Turki Luncurkan Serangan Masif untuk Merebut Idlib

Kendaraan militer Turki bergerak di jalan dekat kota perbatasan Turki, Ceylanpinar, provinsi Sanliurfa, Turki, 18 Oktober 2019. [REUTERS / Stoyan Nenov / File Photo]

IMPIANNEWS.COM (Turki).

Turki menembak jatuh dua pesawat tempur Suriah di Idlib pada hari Minggu dalam serangan besar-besaran untuk merebut provinsi tersebut.

Militer Turki menyerang bandara militer jauh di luar garis depan dalam operasi militernya setelah kematian puluhan tentara Turki pekan lalu.

Menurut laporan Reuters, 2 Maret 2020, Turki telah meningkatkan serangannya, termasuk serangan pesawat drone, terhadap pasukan Suriah yang didukung Rusia sejak Kamis, ketika 33 tentara Turki tewas dalam serangan udara pasukan Assad.

Turki telah mengerahkan ribuan tentara dan kendaraan militer di provinsi barat laut Suriah, Idlib, pada bulan lalu untuk membendung kemajuan pasukan pemerintah Suriah dan milisinya yang telah membuat 1 juta orang di dekat perbatasan selatan Turki mengungsi.

Sekitar 3,6 juta pengungsi melarikan diri dari Suriah dan Turki telah membuka perbatasan Eropa agar pengungsi tidak menumpuk di Turki.

Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan dalam empat hari terakhir pasukan Turki menghancurkan delapan helikopter, 103 tank, 72 howitzer, peluncur roket, drone, dan enam sistem pertahanan udara. Dia menjuluki operasi Turki, serangan keempat di Suriah dalam empat tahun, "Operation Spring Shield".

Milisi Suriah menetapkan target untuk artileri di dekat Idlib, Suriah 27 Februari 2020. [REUTERS / Umit Bektas]

Sebagai balasan, tentara Suriah mengatakan mereka menembak jatuh tiga drone Turki dan memperingatkan akan menjatuhkan pesawat apa pun yang menembus ruang udara di barat laut, yang telah dikendalikan selama bertahun-tahun oleh sekutu utama Rusia Presiden Bashar al-Assad Rusia.

Terlepas dari peringatan itu, pesawat-pesawat tempur Turki menjatuhkan dua pesawat tempur Suriah, sementara kantor berita Anadolu milik pemerintah Turki mengatakan militer Turki telah menargetkan dan membuat bandara Nayrab yang terletak di barat Aleppo tidak dapat digunakan.

"Semua upaya kami terutama untuk memastikan gencatan senjata, untuk mencegah migrasi dan menghentikan banjir darah," kata Akar, dikutip dari New York Times.

Meskipun dia mengatakan bahwa unjuk kekuatan tidak ditujukan terhadap Rusia, yang mendukung pemerintahan al-Assad secara militer, Akar juga meminta Rusia untuk bertanggung jawab atas serangan terhadap pasukan Turki.

"Kami tidak bermaksud untuk menghadapi Rusia," katanya. "Satu-satunya tujuan kami di sana adalah menghentikan pembantaian oleh rezim."

"Terus terang: Kami tidak menemukan pernyataan yang dapat diterima dari negara penjamin sebagai, 'Kami tidak bertanggung jawab atas serangan rezim'," kata Akar merujuk pada pernyataan Rusia.

Erdogan akan bertemu dengan Presiden Vladimir Putin pada hari Kamis di Moskow, kata pejabat Turki. Pada hari Minggu, Kremlin memperingatkan bahwa mereka tidak dapat menjamin keamanan pesawat Turki di atas Suriah.

Peningkatan kekuatan Turki terjadi ketika pasukan Presiden al-Assad hampir merebut kembali wilayah yang dikuasai pemberontak Suriah di Provinsi Idlib. 

Serangan itu telah mendorong hampir satu juta penduduk menuju perbatasan Turki dan menyebabkan gelombang pengungsi masif. 

Banyak pengungsi yang tinggal di tenda atau tidur di tempat terbuka di udara yang sangat dingin.

Turki telah mengerahkan sekitar 7.000 tentara ke Idlib pada bulan lalu untuk melindungi pasukan yang dikirimnya berdasarkan perjanjian de-eskalasi yang dibuat dengan Rusia pada 2018. 

Bala bantuan Turki juga dimaksudkan untuk mendukung kelompok pemberontak Suriah yang kalah dari pasukan al-Assad.

Pasukan Turki telah terlibat langsung di garis depan, menembak jatuh setidaknya dua helikopter pemerintah Suriah, dan menjadi ujung tombak serangan balik pekan lalu untuk merebut kembali kota strategis Saraqib di jalan raya utama antara Aleppo dan Damaskus. (**).

#tafch
#suriah
#turkiw



Post a Comment

0 Comments