Mahyeldi Jadi Khatib di Kampus Politani Payakumbuh Dipadati Mahasiswa.

IMPIANNEWS.COM (Payakumbuh). 

Allah sering memberikan permisalan dengan sesuatu yang ada di sekeliling manusia. Misalnya, iman dan keyakinan dimisalkan Allah seperti pohon yang baik, yaitu akrnya menghunjam ke bumi, cabangnya menjulang ke langit dan pohon itu memberikan buah.

Demikian kutipan khutbah Ustad Mahyeldi Ansharullah saat memimpin salat jumat di Masjid Nurul Falah, Komolek Kampus Politani Payakumbuh, Jumat (11/10/2019).

Walikota Padang yang juga Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah itu mengutip beberapa ayat Al Quran terkait perumpamaan orang beriman. Perumpamaan tersebut diserukan Allah agar manusia memperhatikan lingkungan di sekitar.

“Oleh karenanya, Allah memerintahkan kita untuk memperhatikan alam semesta dan lingkungan di sekitar agar kita memahami permisalan tersebut,“ kata Mahyeldi.

Dikutip dari Surat Ibrahim ayat 24-27, “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit.” kutipnya.

Dilanjutkan ayat berikutnya: “Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.”

Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun.

Lalu pada ayat 27, Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.”

Permisalan yang disebutkan Allah dalam ayat ini adalah kalimat toyyibah (kata-kata yang baik). Sebaik-baik kalimat itu adalah kalimat tauhid; “La ilaha illallah”.

Kalimat yang membedakan antara seorang mukmin dan orang kafir, kalimat yang mengantarkan manusia ke dalam syurga dan menyelamatkan dari api neraka. “Demi kalimat inilah Allah menciptakan dunia, menciptakan manusia serta mengutus para Rasul,” tegas Mahyeldi di hadapan ratusan jamaah yang umumnya mahasiswa dan dosen di kampus pertanian tersebut.

Lebih lanjut Mahyeldi memaparkan, pohon yang kokoh dan baik ini mempunyai tiga ciri khas sebagaimana yang disebutkan Allah di dalam surat tadi. Ciri Pertama: Ashluha Tsabitun (akarnya menghujam ke dalam tanah). Hal ini menjelaskan bahwa seorang mukmin yang mengucapkan kalimat “la ilaha illallah” dengan benar, maka dia akan memiliki keyakinan kuat yang menancap di dalam hati sanubari.

“Dia akan memegang Islam kuat-kuat, dan dia akan pertahankan aqidah tersebut sekuat tenaga sampai akhir hayatnya,” ujar Mahyeldi.

Ciri kedua, kata Mahyeldi, Far’uha Fi as-Sama’ (Cabangnya menjulang ke langit). “Pelajaran yang bisa kita ambil dari ayat ini bahwa seorang mukmin harus mempunyai cita-cita yang tinggi. Apa cita-cita yang tertinggi bagi seorang mukmin? Yaitu menggapai kebahagiaan akhirat. Seorang mukmin akan memandang dunia ini rendah, sedangkan akhirat adalah tinggi. Sehingga, dia merasa mulia dengan Islam ini, dia akan mempunyai semangat yang tinggi setiap saat,”papar politisi yang lebih dikenal sebagai pedakwah tersebut.

Mahyeldi menambahkan, pelajaran lain yang bisa diambil dari ayat di atas bahwa Islam adalah agama yang paling tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi darinya (ya’u wala yu’al alaihi). “Maka, Islam ini tidak boleh dihina oleh siapapun juga, sedangkan umat Islam tidak boleh menjadi umat yang dipimpin,” ulasnya.
Terkahir Mahyeldi membahas ciri ketiga, yaitu thu’ti ukulaha kulla hin (memberi manfaat 

kepada masyarakat setiap saat).
“Orang mukmin harus bisa memberikan manfaat bagi orang lain. Maka dia akan memberikan prioritas pada kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi orang banyak,” tutup Mahyeldi mengakhiri khutbah. (ytd)

Post a Comment

0 Comments