Risky Penderita Syndrome di Kelurahan Talang, Butuh Uluran Tangan Dermawan

IMPIANNEWS.COM
Payakumbuh, --- Mendapat kabar ada salah seorang warganya bernama Muhammad Risky (5) menderita syndrome Lurah Talang Riko Ekaputra, SE didampingi Sekretaris Zikriman, SH langsung turun ke lapangan guna cek dan ricek.

"Ya, mohon maaf sebelumnya. Kita dapat kabar ada warga kita sedang sakit dan butuh biaya besar untuk pengobatan kita langsung turun ke lapangan,"terang Lurah yang akrab disapa Riko, Jumat (25/10/2019)

"warga kita itu seorang Lepas balita bernama  Muhammad Rizky (5) lahir 24 April 2014 anak semata wayang dari Yusril (44 tahun) dan Sesmawati (38) beralamat di Jalan M Syafei, Simpang Empat RT.02/RW.02 Kelurahan Talang. Informasi dari orangtuanya Risky mengalami penyakit Syindrome / lemah semenjak berumur 6 bulan. Walaupun telah berobat di RSU. Dr Achmad Muchtar Bukittinggi. Nanun belum ada kesembuhan. Saban hari hanya terbaring di tempat tidur berlantai tanah tak dapat bicara. Hanya makan dengan nasi yang diblender. Kita juga sedang berupaya mencarikan solusi bersama untuk pengobatan Rizky, termasuk pebgurusan BPJS. Semoga, Allah SWT memberi kesembuhan. Aamiin,"terang Riko didampingi Zikriman.

Adalah orangtua Risky,i Yasrul dengan Sesmawati tinggal disebuah rumah sederhana terbuat dari kayu yang disulap menjadi warung kecil di Perempatan Kelurahan Talang, Kecamatan Payakumbuh Barat, Kota Payakumbuh, Sumatera Barat. 

Takdir Allah tak bisa dibantah manusia, termasuk sepasang suami istri yang telah lama menantikan kehadiran seorang buah hati. Akhirnya pasangan ini dikaruniai Allah seorang putra yang diberi nama Muhammad Riski  yang kini sudah berumur 5 tahun. Kebahagian pasangan ini pun terwujud dengan kehadiran anak mereka.

Namun, Allah Maha Berkehendak, setelah 6 bulan kemudian Risky pun jatuh sakit. Jenis penyakitnya tidak mereka ketahui. Berbagai upaya pengobatan pun telah mereka ikuti dab jalabi demi kesembuhan Risky tersayang.

Kini, kondisi Riski justru makin parah, berat badannya kian turun, nafas sesak dan kaki serta tangan kian mengecil. Pasutri yang tergolong keluarga kurang mampu yang  hidup di rumah kontrakan tersebut terus berharap kesembuhan putra mereka itu.

Jika harus kembali membawa anak mereka untuk menjalani pengobatan, Sesmiwati yang mengaku hidup pas-pasan itu mengaku tidak ada daya, apalagi untuk membayar iuran BPJS, termasuk biaya untuk mendampingi putranya itu selama menjalani pengobatan nantinya.

“ Iya, Riski anak kami lahir dalam keadaan normal, meski tidak menangis saat pertama kali melihat dunia ini. Kini kami hanya bisa pasrah, selain karena tidak ada biaya, juga karena penyakit apa yang diderita putra kami tidak diketahui.” Sebutnya.

Sesmiwati juga menambahkan, dengan kondisi suaminya yang hanya bekerja sebagai pekerja di pabrik Kipang (makanan ringan.red) semakin berat baginya untuk kembali membawa Riski untuk menjalani pengobatan dan perawatan.

Kini, selain terus berharap bagi kesembuhan putra satu-satunya itu, Sesmiwati juga berharap adanya “Tangan Tuhan” yang peduli untuk meringankan beban yang ia derita.(ul)

Post a Comment

0 Comments