Moeldoko : PAN Kemungkinan Koalisi ke-Jokowi, Politik Itu Dinamis


Meoldoko awalnya dimintai tanggapan soal kemungkinan PAN berkoalisi dengan parpol pendukung Jokowi seusai perbincangan Ketum PAN Zulkifli Hasan dengan Jokowi di Istana 
IMPIANNEWS.COM (Jakarta). 

Ketua Harian Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin, Moeldoko, menilai Partai Amanat Nasional (PAN) sangat mungkin kembali berkoalisi dengan parpol pendukung Jokowi. Menurutnya, politik itu dinamis dan tidak ada yang stagnan.

Meoldoko awalnya dimintai tanggapan soal kemungkinan PAN berkoalisi dengan parpol pendukung Jokowi seusai perbincangan Ketum PAN Zulkifli Hasan dengan Jokowi di Istana beberapa waktu lalu. Moeldoko menyebut pertemuan antara Zulkifli dan Jokowi baru pada tahap silaturahmi.

"Ya itu kan (pertemuan Jokowi dengan Zulkifli) baru tahapan silaturahim," kata Moeldoko di kantornya, Jalan Veteran III, Jakarta Pusat, Jumat (26/4/2019).

Moeldoko mengungkapkan pertemuan tersebut baru tahapan pertama. Menurutnya, publik dipersilakan mengamati kelanjutan pertemuan tersebut. Dia pun menyebut sangat mungkin PAM berkoalisi dengan parpol koalisi Jokowi.

"Kemungkinan ya bisa, sangat mungkin (PAN berkoalisi dengan parpol Jokowi)," ujarnya.

Terkait kemungkinan bertambahnya parpol koalisi pendukung Jokowi, Moeldoko mengatakan kemungkinannya sangat dinamis. "Namanya politik, tidak ada yang stagnan," tuturnya.

Dijelaskan Moeldoko, seluruh pemerintahan di dunia menginginkan sebuah pemerintahan yang stabil dan kuat. Termasuk kemungkinan kursi di parlemen diisi oleh parpol koalisi pendukung Jokowi.

"Pemerintahan yang kuat itu sangat didukung oleh lembaga-lembaga lain. Dengan kekuatan yang ada sekarang, bisa saja politik bersifat dinamis. Bisa saja 60 persen, bisa 70 persen, bisa 80 persen (kursi parpol pendukung Jokowi di parlemen). Kan begitu," jelasnya.

Namun pemerintah menginginkan roda pemerintahan dapat berjalan seimbang. Untuk itu, diperlukan adanya oposisi pemerintah.

"Karena kalau nggak (ada oposisi), kurang bagus. Tetapi juga diperlukan kekuatan yang lebih dominan. Karena untuk mengelola sebuah kebijakan itu, perlu sebuah dukungan politik yang kuat," paparnya.

Sebelumnya diberitakan, Waketum PAN Bara Hasibuan membicarakan kemungkinan PAN merapat ke Jokowi. Dia lalu berbicara soal reposisi.

"Yang jelas, kita kan akan melihat posisi kita lagi. Kan pemilihan presiden sudah selesai, ya jadi kita lihat nanti ke depannya gimana," ujar Bara.


(nvl/gbr)