Konflik Pakistan dan India di Kashmir memanas lagi. Jet tempur Mirage 2000 milik India membombardir kamp pelatihan militan di wilayah Pakistan.
Hal itu disusul dengan duel udara antara Angkatan Udara Pakistan dan India.
Satu MiG-21 Bison milik India ditembak jatuh oleh Pakistan (27/2). Sementara India mengklaim mereka juga menembak jatuh F-16 Pakistan. Hal itu dilaporkan pasukan darat yang melihat pesawat AU Pakistan melayang jatuh.
Perang dalam skala besar pernah terjadi beberapa kali. Tahun 1965 India dan Pakistan terlibat dalam perang Kashmir kedua.
Kedua pihak mengerahkan kekuatan darat dan udara mereka habis-habisan. Ribuan prajurit dari kedua pihak tewas dalam pertempuran di wilayah itu.
Pakistan meminta bantuan Indonesia. Presiden Pakistan Ayub Khan mengutus jenderalnya ke Jakarta untuk menemui Presiden Soekarno.
Awalnya mereka berniat meminjam pesawat pengebom TU-16 KS dan Rudal Kernell milik Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI). Selain Uni Soviet, baru Indonesia yang punya pengebom dengan rudal tersebut.
Kernell bahkan bisa menjebol sebuah kapal induk. Senjata ini memang dulu disiapkan Indonesia untuk menghancurkan Kapal Induk Karel Doorman milik Belanda saat perebutan Irian Barat. Namun urung digunakan.
Marsekal Omar Dhani menolak permintaan itu. Sebagai ganti, dikirim sejumlah MiG-19 Farmer ke Pakistan. Hal ini dituturkan Marsda (Purn) Jahman dan Marsda (Purn) Rusman seperti ditulis Angkasa.
“Saya sendiri yang mengantarkan ke Pakistan, sekalian melatih penerbangnya,” aku Rusman.
Soal pembelian MiG-19 disebut sebagai ulah politik dagang Rusia. Soalnya, sepengetahuan Jahman, Rusia hanya bersedia melepas MiG-21 asalkan MiG-19-nya juga dibeli.
Pesawat itu diakuinya tak terlalu bagus. Karena itu diserahkan ke Pakistan. Menurutnya, masih jauh lebih bagus MiG-21.
“Padahal teknisi sudah menyatakan bagus. Begitu kita hidupkan, selalu ada saja yang tidak benar,” kata Jahman.
MiG-19 walaupun berada di bawah bayang-bayang saudaranya, MiG-15 dan MiG-21, adalah pesawat tempur yang canggih pada masanya. Dalam perang Vietnam kelak, pesawat buatan Rusia ini berkali-kali merontokkan F-4 Phantom Amerika Serikat yang lebih modern.
Bantuan ini sangat berharga bagi Pakistan. Dalam peringatan 50 tahun perang di Kashmir, Pakistan masih mengingat jasa baik di Indonesia.
“Di akhir perang Pakistan menembak jatuh 110 pesawat tempur India. Sementara kami cuma kehilangan 16 pesawat,” klaim AU Pakistan.
Kenapa Indonesia Bantu Pakistan?
Alasan Indonesia membantu Pakistan didasari kondisi geopolitik saat itu. Indonesia di tahun 1964-1965 sedang mengalami konfrontasi dengan Malaysia yang dibantu Inggris dan negara persemakmuran lain, termasuk India.
Selain itu Pakistan memiliki sejarah historis, saat seruan dari pemimpin Muslim India Mohammad Ali Jinnah (saat itu India masih bersatu dengan Pakistan) meminta pasukan Muslim India di Militer Inggris, tidak memerangi rakyat Indonesia.
Seruan itu banyak membuat tentara Muslim membelot dan mendukung pejuang Indonesia.
Tak cuma MiG-19, Indonesia juga berjanji untuk mengirimkan dua kapal selam ke Kepulauan Andaman dan Nikobar. Kepulauan itu adalah wilayah India, namun jaraknya malah lebih dekat ke Indonesia. Dari Sabang, hanya berjarak 150 km.
Saat itu Indonesia memiliki 12 kapal selam. Armada Laut Indonesia adalah salah satu yang paling kuat di Asia. Diharapkan gangguan yang diberikan di Kepulauan terluar India itu bisa mengganggu konsentrasi pasukan India di Kashmir.
Namun belum sempat bantuan dikirim, gencatan senjata India dan Pakistan lebih dulu diteken tanggal 23 September 1965. Tak lama diikuti dengan peristiwa Gerakan 30 September 1965 di Indonesia yang mengubah arah politik Indonesia untuk selamanya.
Di masa itu, kekuatan militer Indonesia sangat ditakuti dunia. Australia dan Belanda saja ogah berhadapan langsung dengan Indonesia, ini membuat India cepat-cepat meneken gencatan senjata dengan Pakistan karena mendengar Indonesia akan membantu Pakistan. (ny/Sumber:eramuslim.com).
#tafch
#pakistan
#indonesia
0 Comments