Mengenal Sosok Walikota Payakumbuh, H. Riza Falepi

IMPIANNEWS.COM
Nama kecilnya Riza Falepi, setelah besar diberi gelar Datuak Rajo Ka Ampek Suku di Kenagarian Koto Nan Gadang, Payakumbuh. Penulis mengenalnya, karena memang kebetulan bertetangga dengan rumah yang dihuninya, Rumah Dinas Walikota Payakumbuh yang terletak di Jalan Rasuna Said, Kelurahan Tiakar, Kecamatan Payakumbuh Timur, Kota Payakumbuh.

Di kota yang dipimpinnya ini, beliau memang tidak memiliki rumah, yang ada hanya rumah orang tuanya. Sebuah rumah tua yang ditempati ibundanya dan kerabat lainnya yang terletak di Koto Baru Balai Janggo, Nagari Koto nan Godang, tempat Riza kecil dibesarkan tempat Riza mulai ditempa diusia pendidikan.

Ihwal mengenai Walikota yang tidak memiliki rumah di kota yang dipimpinnya ini, sesungguhnya menjadi hal biasa saja. Lazim bagi seorang pemuda minangkabau untuk pergi merantau, sebagai bukti dengan kesungguhan dan etos kerja yang dimiliki. Bak falsafah minang maimbau “Kayu hutan bukan andaleh, Elok dibuek ka lamari, Tahan hujan barani bapaneh, Baitu urang mancari rasaki”. Begitulah halnya dengan Riza, setamat SMA langsung merantau ke negeri jawa, berkat kesungguhan dan kegigihannya, pada tahun 1989, Riza pun diterima sebagai salah satu mahasiswa di kampus paling bergengsi di negeri ini, Institut Teknologi Bandung (ITB). Di sanalah awal karir dan kesuksesannya bermula.

Sukses menggondol gelar Sarjana teknik elektro, Riza melanjutkan pendidikannya di pasca sarjana ITB dan berhasil meraih gelar Magister tekno ekonomi. Pada tahun 1996, Riza Falepi, S.T, M.T., menikahi Henny Zubir sesama alumni pasca sarjana ITB yang berasal dari Kota Padang. Berasal dari ranah minang, bertemu di perantauan akhirnya memanatpakan langkah Riza dan Henny muda melanjutkan ke jenjang pernikahan. Dari pernikahan ini mereka dikaruniai 3 orang anak; Aisyah Mardhiyah, Muhammad Yusuf Abdurrahman dan Maryam Khairunnisa’. Dua dari tiga anaknya tersebut adalah murid langsung dari penulis saat sekolah di tingkat Sekolah Dasar.

Pasca dilantik sebagai Walikota Payakumbuh pada tanggal 23 September 2012, hingga kini tahun ke-tiga periode ke-dua jabatannya selaku walikota, Riza Falepi memboyong keluarganya untuk ke kampung halamannya dengan satu niat, memberikan pengabdian terbaik untuk kota yang dicintainya. Berat memang, terutama bagi sang istri yang sudah menjadi Dosen tetap di ITB, almamater tempatnya menempuh pendidikan sampai S-3. Namun, demi mengabdi untuk bangsa dan negara serta totalitas penuh atas amanah yang diberikan kepada suami tercinta, akhirnya Dr. Hj. Henny Yusnita Zubir, B.Sc.,M.T., bersedia untuk memberikan kontribusi terbaiknya bagi kota Payakumbuh.

Karena berlatar belakang akademis sains dan engineering jebolan Institut Teknologi Bandung, awal kepemimpinannya di kota Payakumbuh terasa canggung berinteraksi dengan berbagai macam karakter. Mendudukkan visi-misi dalam sebuah pola kerja serta menterjemahkan kepada bawahannya menjadi tantangan tersendiri bagi Riza Falepi sebagai walikota dan istrinya sebagai ketua TP.PKK. Faktanya memang demikian, sebagaimana yang kita tahu sosok teknokrat atau ilmuwan legendaris kebanggaan bangsa Indonesia, Profesor B.J. Habibie, biasanya ide yang keluar dari otaknya yang cerdas itu melampaui kecepatan berfikir orang yang mendengarkannya. Dan tidak jarang kecepatan daya fikir itu tidak terikuti oleh perkataannya dalam mengungkapkan gagasannya tersebut.

Seiring berjalannya waktu, sang walikota pun mulai beradaptasi dalam melakukan pola interaksi bersama seluruh jajarannya di pemerintahan. Wal hasil, ide dan gagasannya di berbagai bidang telah membuahkan hasil yang maksimal bagi Kota Payakumbuh yg dipimpinnya. 

