70 Warga Lareh Sago Halaban Ikuti Pelatihan Sulaman Suji Cair


IMPIANNEWS.COM (Limapuluh Kota).

 Bupati Limapuluh Kota diwakili Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Fitma Indrayani, SH memasangkan tanda peserta Diklat 3 in1 pembuatan hiasan busana dengan alat jahit tangan (Sulaman Suji Cair)
iSebanyak 70 orang warga di sejumlah nagari di Kecamatan Lareh Sago Halaban Kabupaten Limapuluh Kota mendapatkan pelatihan pembuatan hiasan busana dengan alat jahit tangan (Sulaman Suji Cair).
Bupati Limapuluh Kota diwakili Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Fitma Indrayani, SH dalam sambutannya ketika membuka Diklat 3 in1 pembuatan hiasan busana dengan alat jahit tangan (Sulaman Suji Cair) itu di Tigo Nagari Kecamatan Lareh Sago Halaban di Kenagarian Tanjung Gadang mengatakan, industri merupakan salahsatu sektor yang sangat penting di Kabupaten Limapuluh Kota.
“Kita sangat gembira dengan adanya pelatihan ini. Sebab, bagi daerah kita industri ini merupakan salahsatu sektor yang sangat penting, baik dari sisi investasi, penyerapan tenaga kerja maupun dari sisi nilai produksi,” ungkap Fitma.
Fitma berharap, pelatihan  itu benar-benar mampu meningkatnya pengetahuan dan keterampilan warga di bidang kerajinan. Selain itu dengan meningkatkan sumberdaya manusia para perajin ini ke depannya diharapkan kerajinan seperti Tenunan Halaban misalnya tidak lagi diupahkan kepada pengrajin luar daerah.
Dikatakan, data tahun 2017 jumlah unit usaha industri di daerah ini sebanyak 8.278 unit dengan penyerapan tenaga kerja berkisar 28.499 orang. Investasi dalam industri ini diperkirakan mencapai Rp681 milyar lebih.
“Industri yang ada tersebut masih tergolong pada industri kecil dan menengah. Jenis usahanya antara lain pengolahan hasil seperti aneka makanan ringan dan pangan, pengolahan hasil peternakan misalnya berbagai macam rendang serta industri tekstil seperti bordir, sulaman dan tenunan,” papar Fitma.
Khusus tenun, lanjut Fitma, setidaknya ada dua wilayah sentra yang masingt-masingnya Tenun Kubang di Nagari Kubang Kecamatan Guguak dan tenun Halaban yang berpusat di Nagari Halaban dean Nagari Ampalu Kecamatan Lareh Sago Halaban.
“Kedua tenunan ini berbeda, kalau kerajinan tenun Kubang memakai Alat Tenun Bukan  Mesin (ATBM) dengan menghasilkan pakaian harian, sedangkan tenun Halaban memakai alat gedokan dengan produksi utamanya berupa kain songket,” jelas Fitma.
Diakui Fitman, khusus Songket Halaban hingga kini masih menghadapi sejumlah tantangan seperti terbatasnya pasar dan masih kurangnya disain produk yang dihasilkan. Selain itu masih adanya proses tenun yang belum bisa dikerjakan sendiri oleh perajinan seperti pembuatan sulaman pada produk tenunan tersebut.
“Kita berharap berbagai permasalahn itu bisa terjawab pada` pelatihan  ini, Dari pelatihan ini hendaknya para peserta meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya. Dengan begitu peserta akan bisa meningkatkan desain dan mutu produknya,” tutur Fitma sembari mengatakan, semua itu nantinya akan bermuara adanya peningkatan produksi dan pendapatan.
Lebih jauh Fitma meminta kepada para peserta agar setelah selesai pelatihan ini tidak berhenti begitu saja, melainkan diharapkan melanjutkan usahanya hingga lebih maju lagi.
“Harapan kita, semoga setelah mengikuti pelatihan ini setiap peserta menjadi perajin mandiri dan menghasilkan produk yang siap,:” tuntas Firma.
Sebelumnya perwakilan dari Balai Diklat Industri (BDI) Padang Kementerian Perindustrian RI   Ir. Hayati, MM dalam sambutannya senada menyebut pelatihan itu bertujuan untuk meningkatnya pengetahuan dan keterampilan para peserta di bidang kerajinan, serta buat meningkatkan sumberdaya manusia para perajin.
Dijelaskan, pelatihan yang diikuti 70 orang peserta ini dilaksanakan selama 18 hari mulai dari tanggal 4 Juli sampai 24 Juli bertempat di Kenagarian Tanjung Gadang Kecamatan Lareh Sago Halaban di Kenagarian Tanjung Gadang.(rel/ul)