Lewat Airlangga Golkar Semakin Berkuasa, Rocky Gerung: Kita Lihat Nanti


Kolase foto Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto (kiri) dan pengamat politik Indonesia Rocky Gerung (kanan). /Antara Puspa Perwitasari /YouTube

IMPIANNEWS.COM(Jakarta).

Usulan petinggi Golkar Leo Nababan beberapa hari lalu yang menunjuk Airlangga Hartarto sebagai Capres dan Joko Widodo (Jokowi) sebagai Cawapresnya pada Pilpres 2024 telah membuat geger berbagai pengamat politik di Indonesia.

Faktanya usulan tersebut diharapkan Nababan bisa membuat Jokowi maju kembali sebagai Capres hingga tahun 2045.

Mengapa harus menjadi Wapres terlebih dahulu? karena aturan di Indonesia tidak memperbolehkan seorang presiden menjabat lebih dari dua periode sekaligus.

Tentunya pengamat politik Indonesia Rocky Gerung pun tak kuasa menahan pendapatnya menyangkut masalah tersebut.

Walaupun terlihat sedang bercanda dan banyak orang yang menertawakan usulan Nababan, menurut Rocky Gerung itulah yang sedang terjadi pada politik di tanah air.

"Kendati diucapkan secara agak bercanda, tetapi itu di bawah sadar politik kita begitu, melalui bercanda sekadar usulan yang asal-asal, tetapi itu riil," ucapnya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com,  dilansir impiannews.com dari kanal YouTube Rocky Gerung Official, Jumat, 30 Oktober 2020.

Menurutnya, memang terlihat ada ambisi Golkar untuk menjadikan Airlangga Hartarto sebagai presiden.

"Karena itu Airlangga tentu mulai mempersiapkan kader, jaringan, kapital, undang-undang termasuk UU Omnibus Law, ini adalah persiapan dari beliau untuk mencalonkan diri sebagai presiden," tuturnya.

Sehingga Rocky Gerung yakin jika Airlangga menjadi presiden 2024, seluruh fasilitas nantinya sudah tersedia dan siap pakai.

"Seperti UU yang sangat presidential heavy yang sangat berbasis pada kekuasaan presiden, jadi kita anggap bahwa memang Airlangga mempersiapkan diri tuh, persiapan itu juga mesti ditandingin dengan persiapan menghadapi oposisi," ucapnya.

Rocky Gerung menekankan bahwa Omnibus Law ini adalah persiapan untuk menjadikan Indonesia makin otoriter dalam ekonomi, politik, dan pengendalian buruh.

Lalu dirinya juga yakin bahwa setiap masyarakat berhak menyuarakan haknya jika nantinya terdapat pelanggaran dalam proses Golkar untuk mengambil alih kekuasaan.

"Jadi kalau Golkar bersiap untuk mengambil alih kekuasaan, baik secara natural maupun ekstra parlementer, maka hak mahasiswa, hak buruh, hak kontraS, hak YLBHI untuk terus menerus menyosialisasikan jika ada penyimpangan," ucapnya.

"Kan itu semacam inner call kan panggilan dari hati dan batin, untuk menghalangi kekuasaan jika terdapat penyimpangan, dan itu sah dalam sejarah perjuangan politik," tuturnya menambahkan.

Hersubeno Arief lawan bicaranya pun mengingatkan, "nanti dibilang makar lagi ini bung Rocky."

"Maka itu persiapan itu harus ada senjata, namun saat ini kebanyakan cuman ada suara, di situ kesulitan kekuasaan hari ini, gak mampu untuk menandingi discourse," jawab Rocky Gerung

Menurutnya, politik di Indonesia terutama di jajaran pemerintahan harus dikendalikan dengan kemampuan mengolah narasi.

"Nah istana itu miskin dalam soal narasi, karena dia miskin maka dia pamer kekuasaan, itu jadinya tuh. Hasil akhir kita lihat nanti, mungkin dalam satu minggu ke depan, masih ada konsolidasi buruh, intelektual, masyarakat sipil, dan itu pertanda bahwa kekuatan alternatif sedang tumbuh, kita tinggal memetik buahnya," tutup Rocky Gerung.***


Post a Comment

0 Comments