Ini Kata Cak Nun, Apa yang Akan Terjadi di Jakarta Setelah KPU Umumkan Hasil Pilpres 2019 di 22 Mei?

IMPIANNEWS.COM  - Pendakwah Emha Ainun Najib atau Cak Nun memberikan komentar terkait hasil pemilihan presiden (pilpres) 2019.

Hal itu dikatakan Cak Nun saat mengunjungi Jepara yang turut diunggah oleh channel YouTube Ariblothong Kiaikanjeng, Jumat (26/4/2019).

Mulanya, Cak Nun tampak akan mengakhiri ceramahnya, lalu ia bercerita soal pengalamannya yang didatangi oleh 7 polisi dari Mabes Polri.

Di atas panggung, ada pula Kapolres yang turut hadir bersama dengan Cak Nun.

"Pak Kapolres kemarin saya diliburkan sehari oleh menejemen setelah 7 hari kita keliling Jawa Tengah kemarin, sekarang keliling lagi karena saya dijadwal 7 orang tamu dari Mabes Polri," ujar Cak Nun.

Cak Nun lalu membeberkan soal apa yang dibicarakan dalam pertemuan mereka.

"Mereka mencoba menggali pengetahuan bagaimana keadaan rakyat kita dengan Pilpres ini ada potensi untuk bertentangan apa tidak," tutur Cak Nun.

Setelahnya, Cak Nun lalu berkata bahwa apapun yang terjadi pada Pilpres dan di Jakarta tidak akan berpengaruh untuk kota-kota kecil.
"Jadi malam ini kita pastikan apa yang terjadi di Jakarta saya mohon dengan sangat Jepara tidak ikut bergolak," ujarnya.

"Kita pastikan kita tidak ikut bertengkar, kita tidak ikut bentrok, kita tidak ikut apapun karena kita rakyat kecil di daerah kita tahunya menjaga keutuhan Republik Indonesia."

Setelahnya Cak Nun mengatakan soal apa yang terjadi di Jakarta sudah jelas soal pemenang Pilpres.

"Hal-hal mengenai yang akan terjadi di Jakarta sudah jelas sebenarnya siapa pemenangnya tetapi saya ingin mengatakan pada Anda, apa yang terjadi di Jakarta akan tergantung pada beberapa hal."

"Satu perdamaian dan persatuan itu persyarati oleh kejujuran dan keadilan, kalau terjadi ketidakadilan dan ketidakjujuran maka tidak fair kalau meminta perdamaian, karena syaratnya perdamaian adalah tidak ada yang dilukai, tidak ada yang dicurangi dan tidak ada yang ditidakjujuri satu."

Selain itu, ada pula pemenang Pilpres juga tergantung pada mantan Presiden Megawati yang juga Ketua Umum PDIP.

"Kalau secara praktis saya juga ingin mengatakan ini juga tidak jadi masalah apa-apa. Apa yang akan terjadi di Jakarta nanti setelah tanggal 22 Mei pengumuman resmi dari KPU tergantung salah satunya adalah tergantung sikapnya Ibu Megawati (Soekarnoputri) terhadap Jokowi (Joko Widodo)."

Namun, Cak Nun tak menjelaskan secara rinci maksudnya mengatakan hal tersebut.

"Ini monggo diterjemahkan macem-macem sak karepmu tapi pokoke Jeporo aman."

"Saya kemarin dengan Kiai Kanjeng ke Temanggung kita pastikan aman karena di Temanggung ada semua dari tentara, polisi, masyarakat sipil, kita sepakat tidak ikut ramai, tidak ikut apapun karena sudah ada mekanismenya sudah ada hukum, sudah ada konstitusi, dan sudah ada akhlak di antara yang bersaing di Jakarta, kita tidak usah ikut-ikut," tuturnya.

Sebelum berlangsung Pilpres, Cak Nun juga pernah berpesan untuk kedua calon presiden (capres).

Pesan itu dikemukakan Cak Nun melalui program Fakta di tvOne, Senin (15/4/2019),

Mulanya pembawa acara meminta pesan kepada Cak Nun dalam menghadapi masa tenang menjelang hari pencoblosan tiba.

Cak Nun menjelaskan bahwa masih banyak yang belum dewasa dalam berdemokrasi lantaran ia menilai perpecahan lebih tampak daripada persatuan.

Dirinya lantas berpesan dalam menghadapi pemilu nantinya masyarakat lebih memikirkan tentang kesatuan Indonesia.

"Kita lebih tampak perpecahannya daripada persatuannya, lebih tampak pecah belahnya dari pada keutuhannya, sehingga satu-satunya jalan kita berpikir yaitu Indonesia," ujar Cak Nun.

"Jadi mohon siapa saja yang ke TPS berpikirnya Indonesia dan memilih siapa pun dengan maksud, niat dan doa untuk Indonesia."

"Jadi mudah-mudahan siapa pun yang baik untuk Indonesia itu yang dimenangkan oleh Tuhan dan oleh kita semua," sambungnya.

Selain itu, Cak Nun juga menyampaikan pesan kepada Jokowi dan Prabowo beserta seluruh jajarannya untuk tidak memikirkan soal menang dan kalah dalam Pilpres 2019.

Namun, Cak Nun meminta supaya kedua capres tersebut lebih memikirkan tentang masa depan rakyat.

"Mohon Pak Jokowi, Pak Prabowo, dan semua timnya juga berpikirnya itu Indonesia, bukan berpikir menang kalah dia, bukan berpikir kelompoknya, tapi berpikir seluruh rakyat Indonesia," papar Cak Nun.

"Satu-satunya jalan cuma itu, dan itu kan cuma beberapa hari kan," imbuhnya.

Kembali lagi, Cak Nun menegaskan bahwa seluruh partai politik (parpol) diharapkan untuk tidak memikirkan parpol masing-masing.

Melainkan, untuk lebih memikirkan tentang perbaikan bangsa.
Menurutnya, hal itulah yang bisa mendukung proses demokrasi supaya lebih matang.

"Kita berpikir Indonesia, syukur setelah itu kita dikasih jalan oleh Tuhan dan oleh diskusi kita bersama untuk menemukan sebenarnya parpol Indonesia begini, bukan parpol PDIP yang untuk PDIP tapi PDIP bukan Indonesia, bukan Gerindra yang Gerindra tapi Gerindra yang Indonesia."

"Mudah-mudahan besok ketemu," lanjutnya.

"Kalau besok ketemu maka semua institusi politik, semua lembaga-lembaga sosial apa pun yang mendukung proses demokrasi ini bisa lebih matang, lebih dewasa karena sekarang kita belum dewasa secara politik," tandasnya.

(TribunWow.com/Tiffany Marantika)