Najwa Shihab: Siap Hadapi Relawan Jokowi Melaporkan Dirinya ke Polda Metro Jaya

 Najwa Shihab: Siap Hadapi Relawan Jokowi  Melaporkan Dirinya ke Polda Metro Jaya



IMPIANNEWS.COM (Jakarta).

Presenter kondang Najwa Shihab akhirnya mengomentari langkah Relawan Jokowi yang melaporkan dirinya ke Polda Metro Jaya.

Lewat akun Instagramnya, Najwa memosting sebuah potongan berita salah satu media nasional. Di bagian caption perempuan yang biasa disapa Nana ini menjelaskan tentang pelaporan.

"Saya baru mengetahui soal pelaporan ini dari teman-teman media. Saya belum tahu persis apa dasar pelaporan termasuk pasal yang dituduhkan," ujar Najwa Shihab dalam postingan Instagramnya, @najwashihab.

Ia kemudian menyampaikan, dirinya mendengar pihak Polda Metro Jaya menolak laporan tersebut dan meminta pelapor membawa persoalan ini ke Dewan Pers.

"Jika memang ada keperluan pemeriksaan, tentu saya siap memberikan keterangan di institusi resmi yang mempunyai kewenangan untuk itu," ungkap dia,

Tayangan kursi kosong, sambung Najwa Shihab, diniatkan mengundang pejabat publik menjelaskan kebijakan-kebijakannya terkait penanganan pandemi.

Penjelasan itu tidak harus di Mata Najwa, bisa di mana pun. Namun, kemunculan Menteri Kesehatan memang minim dari pers sejak pandemi kian meningkat, bukan hanya di Mata Najwa saja.

Dan dari waktu ke waktu, makin banyak pihak yang bertanya ihwal kehadiran dan proporsi Manteri Kesehatan dalam soal penanganan pandemi.

"Faktor-faktor itulah yang mendorong saya membuat tayangan yang muncul di kanal Youtube dan media sosial Narasi," kata dia.

Media massa, lanjut Najwa, perlu menyediakan ruang untuk mendiskusikan dan mengawasi kebijakan-kebijakan publik.

Pertanyaan-pertanyaan yang dia ajukan juga berasal dari publik, baik para ahli atau lembaga yang sejak awal concern dengan penanganan pandemi maupun warga biasa.

"Itu semua adalah usaha memerankan fungsi media sesuai UU Pers yaitu mengembangkan pendapat umum dan melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum," ucap dia.

Sependek ingatan saya, treatment kursi kosong ini belum pernah dilakukan di Indonesia, tapi lazim di negara yang punya sejarah kemerdekaan pers cukup panjang.

Di Amerika sudah dilakukan bahkan sejak tahun 2012, di antaranya oleh Piers Morgan di CNN dan Lawrence O’Donnell di MSNBC’s dalam program Last Word.

Pada 2019 lalu di Inggris, Andrew Neil, wartawan BBC, juga menghadirkan kursi kosong yang sedianya diisi Boris Johnson, calon Perdana Menteri Inggris, yang kerap menolak undangan BBC.

Hal serupa juga dilakukan Kay Burley di Sky News ketika Ketua Partai Konservatif James Cleverly tidak hadir dalam acara yang dipandunya.

Berita sebelumnya, Presenter Najwa Shihab dipolisikan Relawan Jokowi (Joko Widodo) Bersatu ke Polda Metro Jaya atas tuduhan cyber bullying, Selasa 6 Oktober 2020.

Perempuan yang akrab disapa Nana ini dilaporkan setelah melakukan wawancara monolog dengan kursi kosong yang dianalogikan sebagai Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan.

Atas aksinya tersebut, Najwa Shihab berhadapan dengan UU ITE karena dianggap mem-bully pejabat menteri yang juga disebut pejabat negara. Relawan Jokowi (Joko Widodo) Bersatu juga dikabarkan akan melaporkannya ke Dewan Pers.***


Post a Comment

0 Comments