Biaya rehabilitasi, penegakan hukum, hingga menurunnya produktivitas tenaga kerja akibat ketergantungan narkoba menciptakan beban ekonomi yang tidak sedikit. Di saat negara berjuang memulihkan ekonomi pascapandemi dan menghadapi tantangan global, ancaman narkoba menjadi penghambat nyata.
Di sisi lain, masih adanya celah dalam penegakan hukum membuat para bandar narkoba leluasa menjalankan aksinya. Tidak sedikit jaringan narkotika internasional yang menjadikan Indonesia sebagai pasar empuk karena lemahnya pengawasan di pelabuhan dan jalur tikus.
Darurat narkoba bukan hanya persoalan individu, melainkan persoalan bangsa. Jika generasi muda rusak, maka hancurlah masa depan negeri ini. Saatnya semua pihak bersatu dalam gerakan nyata melawan narkoba—demi menyelamatkan masa depan bangsa.