Bank Aceh Forum Keuchik Peureulak Menilai Bank Aceh Bagai Benalu

IMPIANNEWS.COM

Aceh - Sejak Alokasi dana gampong baik sumber APBN maupun APBK rekening penampung untuk setiap Gampong mayoritas menggunakan Bank Aceh dalam melakukan transaksi keuangan gampong. Namun dalam perjalanannya selama ini Bank Aceh terlihat sekali seperti "benalu" yang menghambat gampong dalam melakukan transaksi di Bank berplat merah tersebut. 

Hal tersebut disampaikan oleh Rizalihadi (foto) ketua Forum Keuchik Kecamatan Peureulak sekaligus merangkap Sekjend APDESI Aceh Timur, Senin 31/5/2021 Melalui siaran Pers yang diterima Media Ini.

"Saya sering mendapatkan keluhan dari keuchik dalam Wilayah Peureulak, karena pelayanan di Bank Aceh Capem Peureulak tidak profesional dan tidak manusiawi sekali," tulisnya.

"Sebagai contoh pemberlakuan aturan baru saat penarikan uang gampong harus hadir 2 orang, Kaur Keuangan dan Keuchik, di lembaran cek harus bermaterai dan yang tidak manusiawi menurut kami adalah saat pengambilan uang harus berdiri didepan uang dan di ambil dokumentasi di depan teller yang penuh keramaian dan ini tidak terjadi di beberapa Kecamatan lain. 

Aktivitas tersebut sangat terganggu dan kami para keuchik merasa tidak punya harga diri dan kewibawaan sebagai pemerintah gampong atas perilaku Bank Aceh," tambahnya.

Selanjutnya ia menambahkan bahwa dengan adanya aturan yg tak jelas seperti itu, para Keuchik hampir seperti penjahat aja,

"Yang sangat terlihat adalah kami seperi perampok atau koruptor yang di foto didepan uang, dan ini menjadi persoalan baru bagi kami yang sulit kami terima".

Disisi lain Bank Aceh telah melakukan pembodohan publik, "Masak Cek harus hadir ke dua orang kecuali buku tabungan biasa. Bukankah cek bisa diambil siapa saja asal telah ditandatangani dan di stempel basah oleh pejabat berwenang dan telah sah demi hukum, lalu kenapa Bank Aceh menambah regulasi yang konyol itu?," tanyanya Kesal.

"Sebagai Pemerintah Gampong kami tidak meminta layanan lebih tapi memanusiawikan kami saja telah cukup. Ini belum bicara penghargaan tahunan yang kami dapatkan yang setiap tahun jangankan paket, selembar kalender pun kebanyakan keuchik tidak dapatkan, padahal salah satu transaksi terbesar dan endapan anggaran tahunan dalam bentuk SILPA Gampong salah satunya adalah rekening kami dan ini menjadi keuntungan Bank Aceh dalam penilaian BI di akhir tahun karena banyaknya endapan dana, namun apa yang kami dapatkan? Jangankan lainnya kalender saja kami kebanyakan para keuchik harus mengemis ke Bank Aceh," timpal Rizalihadi.

Ketua Forum Keuchik Peureulak Kota dan juga merangkap Sekjend APDESI Aceh Timur mempertanyakan kemampuan Kepala Bank Aceh Capem Peureulak dalam melayani. 

"Bagaimanakah kemampuan Kepala Bank Aceh Capem Peureulak dalam melayani Kami para keuchik dan ini menjadi catatan dan evaluasi kami ditingkat kabupaten untuk pemindahan Rekening  Gampong dari Bank Aceh ke bank BSI," lanjutnya lagi.

"Untuk menyikapi kasus ini, hari ini Senin (31/5/21) kami perwakilan Keuchik Peureulak, Peureulak Timur dan Peureulak barat akan menyambangi Bank Aceh untuk mempertanyakan dasar hukum peraturan tersebut, apakah ini resmi dikeluarkan oleh BI maupun OJK atau tidak, sehingga kepala Bank Aceh Capem Peureulak tidak bersikap otoriter sesukanya apa lagi melampaui kapasitasnya hanya sebagai pembantu Bank Aceh utuk wilayah Peureulak," pungkasnya. (MLD)

Post a Comment

0 Comments