Unik, Ratusan Perempuan di Buton Buka Ajang Cari Jodoh untuk Rayakan Hari Lebaran

IMPIANNEWS.COM  – Biasanya saat merayakan Hari Raya Idul Fitri, kita banyak menghabiskan dengan keluarga atau kerabat.

Tradisi berkumpul bersama keluarga ini pun sudah menjadi tradisi khas di Indonesia sedari zaman dahulu kala.
Namun, di Buton Tengah, Sulawesi Tenggara, perayaan Idul Fitri ini menjadi ajang untuk para perempuan desa mencari jodoh lo.

Melansir dari Kompas.com (5/06) ketika Idul Fitri berlangsung, ratusan perempuan muda dengan menggunakan pakaian adat duduk memanjang hingga sepanjang seratus meter.

Di depan perempuan tersebut terdapat sebuah baskom besar yang di dalamnya terdapat lilin.

Ratusan lelaki baik tua maupun muda berjalan mengelilingi perempuan muda tersebut sambil melempar kacang ke dalam baskom depan para perempuan muda tersebut.

Jangan heran, kegiatan tersebut merupakan tradisi kamomose atau tradisi mencari jodoh yang dilakukan masyarakat Kecamatan Lakudo, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara.

"Kamumose ini sebagai ajang untuk mencari jodoh. Biasanya di dalam ajang ini kalau didapat seorang wanita, maka si lelaki memberitahukan kepada orangtuanya telah menemukan wanita yang disukainya," kata seorang tokoh masyarakat Kecamatan Lakudo, Adam, Rabu (20/06) malam.

Tradisi mencari jodoh tersebut telah ada sejak lama dan biasanya dilaksanakan usai Idul Fitri dan Idul Adha.

Terlihat ratusan pemuda ikut memeriahkan tradisi mencari jodoh tersebut dengan membeli kacang di sekitar lokasi ajang tradisi kamomose.

Usai membeli kacang, para pemuda kemudian berjalan mengeliling perempuan muda yang telah mengenakan pakaian adat buton sambil melempar kacang ke dalam baskom.

Selain kacang, terdapat pula benda lainnya seperti uang, minuman ringan, snack, dan lainnya.

"Kalau yang dilempar kacang (maka) itu umum, tapi kalau dilempar itu minuman, atau diberikan uang, berarti lelaki itu punya maksud terhadap wanita muda tersebut," ujar Adam.

Seorang warga Lakudo, Hasirudin, mengaku sudah sering mengikuti tradisi kamumose namun belum menemukan jodoh yang tepat.

"Sudah sering kali ikut (tradisi kamomose) karena di kampung sendiri. Sampai sekarang belum juga menemukan (jodoh) yang tepat," ucap Hasirudin.(*)