Sebutlah di bidang pemerintahan, Riza Falepi berusaha keras mewujudkan Good Governance. Usahanya untuk membersihkan tata kelola pemerintahan pada awal pemerintahan dan mengedepankan transparansi keuangan, diganjar opini WTP untuk pertama kalinya dalam sejarah Payakumbuh. Sejak itu Payakumbuh selalu mendapatkan opini WTP dari BPK sebanyak 5 kali berturut-turut hingga sekarang. Selain itu, dalam hal evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Payakumbuh mampu meraih predikat BB. Dari seluruh Kabupaten/Kota yang ada di Indonesia, hanya 20 daerah yang bernilai BB termasuk Kota Payakumbuh.

Pada sektor kesehatan, sang walikota mengawali terobosan dengan melakukan revitalisasi pembangunan Puskesmas Lamposi sehingga puskesmas tersebut bisa berdiri megah dan mendapat akreditasi utama dari Kemenkes RI. Pembenahan sarana RSUD Payakumbuh juga dilakukan. Ruang operasi dan rawat inap terus ditambah. Alhasil, Gedung Kemuning 4 lantai RSUD berdiri megah dengan fasilitas dan peralatan operasi terbaik di Sumatera Barat. Terobosan ini juga membuahkan berbagai penghargaan di bidang kesehatan yang dibuktikan dengan penghargaan Payakumbuh sebagai Kota Sehat sebanyak 5 kali berturut-turut. 

Selain Dinas Kesehatan sebagai leading sector, prestasi Kota Sehat juga ditunjang oleh program Rehab Rumah Tak Layak Huni (RTLH) melalui Dinas Perumahan dan Permukiman. Sebanyak 2000 rumah sukses dibedah sehingga Kota Payakumbuh menjadi percontohan nasional dalam program ini. Dalam hal jaminan kesehatan, Riza mampu mewujudkan Universal Health Coverage (UHC) dimana 96,69% masyarakat Payakumbuh telah menjadi peserta BPJS Kesehatan. Capaian itu diganjar penghargaan UHC JKN-KIS oleh Presiden RI.

Pada sektor pertanian, berbagai inovasi terus dilakukan mulai dari peningkatan kapasitas produksi padi hingga diversifikasi kepada budi daya holtikultura. Terbaru, Riza menggagas penerapan teknologi sistem pengawetan pascapanen untuk untuk produk sayuran ataupun holtikultura dengan tujuan alat pengendali inflasi. Sehingga nantinya petani memiliki kebebasan untuk menentukan waktu penjualan produk pertanian dalam menyikapi fluktuasi harga.

Pada bidang olahraga, Riza punya prinsip Payakumbuh hanya menggunakan atlet lokal atau putra daerah dalam berbagai perlombaan seperti Porprov serta ajang lainnya. Menurutnya, percuma prestasi tinggi tapi malah memakai atlet bayaran dari daerah lain. Hal ini tentu sangat berpengaruh dalam proses pembinaan atlet. Kebijakan ini dia dukung dengan kucuran bonus untuk peraih medali emas sebesar Rp 40 juta, perak Rp 11 juta, dan perunggu Rp 9 juta. Atlet Payakumbuh yang notabene putra daerah tadi, menjadi semakin semangat untuk berlatih demi mengejar prestasi.

Pada sektor ekonomi, Riza Falepi berhasil menjadikan Payakumbuh sebagai kota yang memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi di Sumatera Barat. Hal itu bisa terjadi karena Riza menciptakan suasana ekonomi yang kondusif seperti mempermudah perizinan sehingga kantor pelayanan dan perizinan Payakumbuh menjadi terbaik nasional. Dengan itu, Riza mampu mempertahankan idle capacity sehingga pertumbuhan ekonomi naik.

Terakhir, yang tidak kalah penting bagi penulis, walikota yang tegas dan berwibawa ini sangat memiliki perhatian yang besar pada bidang pendidikan dan pembangunan Sumberdaya Manusia. Sewaktu masih berstatus mahasiswa, beliau ikut merintis berdirinya sebuah lembaga bimbingan belajar di Bandung yang berafiliasi dengan Bimbingan Belajar Nurul Fikri. Saat ini, Riza menjadi salah seorang Dewan Pembina Yayasan Raudhatul Jannah, sebuah yayasan pendidikan yang mengelola sekolah Islam terpadu TK, SD, SMP, dan SMA Raudhatul Jannah di kota Payakumbuh. Beliau pun ikut andil dalam mendirikan dan memajukan sekolah berbasis asrama yg terkemuka di Kota Payakumbuh, yakni Insan Cendekia Boarding School Payakumbuh (ICBS Payakumbuh) yang hari ini menjadi sekolah fenomenal yang diminati hingga tingkat nasional.

