Wahyu Uliadi Putra |
Di zaman Rasulullah Muhammad SAW bahwa mesjid berfungsi sebagai tempat pelaksananan ibadah magdhah ibadah ruhiyah, tempat tarbiyah, tempat musyawarah mengatur siasat dan menyelesaikan masalah. Selain itu mesjid juga dimanfaatkan sebagai sarana sosial dan asrama. Fungsi tersebut kiranya di zaman sekarang ini masih kita jalankan.
Berjalan dengan perkembangan zaman, secara garis besar mesjid pun dikelola dengan baik demi langsungnya kemaslahatan umat, baik secara ruhiyah, tarbiyah dan sosial. Dalam pelaksanaan fungsi mesjid telah dilahirkan ilmu guna mengatur kemasjidan yang disebut dengan managemen mesjid.
Dalam kegiatan sehari-hari manajemen pengelolaan masjid meliputi 3 (tiga) hal yaitu Idarah ( إدارة ), Imarah ( عمارة ) dan Ri'ayah ( رعاية ).
Idarah berarti administrasi, yaitu tata laksana administrasi yang meliputi surat menyurat, kegiatan, pendataan, keuangan dan sarana, berikut segala sesuatu yang berkaitan langsung dengan administrasi.
Terkait dengan aspek administrasi perlu dibentuknya sebuah kepengurusan yang mendapatkan pengakuan warga dan secara pemerintahan. Setidaknya, kepengurusan saat ini diakui pejabat Eselon 3, yakni pemerintahan di Kecamatan dalam hal ini Camat atau dari Kepala Kankemenag. Pengurus yang diamanahi tersebutlah yang mengatur semua bentuk administrasi mesjid secara transparan dan akuntabel yang bisa diterima jemaah dengan senang hati.
Khususnya terkait masalah uang. Laporan keuangan (rekapitulasi) yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan saat jemaah bertanya. Kesalahan dalam akuntabilitas keuangan inilah yang sering menimbulkan gesekan dalam masyarakat. Yakni lahirnya image kurang percaya.
Imarah berarti Kemakmuran, yaitu meramaikan masjid dengan berbagai kegiatan yang mendatangkan dan melibatkan peran jama'ah, sehingga semua jama'ah memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam memakmurkan masjid. Aktifitas yang tentunya harus ada di masjid adalah terjadinya jalinan hubungan ruhaniyah antara hamba (umat Islam) dengan Allah SWT ( Øبل من الله ), seperti shalat lima waktu, shalat jum'ah, 'Idaini, tadarus Al-Qur'an, istighotsah, ta'lim, I'tikaf, tarawikh, dan sebagainya.
Disamping itu juga rumah Allah tempat dimana umat Islam menjalin hubungan dengan sesama ( Øبل من الناس ), secara lahir-batin, merajut persaudaraan sejati sebagai sesama hamba, misalnya layanan kesehatan, layanan dan kegiatan ekonomi, layanan sosial, menghimpun dan menyalurkan infaq dan shadaqah, pelaksanaan nikah, pengurusan jenazah, konsultasi rumah tangga, pembinaan anak-anak dan remaja, upacara pengucapan Standar, pembinaan mu'allaf, dan sebagainya.
Sedang ri'ayah berarti pemeliharaan dan perawatan, yaitu memelihara dan merawat semua aset masjid yang merupakan hasil jariyah dan wakaf dari para jama'ah. Aset masjid tidak hanya berupa gedung / bangunan saja, akan tetapi juga tanah dan sarana dan prasarana yang lain. Semua harus terawat dan rapi sehingga dapat terus diambil manfaatnya oleh para jama'ah.
Mengapa mesjid merupakan kekuatan besar muslim. Berjalan manajemen mesjid secara optimal dipastikan bisa menjadi kekuatan besar. Bukan hanya untuk 'ubudiah dan tarbiyah, tapi ada hal penting yang bisa dibangun dari kesatuan jemaah mesjid, yang pastinya dapat meningkatkan kemaslahatan umat, yakni dari fungsi sosialnya.
