Kelompok Politisi Denmark Lakukan Aksi Bakar Alquran di Swedia



Kelompok Politisi Denmark Lakukan Aksi Bakar Alquran di Swedia

Kelompok politisi Denmark tersebut membakar kitab suci umat Islam selama berunjuk rasa di Rinkeby, Stockholm. Tindakan ini menyusul aksi provokatif Islamofobia serupa yang terjadi pada bulan lalu.

IMPIANNEWS.COM (Swedia).

Politisi kelompok sayap kanan Denmark pada Kamis (10/9) membakar sebuah Alquran di daerah yang mayoritas penduduknya Muslim di Swedia.

Tindakan ini menyusul aksi provokatif Islamofobia serupa yang terjadi pada bulan lalu.

Kelompok ekstremis asal Denmark itu, Stram Kurs, membakar kitab suci umat Muslim selama berunjuk rasa di Rinkeby, Stockholm. 

Mereka telah meminta izin kepada polisi untuk membakar Alquran, tetapi permintaan itu ditolak.

 Namun seorang anggota kelompok menuangkan bensin ke Alquran, kemudian membakarnya.
Kelompok itu segera meninggalkan tempat kejadian sebelum ada yang bereaksi terhadap aksi tersebut.

 Bulan lalu, pendukung Rasmus Paludan, pemimpin ekstrimis sayap kanan, juga membakar sebuah Alquran di Kota Malmo, Swedia Selatan.

Politikus anti-Islam itu mengaku bahwa ia diundang untuk membakar Alquran oleh seorang seniman jalanan Swedia, Dan Park. Paludan menggambarkan aksinya tersebut sebagai bentuk "membela rakyat sebangsanya" di Swedia.

"Saudara-saudara kami di Swedia dimusnahkan di negara mereka sendiri, jadi yang bisa kami lakukan untuk membantu mereka adalah muncul di salah satu daerah mereka yang diduduki dan memberi tahu pendapat jujur kami tentang Alquran," kata Paludan melalui sebuah pernyataan.

Insiden itu telah menyebabkan sejumlah petugas polisi terluka dan 10 orang ditahan. Polisi juga melarang Paludan memasuki Swedia selama dua tahun.

Meski partainya belum masuk ke parlemen, Paludan telah membuat partai dan dirinya terkenal dengan aksi anti-Islam seperti membakar Alquran di seluruh wilayah yang didominasi imigran di Denmark.

 Ia melihat aksinya itu sebagai hak kebebasan berbicara dan kebebasan beragama.

Sementara di sisi lain, Dan Park yang namanya disebutkan oleh Paludan merupakan seniman jalanan Swedia yang juga tak luput dari kontroversi. Dia telah beberapa kali dipenjara dan disanksi karena kegiatan ujaran kebencian melalui karya seni.***