Tiongkok Sangat Takut dengan Kebebasan Pers, Sebut AS



Tiongkok Sangat  Takut dengan Kebebasan Pers, Sebut AS

Mark Felix/AFP

AMERIKA Serikat pada hari Selasa (8/9) menuduh Tiongkok takut akan media yang bebas karena mengecam pembatasan baru Beijing pada pers internasional.

"(Tiongkok) telah memberi tahu kami bahwa mereka berencana untuk lebih membatasi akses bagi jurnalis asing yang bekerja di RRT," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus.

"Tindakan yang diusulkan ini akan memperburuk lingkungan peliputan di Tiongkok, yang sudah kekurangan peliputan media yang terbuka dan independen," tulisnya di Twitter.

Menurutnya, langkah Beijing tersebut telah membatasi ruang peliputan bagi media asing. Dan Morgan menuduh Negara Tirai Bambu takut akan kebabasan pers.

"Mengapa PKC takut akan pelaporan media investigasi dan independen?" katanya, mengacu pada Partai Komunis Tiongkok.

Tiongkok telah memperingatkan bahwa jurnalis asing harus mematuhi hukum untuk bekerja di negara itu.

 Hal itu setelah menyelidiki dua jurnalis Australia yang melarikan diri di bawah perlindungan diplomatik karena takut ditangkap.

 Adapun, sesama wartawan Australia lainnya Cheng Lei telah ditahan sejak bulan lalu, dan Tiongkok mengakui bahwa dia ditahan atas dasar keamanan nasional. 

Tiomgkok juga telah mengusir wartawan AS dari surat kabar ternama, yang meningkatkan kekhawatiran bahwa Beijing berusaha menghentikan peliputan investigasi, termasuk tentang hak asasi manusia.

Beijing bertindak melawan jurnalis AS setelah Departemen Luar Negeri memperketat peraturan pada media pemerintah Tiongkok, menyebut mereka sebagai propaganda, meskipun tidak membatasi hak jurnalis mereka untuk meliput di AS.(AFP/OL-3)