Hewan Gatal Menjijikkan Bakal Jadi Makhluk Cantik

Filosofi ulat bulu 
IMPIANNEWS.COM
Catatan, --- Pada Jumat (15/05/2020) malam semua anggota keluargaku mengalami derita gatal-gatal. Bukan hanya gatal, bekas garutan menimbulkan bengkak dan benjolan. Kondisi tersebut membuat istriku panik, sehingga memandikan anak-anakku meski jam dinding sudah menunjuk pukul 22.14 WIB. Rasa dingin mandi malam harus dialami anakku. 

Usut punya usut, akhirnya Kami mencoba mencek alas kasur dan selimut. Ternyata pada selimut yang sempat kami jemur di terik matahari siang Jumat, dijadikan tempat berlindung nyaman ulat bulu. 

Bukan hanya anak dan istriku yang terserang ulat bulu yang membuat gatal. Aku pun ikut menanggung gatal. Hingga pukul 03.00 Sabtu dini hari aku merasai gatalnya racun ulat bulu ini. Aku pun mencoba mengobati dengan sabun mandi, namun belum maksimal. Namun dari berbagai nasehat tokoh masyarakat kelurahan Ompang Tanah Sirah (OTS) dimana kami berdomisili. Gatal karena racun ulat bulu bisa diobati dengan larutan air dan garam. Hasil larutan garam diusapkan ke lokasi terdampak gatal tersebut. 
Pengalaman ini membuat aku ingin mencari tau tentang ulat bulu ini. 

Dikutip dari sebuah artikel Kabid zoologi Pusat Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Hari Sutrisno (2017). Dia menerangkan bahwa ulat bulu beracun adalah ulat yang minimal memiliki satu atau lebih kelenjar racun, mekanisme ekskresi serta alat untuk menginjeksi racun. 
Secara garis besar ada dua kelompok, yakni ulat beracun pasif dan aktif.

Ulat beracun pasif berarti memiliki kelenjar dan saluran racun. Namun, tidak memiliki alat untuk menyuntikkan venom (kelenjar racun).

Sedangkan kelompok yang beracun aktif, selain mempunyai kelenjar racun juga dilengkapi alat untuk memasukkan racun ke tubuh lawan/binatang lain, misalnya ulat Limacodidae.

Berikut adalah 4 Jenis Ulat Bulu Beracun seperti yang di jelaskan Hari yang sudah menjadi peneliti ngengat di LIPI sejak 1994, yaitu:

1. Struktur khusus pada ujung bulu
Biasanya bulu-bulu pada ulat Lasiocampidae. Bulu-bulunya biasanya menempel lekat pada tubuh larvae.

Bulunya agak tebal berbeda dalam ukuran panjangnya dan pangkal yang tumpul dan menebal. Ujung yang tajam menunjukan struktur menyerupai mata gergaji. Bila ulat bulu beracun satu ini mengenai kulit manusia akan menyebabkan iritasi seperti mengutip rilis LIPI.

2. Bulu ulat dengan dasar lancip
Biasanya bulu-bulu pada ulat Lymantriidae. Contohnya seperti serangan ulat bulu di Probolinggo, Jawa Timur di 2011.

3. Duri beracun
Tipe duri beracun yang dimiliki kelompok Limacodidae berbeda dengan jenis yang lain. Duri ulat ini memiliki ukuran panjang dan lebar dibanding bulu di ketiga jenis sebelumnya. Lalu, ujung duri sangat lancip dan tajam.

“Duri racun ini bekerja menyerupai jarum suntik. Ulat jenis ini akan menyuntikan durinya yang berbisa ke dalam organisme yang menyentuhnya atau mengganggunya dengan cara kontak langsung,” jelas Hari.

4. Bulu-bulu normal
Biasanya bulu-bulu pada ulat Noctuidae dan Arctiidae. Bulu ulat ini halus dan mudah putus ujungnya. Sehingga akan mudah masuk ke dalam kulit manusia bila terjadi kontak langsung.

Biasanya sengatan panas, kata Hari, bakal hilang dalam 3-4 jam. Salah satu cara mengatasinya dengang mengompres menggunakan air es. Bila kondisi tubuh memburuk bisa mengonsumsi antihistamin. Namun, jika amat mengganggu sebaiknya segera ke dokter.

"Namun, Secara biologis dan alamiah keberadaan Ulat bulu merupakan ada suatu tahapan metamorfosis kupu-kupu, yaitu dari telur menjadi ulat bulu, kemudian membentuk kepompong hingga beberapa waktu untuk bermetamorfosa menjadi seekor kupu-kupu yang indah,"pungkas Hari. (014)

Semoga kita bisa ambil hikmahnya..... 

Post a Comment

0 Comments