Buku Penghubung Siswa, Pengendalian Pendidikan Karakter di Rumah

Wujud pendidikan karakter di SDN 10 Payakumbuh
IMPIANNEWS.COM
Payakumbuh, --- Penerapan Perda Payakumbuh Nomor 1 Tahun 2017 tentang Pendidikan Karakter di jajaran Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh dilaksanakan sebagai program wajib sekolah mulai dari tingkat PAUD hingga SLTP sesuai kewenangan pendidikan di Pemko Payakumbuh.

Sebagai wadah pengendalian pelaksanaan pendidikan karakter terhadap peserta didik, dinas pendidikan melahirkan buku penghubung siswa untuk setiap peserta didik. Di dalam buku kontrol tersebut tertera beberapa aspek keagamaan yang menguji kejujuran siswa sejak kecil dari rumah, mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali.

Sebagaimana penelusuran media impiannnews.com terkait pengendalian pendidikan karakter melalui buku kontrol siswa di SDN 10 Payakumbuh yang kini dikepalai H. Musri, Kamis (12/09/2019)

"Buku kontrol siswa adalah wadah pengujian kejujuran siswa sejak dini mulai dari rumah tangga. Terkait isi buku ini langsung diketahui dan ditandatangani orangtua peserta didik. Di dalam buku kontrol terdapat kolom ADA dan TIDAK tenang  pelaksanaan shalat wajib 5 waktu, baik sendiri maupun jemaah. Selain itu ada kolom shalat sunat, baca al quran serta hafalan juzz 'Amma sesuai target RPP pertingkat. Dalam buku tersebut walimurid bisa melihat langsung penilaian pelaksanaan pendidikan karakter bagi anaknya,"terang Musri.

Pada prinsipnya, ulas Musri. Buku penghubung siswa ini bertujuan untuk mendidik kejujuran siswa. Kalau mereka laksanakan mereka akan mengisi kolom. Kalau mereka tidak laksanakan, tentunya tidak ada tanda checlistnya.

"buku penghubung ini tentunya sangat berdampak, mengajarkan kebiasaan baik sejak dini. Ketek taraja-raja, Godang tabao-bao, lah tuo tarubah tido. Kebiasaan baik akan jadi keharusan bagi mereka. Sehingga kalau tidak dilakukan mereka akan merasa rugi. Demikian juga sebaliknya. Dan sebaliknya inilah yang kita antisipasi. Sehingga pendidikan karakter sudah berimbang dari sekolah dan rumah,"papar Musri mengakhiri.

Adalah salah seorang walimurid, Febrianti, yang anak sedang menduduki bangku kelas II di SDN 10 Payakumbuh.

"Anak Kita membawa buku penghubung siswa dari sekolah secara gratis. Kita pelajari dan pahami. Ternyata isinya kegiatan keagamaan anak keseharian. Hal ini sangat baik dan kami dukung tentunya. Anak dibiasakan bangun kami untuk shubuh dan melaksanakan shalat wajib tepat waktu. Diutamakan berjemaah. Kebiasaan pelaksanaan keagamaan lain juga tertera, shalat sunat dan baca / menghafal al quran. Semuanya sangat baik. Termasuk pembelajaran kebiasaan gemar menabung yang dijalankan saat ini. Hanya saja petugas dari bank ditunjuk diharapkan datang terjadwal dan periodik,"ungkapnya.(ul)

Post a Comment

0 Comments