UIN Imam Bonjol padang, gelar acara pelantikan pengurus himpunan & sarjana Syariah Indonesia HISSI, Wilayah Sumatera barat Priode 2019-2023, dan seminar Nasional.
Acara di gelar sabtu, 7 Agustus 2019 di Auditorium Gubernuran padang sumatera barat. Dalam acara pelantikan ini, di hadiri langsung oleh gubernur sumatera barat, Irwan Prayitno dan Ketua Umum Pusat HISSI, Prof. Amin Suma,SH, MH, MM. Dr. H. Syukri Iska, M. Ag yang terpilih dilantik menjadi ketua HISSI Wilayah Sumatera Barat tahun 2019-2023.
Prof. Dr. Amin Suma, SH. MH. MM. menjelaskan HISSI sudah ada di 23 Provinsi termasuk di malaysia, dan HISSI bukanlah organisasi komando, jadi tidaklah harus menunggu instruksi dari pusat, HISSI bisa berkembang dengan cara mensosialisasikan syariah-syariah yang menurut Islam.
Sehingga terciuptalah HISSI Produktif, berinofasi, dan kreatif. HISSI arahnya pada koridor ilmu, dan tetap taat kepada kitab suci dan hormat kepada konstitusi, ujarnya.
Gubernur sumatera barat Irwan Prayitno dalam kata sambutannya, sarjana syariah ada dimana-mana, sarjana syariah harus Inovatif dalam rangka syariah, bukan hanya akadnya saja yang diubah/disyariahkan tetapi isinya juga ala syariah. ujar irwan.
Kita berbisnis harus mengikuti perkembangan zaman, semakin banyak sarjana syariah (SS), semakin jaya negeri ini, kita jangan hanya menyebut ABS, SBK, tetapi tidak kita terapkan, ABS SBK akan semakin kokoh dengan keberadaan sarjana syariah. katanya Gubernur Sumatera Barat menentang bagaimana konsep wisata Halal ??
Dr. Andrianov chaniago sebagai nara sumber mengatakan, Pariwisata mendekatkan kita kepada ajaran Islam, erat kaitannya dengan sikap dan perilaku. Di beberapa daerah tertentu, pariwisata tidak bisa berkembang.
Karena steakholders tidak peduli dengan kebersihan, tidak konsisten dengan jasa yang ditawarkan, jujur, bertanggung jawab. Masyarakat, pelaku bisnis, dan pemandu wisata tidak ramah dan tidak santun, sehingga para wisata hanya menbawa kekecewaan karna mendapatkan pelayanan kerang baik.
Daerah pariwisata yang maju faktor pendukung utamanya adalah karena masyarakatnya telah melaksnakan à jaran Islam. Masyarakatnya jujur, bertanggung jawab, ramah, dan santun.
Label Halal saja tidak cukup untuk menari para wisatawan, Nilai2 Islami yg mendukung pariwisata dilaksanakan secara istiqomah atau tidak. Sukses tidaknya suatu usaha akan ditentukan oleh profesionalitas pelaku usaha tersebut.
Status kepemilikan atas lahan, ditentukan perlakuan produktif atau tidaknya lahan tersebut. Usaha Berkaitan dengan pariwisata, orang malas tidak mungkin maju usaha pariwisatanya.
Nara sumber berikutnya Kepala Dinas Pariwisata Propinsi Sumatera Barat
Perda no 6/2016 ttg RPJMD SUMBAR; pariwisata berbasis agama dan budaya.
Pariwisata halal bukan terbatas pada lokasi wisata yang bernuansa religi saja.
Yang harus diperhatikan adalah tempat sholatnya, tempat beruduk, dan label halal makanan.
Ada juga orang yang salah kaprah dalam memahami wisata halal sebagai suatu tindakan diskriminatif.
Selesai acara pelantikan, dilanjutkan seminar nasional yang bertemakan " Perkembangan produk dan wisata Halal di sumatera barat" (Ay)
0 Comments