Makna di balik Ucapan Deno Kamelus "Cuci Dulu Otakmu"

IMPIANNEWS.COM 

Cuci otak adalah sebuah upaya pembentukan ulang tata berpikir, perilaku dan kepercayaan tertentu menjadi sebuah tata nilai baru, praktik ini biasanya merupakan hasil dari tindakan indoktrinasi. 

Dalam psikopolitik diperkenalkan dengan bantuan penggunaan obat-obatan, hipnotis atau bius dan sebagainya. Dan biasanya dipakai oleh orang tidak bertanggungjawab.

Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan bahwa "cuci otak"adalah proses mehilangkan pendapat, keyakinan dan sebagainya yang ada dan menggantinya dengan yang baru secara paksa dengan siksaan psikis dan fisik. Cuci otak berasal dari kata dasar cuci.

Blogger Elly Suryani dalam tulisannya yang berjudul "Kau, Cucilah Otakmu !"

Ia mengajak umat manusia agar selalu  mencuci otak kita sendiri sebelum dicuci oleh orang atau pihak lain dan sebelum mencuci otak orang lain.

" Mari kita tengok pikiran dan keinginan kita. Katanya, pikiran dan keinginan yang tak pernah kita ajak berdialog dengan hati nurani kita akan membuatnya melayang dan tersesat jauh. Ketika seorang manusia merasa pendapat/keyakinannya paling benar dan menganggap pendapat/keyakinan orang/kaum yang lain adalah salah. Lalu, menganggap keinginan kelompoknya harus diwujudkan tanpa mengindahkan keinginan orang/kelompok lain, saat itu juga manusia tersebut sudah mengotori otaknya. Keinginan yang berlebihan akan memacu otak utuk melakukan hal-hal yang menistakan kebenaran. Bahkan menistakan Tuhan dan Agama hingga Tuhanpun menangisi kesesatan manusia. Maka kau yang tersesat, cucilah otakmu " ungkap Elly dalam tulisannya.

Frasa "cuci otak" tak asing lagi kita dengarkan baik itu di dunia maya maupun dunia nyata. Dalam paham pembersihan atau pencucian otak  adalah pemikiran, penghayatan, kesadaran akan nilai yang 
direkayasa dalam upaya sistematik.
Di sini terjadi pengisian intens setengah paksa ide baru, motivasi baru. Pemaksaan bisa menjadi pengkerdilan, membuat secara paksa orang menjadi “manusia khusus” sesuai pesan sponsor.  Hal itu memiskinkan harkat manusia. Sementara, rekayasa yang sehat dapat membuat sebagai “upaya” makin “memanusiakan manusia”.

Frasa cuci otak ini, kini viral diperbincakangkan warga Manggarai. Hal ini terkuak  lantaran pengakuan Maksimus  salah seorang warga Malip, Kecamatan Cibal Barat, Kabupaten Manggarai terhadap ucapan bupati Deno Kamelus.

Aku du hitu usul agu pa Bupati, nggo tae daku ole pa Bupati eme kole ite tong neka koe kole agu wae. Tapi toe manga dian walen le hia, wale de hia ga cuci dulu otakmu, peresmian ini bukan peresmian air tapi peresmian instalasi, sehingga nggo tae daku mungkin tuung kole, do ata saksi du hitu, ritak kole aku,” kata Maksimus dalam bahasa daerah Manggarai dalam acara peresmian Hiba Air Minum bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) 2019. mengutip tulisan yang dilansir Voxntt.com.

Ucapan Deno pun menjadi perbincangan hangat netizen, apalagi di tengah musim politik pemilihan kepala daerah.

Deno Kamelus merupakan Bupati Manggarai sekaligus politisi PAN yang siap bertarung pada Pilkada 2020 mendatang. Dia bukanlah seorang tenaga kesehatan atau dokter yang  mampu mencuci otak pasiennya. Tentunya, pernyataan ketua DPD PAN Manggarai ini sangat kontroversial.

Lantas, apa makna di balik ucapan Deno Kamelus kepada Maksimus "Cuci Dulu Otakmu?

Mari kita minyimak kembali usulan dari Maksimus kepada Bupati Manggarai "pa Bupati eme kole ite tong neka koe kole agu wae" ( kalau pak Bupati pulang jangan pulang dengan air). Ungkapan ini merupakan sebuah metafora bahasa yang mau menjelaskan situasi persoalan yang dialami  warga terkait air minum bersih di daerah itu. Pasalnya, setiap kata dan kalimata memilik makna masing-masing. Dan hal  yang mustahil bagi Bupati Deno Kamelus bisa membawa pulang air yang menjadi milik warga Cibal Barat itu. 

Lalu, jawaban Deno Kamelus terhadap Maksimus " Cuci dulu otakmu, peresmian ini bukan peresmian air tapi peresmian instalasi". Di sini Deno membuka cakarawala berpikir makna dibalik peresmian air minum pada saat itu.

Sebagai seorang Bupati di Manggarai, ia mau mengatakan kepada masyarakat  cara berpikir positif atau penjerniaan dalam berpikir terhadap program Hiba Air Minum. Sehingga hal itu tidak dipolitisir. Tinggalkan pertanyaan titipan atau sponsor.

Sedangkan, di sisi lain Deno adalah politisi PAN. Ia pasti mengetahui banyak hal tentang Ansos (Analisis Situasi Sosial) dan geo politik di wilayah itu. Sehingga ucapan Deno merupakan bagian dari cara menyadarkan warga yang masih terkontaminasi dengan pikiran kotor yang disebabkan kepentingan kandidat tertentu. Mari kita mencuci otak kita sendiri sebelum otak kita dicuci oleh orang lain. Sekian (RK)

Post a Comment

0 Comments