Rudal dari Yaman Hantam Bandara Saudi, Lukai 26 Orang



IMPIANNEWS.COM (RIYADH). 

 Sedikitnya 26 warga sipil terluka dalam serangan rudal oleh kelompok Houthi Yaman ke bandara di barat daya Arab Saudi. Media pemerintah Saudi mengutip juru bicara militer melaporkan bahwa tiga perempuan dan dua anak-anak turut menjadi korban dalam serangan tersebut.

Sumber pemberontak Houthi sebelumnya mengklaim bahwa serangan tersebut menghantam bandara "dengan presisi". Demikian diwartakan BBC.

Kantor berita Saudi Press Agency mengutip Juru Bicara Militer Koalisi, Kolonel Turki al-Maliki melaporkan bahwa rudal yang ditembakkan oleh Houthi mengenai ruang kedatangan di Bandara Internasional Abha pada Rabu pukul 02:21 waktu setempat.

Tiga perempuan; seorang warga Yaman, seorang India dan seorang warga Saudi; serta dua anak warga Saudi termasuk di antara mereka yang terluka.

Delapan orang dibawa ke rumah sakit setelah menderita cedera sedang, sementara 18 lainnya dirawat di tempat kejadian karena cedera ringan.

Kolonel Maliki mengatakan serangan terhadap bandara sipil, yang berjarak sekira 200 km di utara perbatasan dengan Yaman, merupakan pelanggaran serius hukum kemanusiaan internasional dan bahwa mungkin merupakan sebuah kejahatan perang.

Dia menambahkan bahwa saat ini penyelidikan sedang dilakukan untuk mengidentifikasi jenis rudal yang terlibat. Televisi Al-Masirah yang dikelola Houthi mengutip sumber pemberontak yang mengatakan rudal itu adalah rudal jelajah.

"Sistem AS terbaru tidak dapat menghentikan rudal tersebut. Serangan ini menghantam musuh dengan kepanikan dan ketakutan dan menyebabkan kekacauan besar di barisan mereka," tambah sumber itu.

Al-Masirah mengatakan ini adalah kedua kalinya Houthi menembakkan rudal jelajah. Yang pertama dilaporkan menargetkan pembangkit listrik tenaga nuklir di Abu Dhabi, di Uni Emirat Arab, pada Desember 2017.

Arab Saudi memimpin koalisi negara-negara Arab yang mendukung pemerintah Yaman dalam perang melawan Houthi yang telah berlangsung selama empat tahun.

Konflik yang bermula setelah kelompok Houthi merebut kendali sebagian besar wilayah Yaman dari Pemerintah Presiden Abd Rabo Mansour Hadi pada 2015 itu telah menyebabkan negara itu jatuh dalam kekacauan dan kehancuran.