Dua Kapal Asal China Diamankan Lu Huang Yuan Yu 118 dan Lu Huang Yuan Yu 117 Sudah Rugi Milyaran


Dua Kapal Asal China Diamankan Lu Huang Yuan Yu 118 dan Lu Huang Yuan Yu 117 Sudah Rugi Milyaran 

IMPIANNEWS.COM (Natuna)

Terungkapnya kasus TPPO di kapal penangkap ikan asal China oleh Ditreskrimum Polda Kepri beberapa bulan belakangan turut berdampak pada aktivitas mereka di perairan Kepri.

Kasubdit IV Ditreskrimum Polda Kepri, AKBP Dhani Catra Nugraha mengklaim, semenjak adanya pengungkapan kasus tersebut, ada banyak kapal China yang sudah tidak berani lagi mendekat ke perairan Indonesia.

“Kapal China itu ga berani merapat kesini sudah, mereka (mungkin) trauma karena kasus kemarin,” ujar Dhani, Senin (7/9/2020).

Ia juga menambahkan, ada kemungkinan kapal-kapal itu takut karena apabila tertangkap menjadi kerugian besar bagi mereka.

“Seperti dua kapal yang kami amankan (Lu Huang Yuan Yu 118 dan Lu Huang Yuan Yu 117), sudah rugi miliaran mereka,” kata Dhani, melansir impiannews.com lewat Batamnews --jaringan Suara.com.

Kerugian itu, Dhani menambahkan, karena sewaktu para kru kapal ditahan di wilayah Indonesia, menyebabkan mereka tidak bisa melaut mencari ikan.

“Karena beberapa hari di sini saja, seharusnya sudah bisa dapat berapa ikan, berapa cumi-cumi. Sedangkan kemarin cuma beberapa hari di sini saja, sudah rugi besar mereka,” ucap Dhani.

Sebagaimana diketahui, beberapa bulan terakhir terjadi tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang melibatkan warga negara Indonesia sebagai ABK yang bekerja di kapal asing.

Para ABK WNI yang berada di kapal China tersebut seringkali menjadi korban tindak kekerasan hingga diperlakukan tidak manusiawi.

Bahkan, yang sempat viral, ada WNI meninggal di atas kapal, ada pula yang jenazahnya dilarung ke laut, hingga jasad WNI dimasukkan ke dalam freezer.

Masih segar di ingatan kita, kapal China yang menyewa orang (nelayan lokal) untuk menyelundupkan jenazah-jenazah yang meninggal di kapal mereka untuk dikeluarkan dengan perahu boat kecil.

Kapal-kapak China ini seringkali menghindari tanggung jawab sebagai pihak yang mempekerjakan para ABK tersebut.

 Perlakuan kepada ABK juga kadang tidak manusiawi.
Meski demikian, masih banyak yang tertarik bekerja di kapal penangkap ikan asal China melalui agen-agen tak resmi dengan resiko mempertaruhkan nyawa. ***