Kepeduliannya terhadap dunia pendidikan jugalah yang mendorongnya untuk memberikan perhatian khusus bagi dunia pendidikan kota Payakumbuh. Bahkan dalam tiga tahun ini dia bangun beberapa sekolah seperti SMA 5 berpola Boarding School, SMK 4 berbasis IT, SMP 10 dan juga membantu pembangunan sekolah swasta dan beberapa perguruan tinggi di Payakumbuh. Melalui alokasi dana pendidikan di APBD Kota Payakumbuh yang tidak pernah kurang di angka 30% setiap tahunnya. Pendidikan karakter dan mutu pendidikan diperkuat, Sehingga pelajar payakumbuh disegani dalam perlombaan di tingkat Provinsi Sumatera Barat. Tidak hanya, perhatian ke siswa, perhatian ke Guru pun menjadi prioritasnya. Hal ini terbukti dengan diberikannya kembali Anugerah Kawastara Pawitra, penghargaan tertinggi dari Menteri Pendidikan Nasional atas komitmennya mempersiapkakan SDM pendidik dan calon kepala sekolah di kota Payakumbuh.

Dimata keluarga, sebagaimana yang penulis ketahui langsung dari cerita anak-anaknya, Riza adalah sosok yang tegas namun penuh kasih sayang. Di sela-sela kesibukannya sebagai walikota, Riza masih menyempatkan bercerita dan bercengkrama bersama keluarga terkhusus tiga orang anaknya. Meski tidak jarang anak-anaknya dengan terpaksa merelakan kepergian ayah mereka keluar kota disaat akhir pekan tiba. Namun perlahan sang walikota bersama Isteri mulai memahamkan kepada anak-anaknya tentang tugas mulia sang ayah. Apalagi terhadap sang ibunda Hj. Rahmaniar, Riza Falepi adalah sosok putra pengayom bagi anak-anaknya yang lainnya. Riza anak pertama dari 7 bersaudara telah menjadi uda sekaligus ayah bagi adik-adiknya.

Bagi orang yang sekali bertemu dan jarang berinteraksi dengan beliau, barangkali mantan anggota DPD/MPR RI 2009-2012 ini adalah pribadi yang terlihat menjaga jarak. Padahal sebenarnya, kalau sudah kenal dan memahaminya sebenarnya sosok Riza adalah orang yang akrab dalam bergaul. Baginya tak ada batas ketika sebelum menjabat dengan setelah menjabat. Semua orang punya hak yang sama untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan beliau. Kalaupun secara pola komunikasi terkasan tegas, namun itu tidak luput dari latar belakang pendidikan dan pengalaman beliau yang teknokrat. Berdiri teguh pada satu kepastian tanpa ada retorika yang berbelit-belit dalam pola komunikasinya.

Kini, 2 Periode perjalanan kepemimpinannya di Payakumbuh telah memberikan bukti nyata atas pengabdiannya kepada kampung halaman tercinta. Ditinggalkannya hingar-bingar kehidupan kota besar di jawa untuk balik ke kota kelahirannya. Dilepaskannya jabatan bergengsi sebagai anggota DPD/MPR RI untuk mengemban amanah sebagai Walikota Payakumbuh. Banyak yang mengacungkan jempol atas keberaniannya melepaskan jabatan di level nasional tersebut hanya untuk memimpin sebuah kota kecil yang berpenduduk sekitar 130 Ribu jiwa ini. Hasilnya, masyarakat Payakumbuh sudah pasti bisa merasakannya.

Beberapa waktu belakangan penulis mulai mendengar dan membaca, banyaknya permintaan tokoh dan warga masyarakat di Sumatera Barat untuk menjadikannya Gubernur di provinsi yang berpenduduk 5,48 Juta Jiwa ini. Menggantikan rekan se-partainya Prof. Dr. H. Irwan Prayitno, M.Sc.,Psi. yang telah terlebih dahulu sukses memimpin daerah ini selama 2 periode.

Akankah Bapak H. Riza Falepi, S.T.,M.T Dt. Rajo Ka ampek Suku, ini mampu menjawab tantangan itu?

Semoga Allah senantiasa membimbing dan menjaga niatnya untuk tetap berkontribusi bagi masyarakat dan daerahnya...

Penulis : Edi Rusydi ( Kepala Sekolah SMP Swasta di Kota Payakumbuh).