Diskusi mengupas tuntas bahan baku energi terbaru, hal tersebut terungkap dalam diskusi publik media massa dan mahasiswa yang diadakan IWO Sumbar Rabu 9 oktober 2019 disalah satu kafe di kota padang.
Dengan menggandeng mitra diantaranya Pemkab Mentawai dan GM PLN Sumbar, Bambang Dwiyanto, Kepala Bapeda Kepulauan Mentawai Naslindo, Dekan Fak Tehnik dan juga Ketua Masyarakat Kelistrikan Indonesia Insannul Kamil, dan Ketua Bidang Sumber Daya Energi Kelistrikan Kadin Sumbar Jhon.
Saat ini energi fosil dalam pembangkitan tenaga listrik masih sangat dibutuhkan, dan berperan penting di tanah air, namun itu akan berakhir pada masanya karena usia dari bahan tambang tersebut.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, energi baru dan terbarukan sangat dibutuhkan, diantaranya dengan energi bio massa dengan bahan bakul serbuk bambu seperti yang sudah dilakukan salah satu perusahaan didaerah Kepulauan Mentawai.
Naslindo memaparkan, dengan pembangkitan listrik bio massa, 4 efek positif akan didapatkan, daerah menjadi terang, udara menjadi bersih, wisata menjadi bertambah dan ekonomi kerakyatan berkembang. ungkap Naslindo.
Mentawai juga memiliki peluang lain dalam energi terbarukan, diantaranya enrgi ombak dan angin, namun masih memiliki faktor cuaca sebagai kendala. Kita masih memiliki energi lain, namun hal yang memiliki multi fungsi energi terbarukan bio massa, saat ini kita baru bisa menerangi 3 desa, namun besok pasti akan meluas untuk semua daerah, saat ini menunggu apakah ada pengusaha yang mau investasi," ucap Naslindo menentang.
Pernyataan Naslindo juga diperkuat GM PLN Bambang Dwiyanto, dimana gebrakan Kepala Bappeda perlu diacungkan jempol dan harus bisa didukung, agar energi terbarukan bisa meluas keseluruh Indonesia.
Dengan gebrakan yang sudah dilakukan di kepulawan Mentawai ini, bio massanya awal bagai mana semua bisa membuka mata terhadap pengembangan energi terbarukan, termasuk juga energi panas," terang Bambang.
Ditambahkan Insannul Kamil, apa yang dilakukan Naslindo merupakan pelajaran terbaik bagi dunia, dengan pembangkitan bio masa yang bisa menstabipkan udara.
Mungkin kalau hanya bcara penerangan itu hanya efek kecil, yang terbesar manfaatnya adalah stabilisasi udara dengan penanaman bambu dan adanya tujuan wisata baru, sehingga menghidupkan ekonomi kerakyatan, saya berharap Mentawai tidak berhenti sampai disini," terang Nanuk.
Memang semua itu memiliki kendala, namun semua bisa diatasi jika inovasi energi terbarukan, karena kedepan Indonesia akan berbalik menjadi inportir batu bara, maka energi baru terbarukan adalah solusi.
Memang awalnya itu dianggap ide gila, namun setelah dilakukan banyak kalangan terbuka matanya, sehingga target 43ha lahan penanaman bambu bisa tercapai. Berkaitan dengan hal energi terbarukan, Kadin Sumbar siap mendukung, dengan ketentuan regulasi yang jelas, baik perizinan maupun yang lainnya. (Ay)
0 Comments