Raja Salman Dilarikan ke Rumah Sakit



IMPIANNEWS.COM.(Riyadh).

Mahkamah Kerajaan Arab Saudi pada Senin (20/7) pagi mengumumkan bahwa Raja Salman bin Abdulaziz al Saud telah dilarikan ke rumah sakit karena derita peradangan kandung empedu. Akibat peristiwa itu pertemuan Raja Salman dengan Perdana Menteri Irak, Mustafa al-Kadhemi, harus dibatalkan.

Amat jarang pihak kerajaan di Arab Saudi mengumumkan perihal kesehatan monarki penguasa yang kini berusia 84 tahun itu dan telah berkuasa sejak 2015 lalu.

Raja Salman adalah monarki penguasa ke-2 di wilayah Teluk yang dilarikan ke rumah sakit setelah emir Kuwait, Sheikh Sabah al-Ahmad al-Sabah, 91 tahun, juga harus dirawat di rumah sakit pada akhir pekan lalu.

“Raja Salman dirawat di Rumah Sakit Khusus King Faisal di Riyadh untuk menjalani pengujian medis terhadap cholecystitis (peradangan kantung empedu),” demikian pernyataan Mahkamah Kerajaan Saudi.

Pengumuman yang dipublikasikan kantor berita Saudi Press Agency sekitar jam 4.30 dini hari itu sama sekali tak merinci hal-hal lainnya dari kondisi Raja Salman.

Sementara itu Kementerian Luar Negeri Saudi mengumumkan bahwa rencana kunjungan PM Irak, Mustafa al-Kadhemi, harus ditunda karena raja harus dirawat di rumah sakit. 

“Kami menyadari bahwa rencana kunjungan ini amat penting dan kami ingin pertemuan ini sukses. Namun pemimpin kami yang bijak telah melakukan koordinasi dengan saudara kami dari Irak untuk menunda kunjungan hingga raja diperbolehkan pulang dari rumah sakit,” demikian cuitan Menteri Luar Negeri Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan.

Beberapa jam sebelum PM Kadhemi melakukan kunjungan ke luar negeri pertamanya, kantornya mengatakan bahwa telah mendengar kabar kesehatan Raja Salman yang secara tiba-tiba menurun. “Kunjungan kali ini harus ditunda hingga tanggal yang akan ditentukan berikutnya dan disepakati dua belah pihak,” demikian pernyataan dari kantor PM Kadhemi.

Sementara itu PM Kadhemi menulis, “Saya berharap @RajaSlaman bisa pulih secepatnya dan berharap bisa melakukan perjumpaan secepatnya, kami akan menjadwal ulang pertemuan sesegera mungkin,”.

PM Kadhemi juga menambahkan bahwa hubungan Irak dengan Saudi amat kuat dan berdasarkan kepentingan strategis bersama dan hubungan persaudaraan. 

“Saya optimistis terhadap potensi dan masa depan hubungan kami,” tegas dia.

Sementara itu pejabat Irak mengatakan pada AFP bahwa Menteri Perminyakan, Menteri Keuangan, Menteri Kelistrikan dan Menteri Perencanaan Irak telah tiba di Arab Saudi pada Minggu (19/7).

 Delegasi menteri ini akan kembali ke Baghdad setelah pertemuan mereka usai pada Senin malam.

Eratkan Diplomasi

Rencana kunjungan PM Kadhemi ke Riyadh akan dilanjutkan dengan kunjungan ke Teheran, Iran, yang adalah negara musuh bebuyutan Arab Saudi. Menurut pejabat di Irak, rencana kunjungan ke Teheran hingga saat ini masih belum berubah.

Berdasarkan jadwal, pada Selasa (21/7), PM Kadhemi akan bertemu dengan pemimpin spiritual Iran, Ali Khamenei, di Teheran.

Rencana kunjungan PM Kadhemi merupakan upaya menjembatani hubungan diplomasi dari Baghdad yang kerap terperangkap dalam perseteruan antara Riyadh, Teheran, dan Washington DC. Kunjungan PM Kadhemi juga akan membahas isu reformasi politik, menjaga hubungan diplomasi di kawasan Teluk serta membahas turunnya harga minyak.

Saat ini Arab Saudi memang sedang menjalani reformasi ekonomi pasca booming minyak dan juga semakin tegas dalam kebijakan politik luar negerinya dan terlibat langsung dalam perang sipil di negara tetangganya yaitu Yaman. AFP/I-1