Tanggung jawab mendidik adalah amanah yang besar di pundak guru, namun jangan dipandang sebagai beban. Tanpa keseriusan dan keikhlasan para guru dalam menjalankan tugas besarnya, bangsa ini tidak akan memiliki generasi terdidik dan berilmu pengetahuan.
Hal ini dikatakan Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah Dt. Marajo saat membuka Festival Literasi dan Edukasi dalam rangka peringatan Hari Guru Nasional (HGN) di Aula Masjid Agung Nurul Imam, Selasa (21/11/2017).
Menurut Mahyeldi, upaya meningkatkan kesadaran literasi anak didik sejak dini salah satunya melalui festival literasi dan edukasi sehingga mereka menerima informasi seluas-luasnya.
"Diadakan Festival Litetasi dan Edukasi salah satu upaya meningkatkan kesadaran literasi tersebut," imbuh Walikota.
Walikota menambahkan, masyarakat juga terus didorong untuk mengenali literasi agar menjadi masyarakat yang cinta membaca. Program penguatan keluarga 1821 juga dalam rangka memberi kesempatan kepada anggota keluarga untuk memotivasi anak-anak belajar dan membaca.
"Kita dorong masyarakat untuk lebih mencibtai literasi," tukuknya.
Pada kesempatan ini, Walikota Mahyeldi beserta istri mengenakan pakaian adat Minangkabau ala Penghulu dan Bundo Kanduang. Lalu 'penghulu dan bundo kanduang diarak diiringi ratusan guru dari Gedung Bagindo Aziz Chan menuju lokasi festival di Masjid Agung Nurul Iman.
Usai pembukaan festival, Walikota Mahyeldi didapuk untuk menuturkan cerita 'Malin Kundang' di hadapan ratusan murid SD yang mengikuti lomba melukis di lokasi tersebut.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang Barlius mengatakan, rata-rata membaca buku orang Indonesia masih jauh di bawah beberapa negara lain di dunia. Rendahnya 'kemelekan' literasi ini perlu terus menerus didorong agar generasi memiliki kesadaran literasi yang tinggi.
"Kesadaran literasi yang rendah ini akan terus kita dorong melalui pendidik dan kegiatan di sekolah yang melibatkan juga para orang tua," ulasnya.(du/yz)