China Ingatkan AS Terkait Hubungan dengan Taiwan



China Ingatkan AS Terkait Hubungan dengan Taiwan

Juru bicara kementerian luar negeri China, Wang Wenbin./strait times /

IMPIANNEWS.COM (Beijing).

Beijing kembali memperingatkan Amerika Serikat (AS) terkait hubungannya dengan Taiwan. Hal itu seiring dengan rencana pertemuan Pejabat AS dan Taiwan untuk membahas kerjasama ekonomi dan komersial akhir pekan ini.

China memperingatkan potensi 'kerusakan serius' apabila AS tidak menarik diri dari segala bentuk kerja sama dengan Taiwan.

Juru bicara kementerian luar negeri China, Wang Wenbin mendesak AS untuk menghentikan semua bentuk kerja sama dengan Taiwan.

"China dengan tegas menentang pertemuan delegasi AS dan Taiwan. Saya ingin menekankan sekali lagi bahwa pertanyaan Taiwan berkaitan dengan kedaulatan dan integritas teritorial China dan menyangkut kepentingan inti China," ucap Wang dalam konferensi pers harian, Senin 14 September 2020 seperti dilaporkan Associated Press.

"Ini adalah masalah paling penting dan sensitif dalam hubungan China-AS. Prinsip satu-China adalah landasan politik hubungan China-AS. Kami mendesak pihak AS untuk mematuhi prinsip satu China dan tiga komunike bersama China-AS, dan untuk menghentikan semua bentuk hubungan resmi antara AS dan Taiwan," lanjutnya




Peta wilayah China./growyourgk

Menteri luar negeri AS untuk pertumbuhan ekonomi, energi dan lingkungan, Keith Krach diagendakan mengunjungi Taiwan untuk membahas kerja sama ekonomi dan komersial.

Kunjungan Krach merupakan kelanjutan dari kunjungan Menteri Kesehatan AS Alex Azar bulan lalu. Azar menjadi pejabat tinggi AS pertama yang mengunjungi Taiwan sejak hubungan kedua negara putus pada 1979.

Peta wilayah China./growyourgk
Kunjungan Krach ke Taiwan kemungkinan besar akan memicu amarah berkelanjutan dari China.

 Negeri Tirai Bambu menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan menentang setiap kontak resmi dengan negara lain.

Kementerian Luar Negeri Taiwan pekan lalu mengonfirmasi bahwa pihaknya dalam tahap negosiasi dengan AS. 

Namun mereka tidak mengungkap kapan atau siapa yang mungkin menjadi perwakilan dari Washington.***