Kasihan Putri Masih Kecil Menderita Kangker Tulang

IMPIANNEWS.COM (Padang).

Namanya, Putri. Umurnya baru  11 tahun. Putri duduk di kelas VI SD Negeri Nomor 28 Gurun Laweh, Kec. Lubuk Begalung,  Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat.

Sekarang Putri tidak ceria lagi. Ia tidak bisa bergerak dan berjalan kemana mana. Termasuk pergi menuntut ilmu ke sekolah.

"Saya sedih. Karena sejak empat bulan lalu anak saya Putri divonis dokter menderita penyakit kangker tulang," kata Enida, 42 tahun ibu kandung Putri menjawab wartawan di Baznas Padang, Kamis, 4 Januari 2018.

Menurut Enida, semula Putri merasa  kakinya penat penat. Berat  dibawa berjalan. 

Mendengar keluhan si buah hatinya, Enida  membawa Putri ke tukang urut. Enida berfikir mana tahu Putri terselio atau pernah jatuh.

Walau sudah diurut, namun kaki Putri belum juga sembuh

Sebagai seorang ibu yang memiliki kepekaan terhadap anaknya, Enida tidak tinggal diam. Ia membawa Putri berobat ke Klinik Samudra Gaung. 

Lagi lagi, kendatipun sudah minum obat dari Klinik, kesembuhan Putri belum ada tanda tanda sehat.

Enida semakin risau melihat kaki anaknya yang terus membengkak disekitar lutut Putri.

"Memperhatikan kondisi fisik Putri, saya berusaha membawa anak saya diperiksa ke Rumah Sakit PT Semen Padang," ujar Enida dengan nada lirih.

Lalu apa yang terjadi? Di Rumah Sakit PT Semen Padang dokter yang memerisa Putri menyatakan Putri menderita penyakit tumor.

Sebagai orang awam dan berekonomi lemah, mendengar anaknya menderita tumor, Enida tidak sanggup menahan tangisnya.

Apa lagi, Dokter Bedah di Rumah Sakit Semen Padang, Boy Idaman menuturkan,  Putri mesti di rujuk berobat ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M.Djamil, Padang.

Saran dokter di Rumah Sakit PT Semen Padang itu, membuat Enida semakin bimbang. Hatinya luka melihat anaknya yang semakin lemas.

Ahkhirnya sesuai saran dokter, Enida membawa Putri berobat ke RSUP M.Djamil.

Setelah diperiksa dokter, ternyata dokter di RSUP M.Djamil menyimpulkan, Putri justeru menderita penyakit kangker tulang.

"Dokter di RSUP M.Djamil mengatakan tidak ada cara lain,  Putri mesti diamputasi. Bila tidak dikhawatirkan kangker menjalar ke paru paru Putri," cerita Enida sambi menangis.

TIDAK MAU ANAKNYA DIAMPUTASI

Mendengar keputusan dokter di RSUP M.DJamil, perasaan Enida 'seperti mau kiamat'.

Enida, tidak  tega melihat kaki anaknya Putri akan diamputasi atau dipotong.

"Sebagai ibu, saya tidak kuat melihat anak saya diamputasi," kata  Enida.

Dalam suasana hati sedih, Enida membawa Putri pulang ke rumah kontrakannya di Jalan Raya Parak Laweh.

Akan tetapi, Enida tidak berdiam diri. Ia terus berdoa dan berusaha untuk kesembuhan anaknya.

Sepekan lalu, Enida memberanikan diri mendatangi Kantor DPRD Kota Padang di Sawahan.

"Tujuan saya datang ke Kantor DPRD Padang meminta bantuan biaya berobat anak saya ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta," timpal Enida.

Kebetulan, kata Enida, di Kantor DPRD Padang ia bertemu dengan Walikota H. Mahyeldi Ansyarullah.

Kepada Walikota, ia menceritakan kondisi kesehatan  anaknya Putri. Seraya memperlihatkan foto Putri.

Mahyeldi sebagai  pemimpin, tidak banyak bertanya. Karema ia bisa merasakan penderitaan rakyatnya.

Dengan cepat Mahyeldi menghubungi pimpinan Baznas Kota Padang agar membantu meringankan biaya Putri.

"Alhamdulillah. Terima kasih atas perhatian Baznas Padang. Saya dibantu Rp.5 juta," sebut Enida setelah menerima uang yang diserahkan Ustadz Nursalim, Wakil Ketua Baznas Padang.

MASIH BUTUH BIAYA

Setelah mendapat bantuan dari Baznas, Enida bersam anaknya Putri, Jumat, 5 Januari 2018 akan berangkat ke Jakarta.

"Saya sangat mengharapkan bantuan utuk tambahan biaya selama Putri di rawat di RSPAD Gatot Soebroto," pintanya.

Siapa yang tersentuh hatinya ingin membantu biaya Putri, boleh diantarkan ke Kantor Baznas Padang. Baznas Padang akan salurkan lagi. (Awkar.)