AS dan Tiongkok ‘Perang’ di Bawah Laut Terkait Jaringan Kabel Data


IMPIANNEWS.COM (AS).

Hubungan politik antara Tiongkok dan Amerika Serikat belakangan semakin memanas. Kali ini bahkan perang dagang di antara keduanya sampai merembet pada persoalan jaringan kabel data bawah laut yang menghubungkan AS ke Hongkong. AS khawatir akan ada pencurian data oleh Tiongkok.

Jaringan kabel bawah laut itu adalah Pacific Light Cable Network. Selama ini jaringan itu didukung oleh Google dan Facebook, dirancang untuk meningkatkan kecepatan dan kapasitas internet. Tetapi komite pemerintah AS yang dikenal sebagai Team Telecom kini merekomendasikan agar AS menolaknya.

Dilansir dari BBC, Kamis (18/6), keputusan itu adalah buntut dari ketegangan yang meningkat antara AS dan Tiongkok, yang berada dalam situasi perang dagang. Kondisi tersebut juga menyangkut keamanan nasional.

Di seluruh dunia, ada ratusan kabel bawah laut yang menyediakan konektivitas internet. Jaringan baru diumumkan pada 2016 sebagai kemitraan antara Google, Facebook, dan perusahaan lain.

 Google mengatakan kabel akan sepanjang 12.800 km (8.000 mil) dan akan menjadi rute trans-Pasifik berkapasitas tertinggi.

Dengan kata lain, fasilitas ini akan menyediakan kapasitas yang cukup bagi Hongkong untuk memiliki 80 juta panggilan konferensi video HD dengan Los Angeles. 

Proyek ini juga akan memiliki bagian yang menghubungkan AS dengan Taiwan seta Filipina.

Kabel yang sudah telanjur terpasang diperkirakan menelan biaya fantastis jutaan Dolar AS. Salah satu perusahaan yang bekerja dengan Facebook dan Google adalah grup Dr Peng, raksasa broadband Tiongkok.

Kini Komite Tim Telecom telah merekomendasikan persetujuan untuk bagian Taiwan dan Filipina. Pihaknya merekomendasikan agar AS menolak Hongkong dengan alasan keamanan nasional.

“Upaya berkelanjutan Tiongkok untuk memperoleh data pribadi sensitif dari jutaan orang AS, melalui investasi infrastruktur digital dan berkaitan dengan undang-undang keamanan sier,” tegas Telecom.

Keputusan akhir akan diambil oleh Komisi Komunikasi Federal AS. Situasi ini dipicu oleh perang dagang kedua negara. Dan, setelah Presiden Donald Trump berkuasa, AS memberlakukan tarif miliaran Dolar AS untuk barang-barang Tiongkok. 

Lalu Tiongkok membalas. Trump telah lama menuduh Tiongkok melakukan perdagangan yang tidak adil dan pencurian kekayaan intelektual.

Tiongkok kini sedang mencoba untuk memperkenalkan undang-undang keamanan di Hongkong yang merupakan wilayah administrasi khusus Tiongkok.

 Namun AS mengatakan undang-undang itu akan mengancam otonomi. Trump mengatakan dia akan menghapus status istimewa Hongkong dalam hukum AS. ***

Post a Comment

0 Comments