Dati mesjid kita bisa meningkatkan produktifitas jemaah yang kurang mampu melalui bantuan Zakat, Infaq dan Sadakah (ZIS) yang dikelola di mesjid secara baik. Mesjid membantu peningkatan kesejahteraan jemaahnya. Bukan hanya melalui ZIS, kesolidan bisa juga bisa meningkatkan sumber daya manusia melalui bantuan bea siswa terhadap pendidikan anak jemaah yang kurang mampu. Melalui mesjid bukan hanya bisa memberantas buta tulis baca al quran, tapi juga Sehingga meajid bisa berantas buta aksara. Bahkan bea siswa pendidikan tinggi bisa digalang melalui mesjid.
Masih terkait pendidikan, selain pendidikan non formal berupa TPQ dan MDA, melalui mesjid juga bisa digalang dana pembangunan sekolah islam, berupa sd islam terpadu atau majlis ilmu lainnya sesuai kebutuhan jemaah yang ada di satu daerah.
Dengan tingginya tingkat kebersamaan jemaah, melalui mesjid juga bisa digalang dana peliharaan kesehatan, pengurus mesjid tau mana jemaah yang tidak hadir diakibatkan sakit. Pada posisi itulah dana mesjid dapat dimanfaatkan meringankan derita jemaah dalam aspek kesehatan. Saling empati dan saling berbagi, tidak ada yang berat, semuanya dapat diatasi secara bersama-sama secara ikhlas dalam tujuan ridho Allah dan ukhuwah islamiyah.
Seribu rupiah jika terkumpul bisa menjadi sebuah bangunan, dari dana terkumpul bisa mencetak sarjana. Dari dana terkumpul diminimalisir angka kemiskinan dan kebodohan. Dari dana terkumpul bisa dibangun klinik mesjid. Dari mesjid bisa lahir sebuah kelompok produktif, seperti kelompok tani ternak dan sebagainya.
Dengan solidnya organisasi kemasjidan semua dapat diselesaikan secara bersama. Dalam organisasi (takmir) masjid tentunya memiliki bagian-bagian yang berfungsi sebagai pengendali dari setiap kegiatan yang berlangsung di masjid tersebut. Dan yang lebih penting adalah dalam hal kepengurusan (takmir) masjid ini merupakan upaya pemberdayaan semua potensi jama'ah. Setiap pengurus takmir masjid tunduk pada aturan-aturan yang baku yang dibuat secara bersama dan diakte notariskan, sehingga memiliki kekuatan hukum yang tetap dan tidak mudah dirobah.
Dari pantauan kami di Payakumbuh, bantuan dana beasiswa pendidikan S1, pernah dilaksanakan di mesjid istiqlal kelurahan labiah basilang dan program rehab rumah.
"Dana umat yang sengaja kita kumpulkan melalui kotak fisabilillah biasa kita manfaatkan untuk mengumrahkan gharim serta membantu rehab rumah jemaah yang tidak layak huni. Dan ini sudah program yang disusun pengurus. Tahun 2019, pengurus akan jalankan program bantuan usaha produktif melalui pembuatan gerobak dagangan bagi warga kelurahan yang kurang mampu," terang Ketua Pengurus Mesjid Istiqlal, H. Indra pada Jumat (19/10/2018).
Selain itu, program senada juga sudah lama dijalankan di mesjid Ansharullah Muhammadiyah Payakumbuh melalui LazisMu.
"Muhammadiyah melalui LazisMu sudah banyak membantu warga melalui program pendidikan, bahkan ada biaya pendidikannya dibantu dari SD hingga Perguruan Tinggi. Selain itu bantuan usaha produktif dan bantuan insidentil bagi warga kurang mampu," terang Zikriman, salah seorang pengurus.(ul)