Wartawan Madya dan Humas Kota Padang
KANTOR BAZNAS Kota Padang berdiri kokoh. Gedung berlantai tiga itu beralamat di Jalan Bay Pass KM 12 Simpang Sungai Sapih Kecamatan Kuranji, Kota Padang Provinsi Sumatra Barat.
Kantor Baznas Padang dibangun dengan anggar sekitar Rp.5 Miliar dari dana Amil Zakat (bukan dari dana asnaf fakir atau miskin).
H.Mahyeldi Ansharullah,SP |
Ketika peresmian gedung hadir Ketua Baznas Provinsi Sumatra Barat, Prof. H. Syamsul Bahri Khatib, Kepala Kantor Departemen Agama Kota Padang, Drs. H. Japeri Jarang, MM, pengurus dan karyawan Baznas Padang serta undangan.
"Sebelum memiliki kantor sebagus ini, Baznas Padang berkantor di salah satu ruangan Masjid Nurul Iman Padang," kenang Ketua Baznas Padang, H. Episantoso kepada wartawan.
H. Episantoso |
Bila awal tahun 2015 penghimpunan zakat dari non Aparatur Sipil Negara (ASN) belum menggembirakan. Belum banyak.
Nah, sejak Kantor Baznas Padang berada di Jalan Bay Pass, pengurus dan karyawan Baznas mulai mengatur strategi.
Artinya, selain menghimpun zakat gaji ASN di lingkungan Pemko Padang sebesar Rp.18 M hingga Rp.19 Miliar pertahun, zakat non ASN pun terus diikhtiarkan lebih intensif lagi.
Strategi dan kampanye pengumpulan zakat kepada Ummat Islam yang hartanya sudah wajib zakat semakin gencar.
Pembentukan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di masjid masjid, lembaga dan perkantoran seperti Kodim, Polres, Rumah Sakit serta lembaga lain tak berhenti dilakukan pihak bidang pengumpulan.
Potensi zakat non ASN masih besar. "Kita terus melakukan sosialisasi betapa pentingnya membayar zakat melalui lembaga Amil Zakat seperti BAZNAS," sebut Pak Haji begitu panggilan akrab Wakil Ketua BAZNAS Padang Bidang Pengumpulan, H. Syafriadi Autid.
Alhamdulillah. Kepercayaan masyarakat terhadap BAZNAS Padang semakin tinggi. "Ini bertanda kinerja pengurus dan karyawan BAZNAS Padang semakin baik. Selamat dan mesti ditingkatkan lagi," tegas Wako Padang, H. Mahyeldi Ansyarullah menjawab pertanyaan wartawan, Senin, 9 Desember 2019 di Padang.
Menurut Wako Mahyeldi, dia sering bertanya pada warga Kota Padang terkait keberadaan BAZNAS.
Rata rata warga kota ini, sebut Mahyeldi menunggu dan merasa terbantu dari harta zakat.
Zakat tidak datang begitu saja. Para Amil Zakat mesti kerja keras menjemput zakat.
Setiap hari bahkan di malam hari pun petugas penghimpunan atau pengumpul zakat BAZNAS Padang, bergerak.
Mereka menelpon, mereka mendatangi dan menjelaskan kepada calon muzakki (pembayar zakat) sebaiknya bayarlah zakat pada Amil Zakat resmi. Ke BAZNAS Padang.
Selain upaya sosialisasi dilakukan Amil zakat, semakin banyaknya penerima manfaat zakat yang bercerita menjadi alasan bagi muzakki membayar zakat harta dan profesi mereka ke Kantor Baznas Padang.
Sebelum tahun 2017, Baznas Padang pernah berhasil menghimpun zakat, sedeqah, infaq dan wakaf (Ziswaf) sebanyak Rp.25 Miliar.
Namun regulasi atau aturan BAZNAS pusat memutuskan, mulai tahun 2017 zakat ANS di SLTA dan perguruan tinggi (PT) dibayar ke BAZNAS Provinsi.
Tentu dari segi penghimpunan setiap ulan uang zakat berkurang masuk ke BAZNAS Padang.
Kondisi aturan nasional itu, tidak membuat Amil Zakat Kota Padang kehilangan akal.
Justeru kenyataan itu dijadikan peluang sekaligus tantangan.
Berbagai terobosan dilakukan menghimpun zakat agar para fakir, miskin dan asnaf dalapan (golongan lapan) penerima zakat lainya dapat menerima hak mereka.
Sudah ribuan warga Padang merasa terbantu dari zakat yang dicari para Amil Zakat Kota Padang.
Penyaluran zakat di BAZNAS Padang diberikan melalui program yang sudah dirancang dengan baik.
Ada program Padang Sehat, Program Padang Cerdas, Program Padang Sejahtera dan program lain yang intinya sangat membantu warga miskin.
Melihat manfaat zakat yang diterima warga kurang mampu, diharapkan kepada kaum muslimin dan muslimat membayar zakatnya ke BAZNAS Padang.
"Bila muzakki tidak sempat mengantarkan zakatnya ke BAZNAS Padang, petugas pengumpulan siap datang menjemput zakat bapak dan ibu ke alamat muzakkir," kata Pak Haji Syafriadi Autid.
Wallahualam bis shawaf. ***
0 Comments