Musibah Kebakaran Pasar Ateh Bencana Terbesar Selama ini

IMPIANNEWS.COM (Bukit Tinggi).

Api menghanguskan seribuan lebih petak toko di Pasar Ateh Bukittinggi, Senin (30/10) pagi tadi. Ribuan pedagang berhamburan menyelamatkan barang dagangannya. Kebakaran ini merupakan bencana terbesar sepanjang tahun ini.

Mendengar kabar Pasar Ateh terbakar, Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah Dt Marajo langsung bertolak menuju lokasi. Meski saat itu agenda kerjanya cukup padat di Padang, akan tetapi Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) wilayah Sumatera, yang juga putera asli Agam ini menyempatkan diri untuk melihat langsung kondisi Pasar Ateh.

Tiba di Pasar Ateh, api memang telah padam. Mahyeldi menyusuri tiap sudut pasar. Bahkan menemui pedagang yang masih terlihat sibuk menyelamatkan barang yang tidak terpanggang. Mahyeldi pun nampak memberi semangat kepada pedagang yang menjadi korban.

Pasar Ateh memang merupakan tempat belanja terbesar di Sumatera Barat. Pasar ini pernah menjadi primadona. Terutama sekitar tahun 1980-an hingga awal 2000-an. Waktu itu, berlibur di Bukittinggi terasa kurang lengkap jika tak berbelanja di Pasar Ateh.

Terbakarnya Pasar Ateh mengakibatkan denyut perekonomian berhenti. Pedagang kehilangan tempat berdagang dan barang dagangannya.

“Destinasi belanja terbesar terhenti,” kata Walikota Padang, Senin (30/10).

Mahyeldi menyebut, dengan terjadinya musibah kebakaran di Pasar Ateh, otomatis kegiatan jual beli tidak bisa dilanjutkan. Mahyeldi berharap, ke depannya Pasar Ateh akan lebih baik lagi dari sebelumnya.

“Semoga Pasar Ateh ke depan makin baik,” harap Mahyeldi.

Sementara itu, untuk memadamkan api, puluhan mobil pemadam kebakaran dari sejulah daerah berdatangan. Termasuk dari Kota Padang. Mereka saling bahu-membahu memadamkan “Si Gulambai”.

Siang harinya, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno juga datang ke lokasi kebakaran. Gubernur sempat memuji langkah dan upaya Walikota Bukittinggi dalam memindahkan pedagang ke jalan Perintis. Ditaksir kerugian akibat kebakaran ini mencapai Rp 1,5 triliun.(ch)