Liga Arab Kecam Normalisasi UEA-Israel


Liga Arab Kecam 
Normalisasi UEA-Israel

IMPIANNEWS.COM (Kairo).

Kairo: Organisasi negara-negara Arab, Liga Arab, menolak untuk mengeluarkan resolusi yang akan mengutuk kesepakatan normalisasi baru-baru ini antara Israel dan Uni Emirat Arab (UEA). Kesepakatan itu dimediasi oleh Amerika Serikat (AS).

Selama sesi virtual pada Rabu 9 September 2020, menteri luar negeri dari liga beranggotakan 22 orang itu menolak resolusi yang mengecam kesepakatan UEA-Israel. 

Rencana Palestina untuk mengecam kedua negara hanya memiliki sedikit peluang untuk disetujui di badan pan-Arab di mana negara-negara termasuk Mesir, Omar dan Bahrain telah menyambut atau menawarkan dukungan mereka untuk normalisasi tersebut.

“Diskusi tentang hal ini serius juga berlangsung komprehensif dan membutuhkan waktu. Tapi itu tidak mengarah pada kesepakatan akhir tentang rancangan komunike yang diusulkan oleh pihak Palestina,” kata pejabat senior Liga Arab Hussam Zaki, seperti dikutip Al-Monitor, Kamis 10 September 2020.

Penolakan Liga Arab untuk mengutuk kesepakatan itu merupakan pukulan terbaru bagi Palestina. 

Sebelumnya, Palestina juga meminta untuk pertemuan darurat agar pakta Israel-UEA ditolak oleh kelompok itu bulan lalu.

Dikenal dengan Abraham Accord, Israel telah setuju untuk menangguhkan rencana aneksasi sebagian besar Tepi Barat dengan imbalan hubungan yang dinormalisasi dengan Uni Emirat Arab. 

Para pemimpin dari kedua negara akan melakukan perjalanan ke Gedung Putih minggu depan untuk penandatanganan resmi.

Para pemimpin Palestina mengatakan, perjanjian yang ditengahi AS, yang menjadikan UEA negara Arab ketiga yang menjalin hubungan dengan Israel, adalah "tikaman dari belakang".

Ramallah telah memanggil duta besarnya untuk UEA sebagai tanggapan.

Mereka juga mengatakan kesepakatan normalisasi itu melanggar Prakarsa Perdamaian Arab 2002 yang dipimpin Arab Saudi. 

Prakarsa dari Arab Saudi itu menyerukan Israel mundur dari tanah yang direbut sejak 1967 sebelum mendapat pengakuan dari negara-negara Arab.

Uni Emirat Arab menggambarkan kesepakatan itu menguntungkan perjuangan Palestina dengan memaksa Israel untuk menunda pencaplokan tanah yang dibayangkan Palestina sebagai bagian dari negara masa depan mereka. ***