5 Berita Terpopuler: China-RI Memanas di Natuna hingga Murahnya F-35



5 Berita Terpopuler: China-RI Memanas di Natuna hingga Murahnya F-35

IMPIANNEWS.COM -- Lansir dari Redaksi Mata Mata Politik merangkum lima berita terpopuler hari ini, mulai dari jet tempur F-35 yang makin murah hingga perang Indonesia-China di Natuna yang memanas. Simak daftarnya.

1. Jet Tempur F-35 Makin Murah, Saatnya Beli Lagi?

Sejak konsep awal, jet tempur F-35 telah dikenal sebagai pesawat yang sangat mahal yang dapat mengisi banyak peran. 

Bagaikan “Pisau Swiss Army” berharga tinggi, pesawat tempur generasi kelima ini dimaksudkan untuk menggantikan pesawat tempur di Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan Korps Marinir.
Sisi negatifnya selalu biaya.

 Sebagus apa pun F-35, mendapatkan jumlah yang cukup untuk menutupi semua tantangan dan tanggung jawab global Amerika merupakan hal yang menakutkan.

2. Kesaksian Karyawan Huawei Bertahan di Tengah Gempuran AS

Di pusat penelitian dan pengembangan Huawei di Dongguan, Provinsi Guangdong China Selatan, meskipun sangat sedikit karyawan membicarakan tentang 15 September, tanggal berlakunya larangan terbaru AS, beberapa orang menganggapnya sebagai momen yang harus selalu diingat oleh industri semikonduktor China. 

Seperti halnya mereka telah membayar mahal karena mengandalkan teknologi AS, tulis Global Times.

Mengenakan kemeja kutu buku dengan ransel, para insinyur muda di pusat R&D tampak tenang, meskipun perusahaan telah secara resmi memasuki momen tergelap ketika pemasok chipset utamanya secara bertahap menangguhkan penyediaan pasokan di bawah larangan ekspor AS. 

Tanpa kecemasan yang terasa di kantor Huawei, tindakan keras pemerintah AS terhadap perusahaan swasta China dalam dua tahun terakhir mengajari banyak staf Huawei satu hal penting: Fokus, lakukan upaya maksimal, dan bersiap untuk yang terburuk.

3. ‘Perang’ Indonesia-China di Natuna Lanjut, Ini Faktanya

Kapal cutter 5204 Penjaga Pantai China (CCG) telah menjadi pemandangan yang begitu akrab di dalam dan di tepian Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) 200 mil laut Indonesia. 

Kapal tersebut kini dicurigai mencoba mengintai batas sembilan garis putus-putus China yang secara historis mengklaim wewenang atas Laut China Selatan.

Pemerintah Indonesia mengeluarkan protes resmi kepada duta besar China untuk negara ini Xiao Qian atas gangguan terbaru pada Sabtu (12/9). 

Menurut laporan Asia Times, Badan Keamanan Laut Indonesia (BAKAMLA) menyebut China menggunakan istilah khusus “sembilan garis putus-putus” dalam pesan radio dengan kapal patroli Indonesia.

Meskipun China mengakui kedaulatan Indonesia atas Kepulauan Natuna paling utara, China selalu menolak memberikan koordinat yang tepat atas sembilan garis putus-putus, hamparan luas Laut China Selatan berbentuk lidah yang membentang memasuki Laut Natuna Utara.

4. Xi Jinping Paling Berbahaya di Dunia, Bagaimana Respons Eropa?

Sangat mudah untuk menyalahkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump atas pergolakan saat ini. Perang dagang Trump dan permusuhan terhadap lembaga multilateral adalah tantangan yang sangat terlihat bagi tatanan internasional yang telah berlaku sejak akhir Perang Dunia II.

Konsekuensi yang lebih besar tetapi kurang jelas adalah perubahan mendasar yang terjadi di China. 

Menurut opini Michael Schuman di Politico, Presiden Xi Jinping secara dramatis menyimpang dari prinsip-prinsip utama yang mengatur kebijakan politik, ekonomi, dan luar negeri China selama beberapa dekade dan membawanya ke arah baru yang mengejutkan.

5. Rudal Iran Gagal Capai Washington, Tapi Bisa Sulut Amarah AS

Seperti Angkatan Bersenjata Iran lainnya, Angkatan Udara Iran dilumpuhkan oleh pembersihan pasca-revolusi. Meskipun secara numerik dan teknologi lebih unggul dari Angkatan Udara Irak, Iran tidak dapat mencapai superioritas udara dan tidak dapat secara akurat menyerang target jauh di dalam Irak.

Sebagai tanggapan, Iran membeli sejumlah rudal balistik jarak pendek Soviet R-17 (“Scud-B”) dari pemerintah Libya. 

Kebutuhan masa perang akan rudal balistik, serta sejarah permusuhan Iran dengan Israel, membuat Iran mengembangkan industri rudalnya sendiri. Rudal pertamanya, Shahab-1, adalah salinan dari rudal Scud-B.

Penulis dan editor: Purnama Ayu Rizky

Keterangan foto utama: Presiden Indonesia Joko ‘Jokowi’ Widodo (ketiga dari kanan) dan pejabat lainnya berdiri di dek kapal TNI Angkatan Laut KRI Imam Bonjol, di perairan lepas pantai Kepulauan Natuna pada 23 Juni 2017. (Foto: AP)

5 Berita Terpopuler: China-RI Memanas di Natuna hingga Murahnya F-35

Related Items:Amerika, Berita Terpopuler Dunia, China, F-35, Huawei, Laut Natuna ***