IMPIANNEWS.COM (Mentawai).
Kabupaten Mentawai memiliki potensi pariwisata yang bisa menjadi andalan selain laut dan pantai. Salah satunya adalah air terjun Simatobat yang terletak di Desa Bulasat, Kecamatan Pagai Selatan.
Pelaksana Tugas Kepala UPTD Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Kepulauan Mentawai, Tasliatul Fuaddi, Kamis (12/10), air terjun Simatobat atau bungo rayo bisa dikembangkan sebagai kawasan ekowisata.
Selain itu juga ada gua di sekitar air terjun. Ini menjadi penunjang dan bisa menjadi menarik ubntuk pengembangan air terjun nantinya. Selain itu di dalamnya juga terdapat sarang burung walet.
Saat melakukan penelusuran, ia juga menmukan jejak hewan seperti rusa kawanan primata endemik seperti Bilou dan Bokoi serta berbagai jenis burung dan juga ikan.
Bupati Mentawai, Yudas Sabagallet mengatakan untuk menunjang pariwisata di daerah tersebut akan mengambangkan parisata air terjun Simatobat dengan konsep ekonomi pembangunan, sosial dan ekologi.
“Dengan konsep itu diharapkan, pariwisata juga berdampak nyata kepada masyarakat seperti peningkatan ekonomi, pembangunan berjalan, dapat meminimalisir konflik dan ekosistem terjaga,” katanya usai Workshop Pengelolaan dan Perlindungan Kawasan Air Terjun Simatobat.
Ia mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Citra Mandiri Mentawai (YCMM) yang sudah mempopulerkan air terjun ini.
Air terjun berada dalam areal hak pengusahaan hutan ( HPH) PT Munas Pagai Lumber dengan status hutan industri. Namun juga ada klaim tanah ulayat suku. Pihaknya akan menyurati Dinas Kehutanan Sumbar dan Kementerian Kehutanan agar kawasan tersebut bisa dikelola dengan melibatkan unsur masyarakat.
Sementara Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Sumatera Barat, Hendri Octavia mendukung kawasan air terjun Simatobat ditetapkan sebagai Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) dan Areal Bernilai Konservasi Tinggi (ABKT/HCV).
Ia menyebutkan hal ini berkaitan dengan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari berbagai aspek di sekitar kawasan tersebut. (a)
