Pendemo Trump Bakar Bendera AS dalam Parade Militer Hari Kemerdekaan

IMPIANNEWS.COM (WASHINGTON). 

Para demonstran anti-Presiden Donald Trump membakar bendera Amerika Serikat (AS) dalam parade militer untuk merayakan Hari Kemerdekaan Amerika, 4 Juli.

Pembakar bendera itu adalah sekelompok aktivis yang mengenakan kaus "revolusi". Ulah mereka memicu kekacauan di luar Gedung Putih.

Seorang pria yang menggambarkan dirinya sebagai seorang veteran dan mengenakan kemeja "Make America Great Again (MAGA)" meraih bendera yang terbakar dari tanah dan kemudian bergulat dengan kelompok aktivis tersebut.

Demonstran lain menampilkan balon berbentuk bayi Trump yang mirip dengan balon yang diterbangkan di London selama kunjungan kenegaraan Trump ke Inggris beberapa waktu lalu.

 Namun, balon itu gagal mengudara di Washington karena izin belum diberikan untuk mengembangkan balon tersebut dengan helium.

Sebelum aksi pembakaran bendera terjadi, ribuan pendukung yang mengenakan topi MAGA betanda tangan presiden Trump, bersama dengan kelompok lawan yang mempertanyakan biaya parade militer, berjalan menuju ibu kota AS,

 Washington DC, meskipun suhu panas dan sesekali diwarnai hujan.
Tanggal 4 Juli merupakan Hari Kemerdekaan AS. Negara itu merdeka dari Inggris pada 1776.

Parade militer diramaikan dengan manuver jet-jet tempur AS. Trump memuji parade militer yang dia perintahkan setelah terinspirasi dari acara serupa di Prancis.

"Bangsa kita lebih kuat hari ini daripada sebelumnya," katanya kepada kerumunan orang selama pidatonya di National Mall, seperti dikutip Mirror, Jumat (5/7/2019). "Ini yang terkuat sekarang."

"Kami merayakan sejarah kami, orang-orang kami, dan para pahlawan yang dengan bangga mempertahankan bendera kami; pria dan wanita pemberani dari militer Amerika Serikat," kata Trump.

"Selama lebih dari 65 tahun, tidak ada Angkatan Udara musuh yang berhasil membunuh satu tentara Amerika. Karena langit adalah milik Amerika Serikat."

Tapi para lawan demostik Trump tidak terkesan dengan pidato kebanggan tersebut. "Ini menelan biaya jutaan dolar," kata Medea Benjamin, salah satu pendiri kelompok perdamaian yang dipimpin wanita, Code Pink.

"Kami, para pembayar pajak, membayarnya, agar Donald Trump menggunakan militer kami sebagai penyangga. Dan itu tidak benar."