Kakankemenag Pasaman Himbau Shalat Gerhana Bulan Dan Tata Caranya

IMPIANNEES.COM (Pasaman). 

Besok Rabu (31/1) bertepatan dengan 14 Jumadil Ula 1439 Hijriyah, sesuai data astronomi akan terjadi gerhana bulan total (GBT) yang hampir dapat dilihat di seluruh Indonesia.

Menyikapi itu dan instruksi Menteri Agama RI H.Lukman Hakim Shaifuddin, Kepala Kankemenag Kabupaten Pasaman H.Abdel Haq Selasa (30/1) menyampaikan himbauannya kepada masyarakat ranah Pasaman saiyo dapat bersama-sama melaksanakan shalat gerhana bulan (khusuf) di masjid-masjid daerah masing-masing.

Khusus di Lubuk Sikaping, akan digelar shalat bersama Kepala Daerah, MUI, para ASN seluruh instansi serta masyarakat sekitar di Masjid Agung Al Muttaqin besok (31/1). Sembari berzikir, berdoa, beristighfar kepada Allah SWT.

“Puncaknya sekitar pukul 20.29 WIB dan berakhir pukul 22.11 WIB”, terangnya.

Ia mengatakan pihaknya melalui seksi Bimas Islam telah menyurati seluruh Kepala KUA kecamatan untuk mensosialisasikan serta menghimbau masyarakatnya untuk melaksanakan shalat gerhana bulan.

Selanjutnya juga Abdel Haq menyampaikan tata cara shalat gerhana adalah pertama-tama berniat di dalam hati, selanjutnya takbiratul ihram, yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa.

Kemudian membaca do’a iftitah dan berta’awudz, membaca surat Al Fatihah yang dilanjutkan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaharkan (dikeraskan suaranya) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim : “Nabi Saw. menjaharkan (mengeraskan) bacaannya ketika shalat gerhana”, lalu ruku’ sambil memanjangkannya.

Setelah itu bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan “Sami’allahu Liman Hamidah, Rabbana Wa Lakal Hamd”, Dan sesudah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang.

Diterangkannya, berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama. Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya, bangkit dari ruku’ (i’tida), sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud seterusnya sujud kembali;

Abdel Haq melanjutkan keterangannya tentang cara shalat gerhana yang kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya di akhiri dengan salam. (suf78)